Title | : | Relatos Lumbung |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | 841620585X |
ISBN-10 | : | 9788416205851 |
Language | : | Spanish; Castilian |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 200 |
Publication | : | First published June 15, 2022 |
La lectura se hace física, se palpan los olores y las texturas, los personajes nos acompañan, las frases nos sacuden. La cooperación entre chamanes y tigresas ante la explotación capitalista; la coordinación casi instintiva entre adolescentes ávidos de comprender su entorno; bailes, música, ritos atávicos y camaradería para construir identidades; el trabajo común en el campo, en las raíces y en la memoria; un futuro que basa su sociedad en lo colectivo; gritos ante el racismo y la discriminación y empoderamiento generacional, y, por último, un epílogo sobre el resurgimiento de los bienes comunes. Las palabras movilizan lo común, la ficción teje las redes.
Llevamos al extremo la noción colectiva del libro publicando distintas ediciones por editoriales independientes de diferentes territorios, bajo la noción de cooperación y contagio y en el marco de documenta fifteen. El binomio escritura-comunidad debería involucrar tanto la producción como la distribución y este libro interviene y transforma estos modos de hacer. Necesitamos narrativas plurales y diversas para curar las heridas actuales que tienen sus raíces especialmente en el colonialismo, el capitalismo o las estructuras patriarcales.
Además de esta edición, este libro se publica simultáneamente en diferentes lugares del mundo en siete idiomas por las siguientes editoriales: Marjin Kiri, Txalaparta Argitaletxea, Dublinense, Al-Mutawassit, Almadía, Cassava Republic Press y Hatje Cantz.
Relatos Lumbung Reviews
-
lumbung/lum·bung/ n: tempat menyimpan hasil pertanian (umumnya padi), berbentuk rumah panggung dan berdinding anyaman bambu; rangkiang;
-- desa tempat menyimpan berbagai hasil usaha desa;
-- pangan tempat atau bangunan untuk menyimpan padi atau bahan makanan lain untuk menghadapi masa paceklik
Lumbung, dalam buku ini, merupakan perlambang gotong-royong dan kebersamaan (duh sangat PPKn sekali). Cerita-cerita Lumbung memuat cerita-cerita pendek dan esai dari 7 penulis dari negara berbeda dengan cerita khas mereka sendiri tentang 'lumbung': bertema gotong-royong dan kebersamaan yang bisa dibilang sudah terlupakan bahkan mungkin punah (dalam tulisan Yasnaya Elena Aguilar Gil, konsep lumbung atau tequio dalam bahasa Meksiko baru bisa berjalan lagi setelah terjadi bencana iklim yang memusnahkan sebagian besar umat manusia).
Pada masa Operasi Militer Aceh, seorang dukun sekaligus pawang harimau bernama Leman diburu oleh Kopassus karena sederhana saja, ia kerap membagikan salep buatannya yang manjur mengobati luka tembak dan nyeri kepada para gerilyawan pemberontak. Kesulitan menangkap Leman, Kopassus menyandera seekor harimau betina, Baiduri, yang dicurigai peliharaan sang pawang. Mereka juga menangkap sekelompok penggergaji kayu untuk memastikan apakah benar Baiduri adalah harimau milik Leman. Satu per satu, para penggergaji ini dilempar ke kandang Baiduri untuk melihat apakah sang harimau mengenali mereka. Namun mereka semua berakhir di perut sang harimau betina hingga dari kelompok penggergaji kayu itu tinggal tersisa Syahdi.
Kehidupan Syahdi yang tinggal bersama kelompok penggergaji Abu Neh menyiratkan kisah lain: eksploitasi Hutan Maja oleh pemerintah Indonesia (dan raksasa kapitalis di belakangnya?). Suatu hari tiba-tiba saja di tengah hutan dibangun stasiun radio dan panglong, kilang pengolahan kayu, besar, gelondongan kayu yang tak habis-habis dihanyutkan di sungai, dan aktivitas Abu Neh dan rekan-rekannya sesama penggergaji kayu menjadi ilegal.
Namun tak semua kisah dalam buku ini sekelam kisah Syahdi dan Baiduri sang harimau betina. Rerumputan Kering dan Hijau karya Nesrine Khoury, penulis dari Suriah, bercerita tentang panen zaitun di kebun kakeknya. Panen ini lebih merupakan perayaan dan pesta syukuran karena melibatkan hampir semua penduduk desa, dan semuanya akan mendapatkan hasil panen yang sesuai dengan kerja keras mereka. Cerita lain yang juga memikat datang dari Meksiko, karya Yesnaya Elena Aguilar Gil, tentang seorang ilmuwan riset yang mendapat penemuan tentang masyarakat Igra Utara, kelompok masyarakat yang mempertahankan konsep hidup timbal-balik (tequio) di tengah-tengah kapitalisme yang mendorong umat manusia menuju jurang kehancuran mereka.
Dari cerita-cerita ini aku mendapatkan gambaran unik tentang kelangkaan konsep lumbung dan merajalelanya kapitalisme dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Kumpulan karya berharga yang sangat menggugah. -
Un conjunto de relatos muy interesante que te lleva de un extremo a otro del (sur político) del globo en un paseo por distintas formas de hacer comunidad, de convivir y de construir en común, traídas a un presente en el que la propia idea de la práctica comunitaria es un acto casi revolucionario. Más que un conjunto de relatos es en cierto modo una lista de recetas. Una semilla. El relato que más me ha resonado es "A la sombra de Ícaro", probablemente por ser la experiencia más cercana a la propia. El estilo y la historia de Uxue Alberdi atrapan desde la primera línea hasta la última, y bajan de lo idílico a lo humano el sentido de comunidad, sin por ello quitarle lo bello. Un espacio donde nadie te conoce pero te sientes segura. Seco y verdé, de Nesrine Khoury, también me ha encantado. Su trabajo de los sentidos y de la guerra, cpmo una frase única que da sombra a todo el relato.
Es un libro que cogí sin referencias, porque me seducía la propuesta (un relato sobre colectividades), y con el que he quedado gratamente sorprendida. Recomiendo su lectura no solo por lo entretenido de sus historias (que también), o lo original del estilo de algunos relatos, sino porque es uno de esos libros que te interpelan y te hacen ver tu propio entorno desde una óptica diferente. -
crec que tenia expectatives altes i no les he sentit satisfetes. la idea super chula, les editorials siper chachis, pero els relats en si nhan deixat una mica indiferent :/
-
A nice collection of short stories. Very varied in how each text was written, each story has its own unique voice.
Favourite story: The People of North Igra by Yasnaya Elana. A futuristic science essay. -
Dua cerpen yang paling saya suka di buku ini adalah karya Azhari Aiyub “Salep” dan karya Nesrine Khoury “Rerumputan Kering dan Hijau”. Cerpen “Salep” jalin-menjalin dalam struktur cerita yang kompleks melibatkan banyak tokoh dan peristiwa seperti bagian dari sebuah novel yang dipadatkan. Sedangkan cerpen “Rerumputan Kering dan Hijau” narasinya sangat mengalir. Kesan otobiografisnya begitu terasa. Bahasanya lembut dengan tautan fitur-fitur seperti “gagak” dan “zaitun” yang langsung membentuk citraan tertentu dalam benak saya ketika membacanya. Agaknya bila pengertian “lumbung” di sampul belakang buku menjadi pengertian yang dibawa ketika membaca cerpen-cerpen dalam buku ini, maka cerpen karya Nesrine Khoury-lah yang dalam pembacaan pertama sepadan dengan pengertian “lumbung” tersebut.
Namun bila kita perhatikan semua cerpen yang ada di buku ini, pengertian “lumbung” yang ditafsirkan tidak semata-mata kerja sama atau gotong royong yang membawa kemaslahatan bagi kepentingan orang banyak. Ada juga yang mengolahnya menjadi kerja sama yang beriringan dengan petaka, seperti dalam cerpen Cristina Judar “Memori Tambahan”. Ada yang menyampaikannya dalam cerita yang menyertakan kehidupan remaja, penuh kebengalan dan humor seperti dalam cerpen Uxue Alberdi “Di Bawah Bayang-Bayang Ikarus”. Cerpen “Kembalinya Nxele atau, Waktu Berlalu” karya Panashe Chigumadzi memilih bentuk yang eksperimental, seperti hadir dari situasi penuh tekanan dan huru-hara. Sementara dalam cerpen “Salep” karya Azhari Aiyub, pengertian “lumbung” tidak berhenti semata kerja sama antara manusia, namun lebih meluas lagi, ikatan antara manusia dan hewan seperti yang ditunjukkan oleh tokoh Leman dengan harimaunya.
Untuk esai, yang paling saya suka karya Yasnaya Elena Aguilar Gil berjudul “Masyarakat Igra Utara: Perlawanan Antikapitalis selama Paruh Pertama Abad ke-21”. Bahasanya mengalir seperti sedang bercerita, tidak sekadar memberi tanggapan atas data-data.
Menarik juga seandainya bila ada tulisan-tulisan berikutnya yang merespon pengertian “lumbung” dalam berbagai bentuk. -
Cerita-Cerita Lumbung merupakan proyek kepenulisan kumcer kolektif dengan tema dasar "Lumbung" yang diinisiasi oleh beberapa penulis dari berbagai belahan dunia. Sejalan dengan hal tersebut, karya ini juga diterbitkan secara serentak dengan mengikuti bahasa dari negara penerbit berada. Semangat Lumbung diejawantahkan sesuai dengan bahasa dari masing-masing penulis sehingga menghasilkan karya yang unik dan berkarakter.
Kegelisahan para penulis dituangkan kedalam cerita-cerita dengan mengacu pada pemaknaan "lumbung". Meskipun cerita yang ditulis sangat beragam tetapi tidak lepas dari makna dasar lumbung itu sendiri. Ada yang dalam bentuk kelompok para pejuang, kelompok yang ditindas, hingga komunal dengan menjadikan objek benda mati seperti tanah, sungai dan gunung menjadi objek makhluk hidup yang punya hak setara dengan manusia.
Berangkat dari tema yang sangat majemuk dan multitafsir menjadikan setiap cerita dapat dikembangkan dengan cukup leluasa oleh para penulis. Meskipun, dalam konteks cerpen ada hal-hal yang dibatasi lebih ketat ketimbang Novel. Selain itu, adanya keragaman budaya dari setiap penulis juga salah satu faktor yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca atau bahkan di analisa.
Karena buku ini sejatinya ditulis dengan menggunakan bahasa dari negara para penulis, sehingga setiap terbitan pastinya hanya ada satu yang menggunakan bahasa asli. Menurut sy, kualitas dari terjemahan adalah faktor penting sehingga maksud dari cerita bisa terdeliver dengan baik.Pun dalam buku ini, sy percaya terjemahan yang ada sudah sangat diperhatikan betul. Namun, menurut saya masih ada beberapa kalimat di beberapa judul yang terkesan kaku dan sedikit sulit dimengerti untuk pembaca pemula seperti saya. Apalagi saya lebih sering mengkonsumsi bacaan dari penulis lokal yang mana kosa katanya sudah sering saya lihat dan dengar.
Apapun itu, semoga makna Lumbung yang ingin disampaikan melalui karya ini dapat dipahami maknanya dengan baik oleh para pembacanya. -
Relatos lumbung neix com a projecte i pràctica lumbung, comunitària i afectiva, en si mateixa, com a col•laboració entre petites editorials de diferents països. Els relats són tots diferents, és clar, i alguns toquen la temàtica lumbung de manera més explícita que d'altres. Voldria dir que m'ha agradat moltíssim l'aportació de Yásnaya Elena Aguilar Gil, a qui tinc en gran consideració. Yásnaya s'estableix en un futur millor i, des d'allà i com a historiadora, fa un exercici arqueològic sobre la resistència anti capitalista del poble indígena igra, la seva pràctica comunal sagrada -el tunjënpet- i els tequios, pràctica més mundana però igualment de construcció material, simbòlica i espiritual. Meravellosa pràctica fabulatoria de Yásnaya, que m'agradaria aliniar, d'alguna manera, amb les comunitats compostistes de Camille i Ulises -també publicades per consonni, per cert.
-
Toda una sorpresa. Es un paseo cultural a lo largo de todos los continentes donde uno termina planteándose seriamente si la idea de que "abrazar un árbol" es en sí una idea estúpida per se o es que está totalmente envenenado e infiltrado por la maquinaria manipuladora del capitalismo.
Mucho en lo que pensar. Mucho que agradecer y festejar. Muchas tigresas más que salvar y, sobre todo, mucho que cambiar ya no radical, sino primordialmente en la relación con la naturaleza.
Bravo por traer este ejercicio en forma de creación colectiva porque no podría haber tenido ningún otro medio o forma de llegar. -
قرأت الترجمة العربية التي نشرتها منشورات المتوسط ٢٠٢٢ م بعنوان لومبونغ قصص في العمل الجماعي
قصص قصيرة وقصائد لمؤلفين من أنحاء العالم وبلغات مختلفة استدعت ان يكون عناك عدة مترجمين للعمل
تتباين القصص في مستواها و أهدافها -
ONLY READ THE PROLOGUE & “Expandable memory” FOR UNI. Liked the excerpt a lot (trans woman’s experiences of healing and romance vs the trauma bc of her gender identity)