Kutukan Akik Biru (Kelompok 2 \u0026 1, #7) by Dwianto Setyawan


Kutukan Akik Biru (Kelompok 2 \u0026 1, #7)
Title : Kutukan Akik Biru (Kelompok 2 \u0026 1, #7)
Author :
Rating :
ISBN : -
Language : Indonesian
Format Type : Paperback
Number of Pages : 152
Publication : First published June 1, 1985

Kakek Wiro mewariskan sebuah batu akik kepada Nenek Katin.
Konon menurut cerita, akik biru yang disebut aquamarine itu mengandung kutukan. Barang siapa menyimpannya -- akan diganggu arwah yang punya hubungan dengan batu akik itu!

Lalu, apakah karena itu, kemudian Nenek mendengar ratapan yang memilukan dari bawah jendela? Dan kemudian lagi -- malam-malam didatangi arwah?

Yan, Dede, dan Ira yang harus menyingkapkan tabir misterinya.
Dan tugas kali ini sungguh merupakan tugas yang berat. Sebab, perkaranya demikian rumit, pelik, serta amat membingungkan!


Kutukan Akik Biru (Kelompok 2 \u0026 1, #7) Reviews


  • Wirotomo Nofamilyname

    Cerita yang menyenangkan, cukup sederhana karena targetnya jelas anak-anak, tapi tidak terlalu menyederhanakan sehingga gampang dipecahkan kasusnya. Disamping itu di buku ini, penampilan pelajaran moral tidak terlalu kentara seperti cerita anak lainnya. Jadi tidak terlalu menggurui.

    Hampir saja saya beri bintang lima, jika bukan karena hal-hal di bawah ini:

    1. Karena saya sudah membaca 6 cerita lain di seri ini, maka saya terganggu sekali dengan sebutan "punya bakat jadi jangkung" untuk Dede, dan "yang rambutnya dikepang" untuk Ira, di hampir semua judul yang sudah saya baca, termasuk buku ini. Please... apakah nggak ada ciri lain yang bisa disebutkan.

    2. Nenek dari Puri (teman Kelompok 2&1) disebut sebagai Nenek Katin, dengan nama lengkap R.A. Sukatin. Seperti kita ketahui R.A. adalah singkatan dari Raden Ajeng, gelar bangsawan untuk wanita yang belum menikah. Jika sudah menikah harusnya disebut Raden Ayu, disingkat R.Ay.
    Jadi gelar ini salah. Penulis kurang melakukan studi atas hal ini.
    Tentu pertanyaan berikutnya adalah mengapa R.A. Kartini yang sudah menikah, tetap disebut R.A.? Kartini memang sudah berhak atas R.Ay., dan memang itulah gelarnya saat Beliau meninggal. Pemerintah lah yang memutuskan menggunakan R.A. di depan nama Kartini saat menjadikannya pahlawan nasional, mungkin dengan pertimbangan bahwa perjuangan Beliau yang utama adalah saat Beliau masih gadis.

    3. di halaman 17 tertulis: "Pak Dul berkepala gundul. Ia seorang tunawicara. Namun demikian, sekalipun cacat, kentara bahwa ia seorang yang periang. SIFAT INI TERCERMIN PADA MUKANYA YANG BULAT". Jadi kalau anda periang maka bentuk muka anda pastilah bulat. Begitu???
    Mengapa tidak: "SIFAT INI TERCERMIN PADA RAUT MUKANYA YANG SELALU TERLIHAT CERIA". Pertama, apakah penting dijelaskan bentuk mukanya yg bulat? Kedua, Bulat adalah bentuk kepala (tiga dimensi) sedang muka mestinya bundar (dua dimensi). IMSO. :-)

    Tapi di luar 3 hal itu, saya sangat suka buku ini, dan sangat puas setelah membacanya. Ah tapi itu mungkin karena saya membaca seri Kelompok 2&1 ini lebih karena ingin bernostalgia, sehingga perasaan puas muncul dengan mudahnya.

    Saya sudah punya semua (yang saya tahu) judul di seri ini yang jumlahnya 9, sudah membaca 7, tinggal 2 buku lagi jadinya yang perlu dibaca. Setelah itu, bisa saya wariskan ke Laras, anak saya. Buku anak-anak seperti ini yang harusnya dia baca nantinya, cukup menegangkan dan tidak terlalu menggurui. :-)

  • Truly


    http://trulyrudiono.blogspot.com/2014...

    Ceritanya tentang tiga orang sahabat yaitu Ira, dan kakaknya Yan lalu seorang sahabat mereka Dede. Yan dan Ira merupakan anak seorang dosen, tak heran jika mereka berdua diharapkan menjadi anak yang pandai mengingat saat itu citra dosen sangat identik dengan kepandaian. Sang ibu digambarkan sebagai seorang ibu rumah tangga yang cakap dan handal mengurus rumah tangga dan sangat memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak-anaknya.

    Mungkin ada pertanyaan bagaimana saya bisa tahu? Karena pada salah satu buku ada adegan yang menceritakan bagaimana sang ibu sedang sibuk memotong bahan baju untuk blues Ira. Memang buku ini terbit tahun 1985, tapi meski begitu pada saat itu bisa dibilang tidak banyak ibu yang meluangkan waktu untuk menjahit sendiri pakaian anaknya.

    Sementara sahabat mereka, Dede merupakan anak tunggal sepasang pengusaha kaya yang sukses. Keduanya memiliki kesibukan segudang sehingga sangat sedikit waktu yang tersisi bagi anak. Keduanya memang memberikan banyak limpahan materi bagi Dede tapi sedikit waktu. Bukannya tidak menyayangi Dede tapi bagi keduanya apa yang dikerjakan sekarang merupakan bekal bagi kehidupan Dede Kelak.



    ------------
    -------
    ----