Title | : | Freeter, Membeli Rumah |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | - |
ISBN-10 | : | 9786237351863 |
Language | : | Indonesian |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 396 |
Publication | : | First published August 1, 2009 |
Take Seiji hengkang dari pekerjaan tetap pertamanya hanya setelah tiga bulan bekerja dengan alasan konyol—kantornya aneh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan karena terus disindir oleh ayahnya yang kolot, Seiji terpaksa menjadi freeter, orang yang sudah tamat pendidikan wajib tetapi cuma bekerja serabutan sebagai tenaga paruh waktu. Namun, masalah demi masalah menerjang keluarganya yang sudah kacau balau bak kapal pecah. Satu-satunya cara bagi mereka untuk pulih adalah dengan membeli rumah baru dan pindah.
Hanya saja, bagaimana seorang pekerja serabutan dengan pendapatan pas-pasan itu bisa membeli rumah?
Bisakah keluarganya pulih kembali?
Freeter, Membeli Rumah Reviews
-
Novel ini menceritakan Take Seiji, seorang pria 20 tahunan yang 'luntang-lantung' tanpa pekerjaan tetap dan tinggal bersama orang tuanya. Semuanya harus berubah ketika ibunya didiagnosis mengalami depresi dan mwmbawa dinamika baru di keluarga Take.
Seiji pun memiliki motivasi baru untuk bekerja lebih giat dan mendapat pekerjaan tetap: membeli rumah dan memindahkan ibunya dari tempat tinggal mereka. Masalahnya, dengan usia yang sudah 20 tengah tanpa pengalaman kerjaan kerah putih, mencari kerja dengan bayaran yang bisa memenuhi cita-citanya tentu tidak mudah.
Menurut saya, terlepas dari konflik penyebab depresi ibunya Seiji yang 'rada sinetron' (😂), cerita 'Freeter, Membeli Rumah' ini realistis dan sangat mungkin dirasakan oleh sebagian anak muda dari kelas menengah di Indonesia: ingin memdapat kerja yang ideal dan sesuai passion tapi malah merepotkan keluarganya sendiri (sorry not sorry 😂). Separuh awal buku ini terasa lambat dan rumit, namun separuh sisanya feel good dan menghangatkan hati.
Keluarga Take digambarkan seperti stereotype keluarga Jepang yang patriarkis yang sebetulnya tidak asing bagi Indonesia. Konflik internal dan hubungan keluarga dalam buku ini juga mungkin terasa relatable bagi beberapa orang.
Saya pribadi suka! -
Buku yang aku awalnya aku pikir biasa-biasa saja,ternyata aku tertipu oleh tampilan covernya.gak hanya menceritakan Seiji yang memilih untuk keluar dari pekerjaannya setelah 3 bulan bekerja dan menjadi pekerja serabutan meskipun bertentangan dengan pola berpikir sang ayah.keluarga Seiji yang tinggal di komplek perumahan perusahaan ternyata tidak senyaman yang terlihat,tanpa disadari oleh Seiji secara langsung ia dan sang kakak kerap mengalami perundungan yang bersumber dari kesombongan ayah mereka,yang berakibat sang ibu ikut-ikutan terkena perundungan dan mengalami depresi berkepanjangan
Membuat Seiji dan kakaknya harus memutar otak bagaimana mereka harus keluar dari lingkungan toxic dan membeli rumah untuk kesembuhan sang ibu
.
Buku tulisan Hiro Arikawa sukses membuat aku terkejut,tidak menyangka dengan alur cerita yang ternyata tidak seringan yang aku bayangkan sebelumnya.membayangkan kehidupan Seiji dan keluarganya rasa-rasanya cukup berat juga
Buku ini mengajarkan aku bahwa kesombongan dan kekeraskepalaan akan membuat segalanya menjadi hancur dan merusak kebahagiaan orang-orang di sekitar kita -
Sebuah pengetahuan baru bagaimana melamar pekerjaan dan bagaimana suatu perusahaan konstruksi bekerja.
GOOD lah.
Suka. -
Bagus, tapi ya gitu deh. Ketika motif Seiji pindah sudah kebuka, kenapa jadi klise ya. Waktu penerbit "membandingkan" freeter di Sayaka Murata dan di novel ini, saya kan berekspektasi akan ya se-gloomy
Convenience Store Woman. Atau minimal akan membahas pilihan tokoh utama menjadi freeter, misalnya. Ternyata bukan gengs. TOkoh utamanya memang freeter, tapi alasan membeli rumah baru lebih sebab ibunya yang menderita kecemasan akibat dibully oleh tetangga rumahnya yang sekarang.
Tapi ceritanya tetap oke. Ada beberapa informasi baru yang menarik. Bagaimana pelamar kerja di Jepang? Bagaimana etika menulis CV, dan membenarkan kalau Jepang masih "freak" sama paper-based, termasuk surat lamaran dan CV.
Oke, kok! -
Menarik & informatif tanpa kesan menggurui sama sekali... Sukaaa❤
-
Buku ini berkisah tentang Seiji, pemuda berusia 20an tahun yang merupakan seorang freeter (istilah orang Jepang untuk Freelancer yang sudah tamat pendidikan wajib tapi tidak punya pekerjaan tetap).
Seiji di awal cerita merupakan seorang pemuda yg hanya peduli pada dirinya sendiri, ia punya krisis dalam dirinya yang membuat ia berjarak dengan Ayah dan Ibunya di rumah. Hingga suatu ketika, sang kakak, Ayako datang ke rumah dan mengabarkan kalau ibunya sebenarnya terkena depresi dan gangguan kecemasan akut.
Disepanjang buku ini, kita akan melihat perjalanan Seiji menjadi tokoh utama yang mengusahakan kesembuhan ibunya. Ia yang awalnya santai saja jadi freeter kemudian bertekad untuk bisa segera punya rumah. Karena tempat mereka tinggal saat ini merupakan salah satu penyebab depresi Ibunya.
Buku ini buatku amat menghangatkan hati. Aku selalu luluh pada sosok seorang anak yang mengusahakan yang terbaik untuk orang tuanya, terutama yg seperti Seiji, yang sebenarnya tak berbakat untuk berkata manis ke Ibunya, bentuk kasih sayangnya ia curahkan lewat usahanya.
Aku menuliskan review lengkap buku ini disini
https://www.asriswear.com/2022/05/rev... -
Tiga koma lima
Buku pertama yang kubaca tahun ini, yeay! Bakal reviu di blog deh! Segera. -
Rasanya agak sulit percaya bahwa penulis novel ini adalah orang yang sama dengan penulis "The Travelling Cat Chronicles", salah satu novel yang amat berkesan buatku.
Secara keseluruhan, jalan ceritanya cukup "aman sentosa"; tidak ada konflik yang bikin ketar-ketir. Sejak awal, masalah yg dihadapi Seiji si tokoh utama sudah dipaparkan dengan jelas, sehingga tujuannya sudah bisa terbaca. Aku bisa melompati 20-an halaman dan masih bisa memahami apa yang terjadi—saking "aman"-nya ceritanya. Bagi yang tertarik untuk tahu seluk beluk dunia kerja di Jepang, ini bisa jadi bacaan yang informatif. Tapi buat yang enggak, maka beberapa bagian akan terasa terlalu bertele-tele, seperti buku panduan pencarian kerja.
Sebetulnya ingin kasih bintang 4, SEANDAINYA cerita nggak jadi klise di halaman 300-an (menjelang tamat), dan kian klise sampai cerita berakhir. Tokoh utama yang tadinya pengangguran sudah mendapatkan pekerjaan yang baik—cek. Apalagi yang dia butuhkan? Oh, ya. Love interest. Voilá—terjadilah. Tapi karena hubungan 2 orang itu kurang greget, maka beralih peran lah satu tokoh cowok lain (si "teman") sebagai yang cintanya bertepuk sebelah tangan, sehingga terbentuklah cinta segitiga (yang—berdasarkan banyak contoh, lebih greget). Supaya lebih cute, tambahkan seekor kucing dalam hubungan tiga orang ini.
I mean... WHY? Kenapa ketiga orang ini nggak bisa berakhir sebagai teman saja, tanpa a little sprinkle of romance yang terkesan begitu dipaksakan? Ibarat teh manis hangat yang sudah oke diminum seperti itu saja, kesannya penulis kurang "pede" dengan racikannya sampai menambahkan "pemanis" ekstra yang malah bikin aku cringed itu.
Aku cuma skimming sekitar 60-an halaman terakhir karena udah bisa menebak akhir ceritanya. Satu hal yang menurutku bagus banget di buku ini—selain informasi mendetail soal dunia kerja di Jepang—yaitu cara menangani anggota keluarga yang mengalami gangguan mental, yang realistis dan tidak terkesan menggurui. -
Buku ini bercerita tentang Take Seiji yang malas-malasan mencari kerja (sampai bikin aku geregetan dengan tingkahnya) dan keluarganya yang rumit sampai seisi rumahnya tahu bahwa ada yang tidak beres dengan ibu mereka. Seiji, yang setiap hari mengurung diri di kamar karena enggan bertatap muka dengan ayahnya yang sudah pasti akan menceramahinya untuk mencari pekerjaan tetap, luput menyadari kondisi ibunya yang aneh sampai akhirnya ibunya mulai mengalami halusinasi/waham dan akhirnya didiagnosa depresi berat oleh psikiater. Ayahnya yang keras menolak mentah-mentah diagnosis psikiater dan membuat masalah menjadi semakin runyam. Kondisi ibu Seiji tidak lain disebabkan oleh perundungan yang diterimanya selama lebih dari 20 tahun dari para tetangga yang tidak suka dengan keluarga mereka. Sebenarnya aku bingung kenapa mereka bisa sampai dirundung seperti itu hanya gara-gara sang ayah keceplosan membeberkan biaya sewa rumah mereka yang murah karena dapat subsidi dari kantornya. Bukankah itu hal yang wajar-wajar saja, ya?
Seiji yang melihat kondisi ibunya yang semakin parah pun akhirnya memiliki niat untuk membeli rumah baru agar mereka sekeluarga bisa pindah dari lingkungan toxic itu. Seiji pun mulai berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang tentu saja jauh dari kata mudah. Berulang kali Seiji melamar kerja tapi berulang kali juga CV nya dikembalikan tanda dirinya ditolak. Umur Seiji sudah 25 tahun, kalau di Indonesia ku rasa masih banyak perusahaan yang akan menerima karyawan seumur Seiji, belum lagi program-program yang diadakan perusahaan biasanya bisa sampai umur 28 tahun, tapi nampaknya di Jepang ada periodenya tersendiri untuk mencari kerja. Anak-anak yang baru lulus dikatakan sebagai lulusan baru gelombang pertama yang masih punya banyak peluang untuk diterima di perusahaan bagus, sementara Seiji dikatakan berada di ambang gelombang kedua, alias lulusan yang hampir "tidak laku". Akhirnya Seiji memutuskan untuk bekerja paruh waktu sebagai kuli konstruksi yang upahnya jauh lebih besar dari pekerjaan paruh waktu yang lain.
Menurutku isi buku ini kompleks sekali. Ada banyak isu sosial yang diulik seperti isu mencari pekerjaan yang sangat sulit, isu tentang kehidupan bertetangga yang penuh dengan kasak kusuk (kalau di sini paling banter diomongin aja kan gak sampai dibully), dan kondisi keluarga Seiji yang rumit seperti benang kusut pun digambarkan secara apik oleh penulisnya. Aku bisa belajar banyak tentang orang tua dari ayah Seiji yang begitu keras kepala juga ibu Seiji yang terlalu sering menahan diri. Aku pun suka dengan pengembangan karakter Seiji yang lambat laun menjadi orang yang lebih baik dari yang tadinya anak ingusan yang suka malas-malasan, manja, dan sama sekali tidak memikirkan masa depan.
Secara keseluruhan buku ini bagus sekali untuk dibaca dan kurasa cocok untuk dibaca oleh anak yang baru lulus kuliah atau yang baru mau cari kerja supaya dapat gambaran susahnya cari kerja, bagaimana kita bersikap di tempat kerja agar menjadi pribadi yang bisa tahan banting, dan juga disisipkan kiat-kiat menulis CV dan menjawab pertanyaan interview yang baik meski tentu ada perbedaan antara budaya Jepang dan budaya Indonesia, apalagi buku ini diterbitkan pertama kali tahun 2009. -
Sebenarnya buku ini sudah cukup lama ngendon di rak buku karena saya khawatir kurang bisa menikmati ceritanya tentang tokoh utama yang sedang mencari kerja. Tapi setelah membaca sebuah ulasan positif di instagram dan karena Arikawa Hiro juga adalah penulis salah satu novel yang jadi favorit saya akhirnya saya baca juga. Dan ternyata dari sejak bagian awal pun buku ini sudah memberikan kejutan yang menyenangkan. Ceritanya dituliskan dengan menarik dan dapat membuat pembaca segera hanyut dalam alur cerita, setiap karakter tokohnya kuat dan isu yang disampaikan jg sangat menarik, menawarkan banyak perspektif baru.
Freeter membeli Rumah bercerita tentang Take Seiji, seorang anak muda pertengahan 20 an yang adalah seorang freeter (pekerja paruh waktu). Karakter Seiji ini sukses bikin saya gemas dan kesal sendiri, tipikal temperamen anak muda yang sering saya hadapi atau malah yang dulu merupakan saya sendiri. Seiji yang sudah diterima bekerja sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan kelas menengah memutuskan untuk resign karena menganggap sistem pelatihan karyawan barunya terlalu aneh dan seperti sekte sesat. Setelah itu ia hanya bermalas-malasan bermain game di rumah sambil sesekali bekerja paruh waktu saat butuh uang. Sifatnya yang arogan dan tidak pikir panjang ini semakin memperburuk hubungannya dengan sang ayah yang juga berkarakter keras. Hal itu terus berlangsung sampai suatu hari Seiji disadarkan akan kondisi ibunya yang menderita depresi yang parah sampai mencoba bunuh diri akibat perisakan yang dilakukan oleh para tetangga selama 20 tahun.
Saya suka akan bagaimana novel ini memberikan saya perspektif baru tentang bagaimana menghadapi anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan dan tentang bagaimana menghadapi perbedaan dan pertentangan dalam keluarga. Buku ini juga membuka mata saya tentang bagaimana cara mencari kerja atau membantu keluarga yang kesulitan mencari kerja. Pada bagian akhir Arikawa Hiro juga menyelipkan kisah cinta yang manis sebelum memberikan akhir yang bahagia.
Oh ya dan tentunya terjemahannya juga sangat enak dibaca, diterjemahkan oleh Bu Ribeka Ota yang sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas terjemahannya.
Terima kasih Penerbit Haru yang sudah membawa dan menerjemahkan buku ini ke Bahasa Indonesia! -
Ceritanya tentang Take Seiji, seorang pemuda yang keluar dari pekerjaan pertamanya setelah 3 bulan, kemudian menjadi freeter (hanya melakukan pekerjaan paruh waktu). Awalnya Seiji ini menyebalkan banget sih. Ya dimana-mana kerja itu ga ada yang gampang, tapi kok gampang banget menyerah. Seiji mulai berubah sejak disadarkan oleh kakak perempuannya, Ayako, bahwa ibu mereka, Sumiko, ternyata menderita depresi akibat di bully oleh para tetangganya sejak lama. Sejak itulah Seiji mulai serius mencari pekerjaan tetap dan bertekad untuk membeli rumah di lingkungan baru demi ibunya. Sambil mencari pekerjaan tetap, ia pun bekerja paruh waktu di situs konstruksi yang walaupun pekerjaannya sangat menguras fisik, tapi upahnya cukup besar. Sepanjang cerita, karakter Seiji banyak berubah menjadi lebih baik. Yang paling bikin terharu sih, Seiji telaten banget merawat ibunya. Hubungan Seiji dan ayahnya, Seiichi juga lama-lama membaik. Di sini juga cukup banyak digambarkan bagaimana mencari pekerjaan di Jepang itu, bagaimana membuat CV yang baik agar tidak langsung ditolak oleh perusahaan. Terjemahannya juga enak untuk dibaca.
-
Novel ini bercerita tentang seorang tokoh bernama Take Seiji yang mengundurkan diri dari pekerjaan tetapnya yang baru ia jalani selama tiga bulan. Ia merasa tidak cocok untuk bekerja di perusahaan tersebut. Setelah mengundurkan diri, Seiji mulai mencari pekerjaan baru. Namun, mencari pekerjaan tidak semudah yang dibayangkan.
Di tengah kesulitannya dalam mencari pekerjaan, semangat Seiji mulai memudar. Nampaknya ia mulai nyaman dengan bekerja paruh waktu. Namun, ada suatu keadaan yang membuat Seiji harus mengerahkan seluruh usahanya untuk mendapatkan pekerjaan tetap, yakni masalah keluarga.
Cerita dalam novel ini cukup relate dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana seseorang berusaha mencari pekerjaan, berusaha bertahan di tempat kerjanya, serta memecahkan masalah yang dihadapi.
Review selanjutnya dapat dibaca di blogku yaaa. Terima kasih sudah mampir :)
https://bektisiblogger.blogspot.com/2... -
Cerita tentang seorang pemuda (Seiji) yang bekerja pada suatu perusahaan namun setelah tiba bulan ia berhenti karena ia merasa pelatihan di perusahaan tersebut seperti sekte sesat.
Sebuah cerita yang menarik untuk dibaca, ketika membaca ini aku merasa penulis seperti menceritakan kisah hidupnya kepadaku secara intim. Banyak hal yang relate di kehidupan ku dalam cerita ini. Cukup senang untuk membaca cerita ini hingga selesai.
Bagian yang paling aku sukai dalam cerita ini adalah bagaimana si karakter utama (seiji) mencoba menjadi dewasa dengan mau menerima hal-hal yang dulu pernah ia sia-siakan dan mau memperbaiki segala sesuatunya.
Aku cukup senang dengan ending yang Arikawa Hiro sensei ciptakan untuk buku ini. Jujur aku cukup degdegan endingnya akan membuat mewek seperti buku nya yang sebelumnya (Traveling Cat Chronicles) -
Reading the translated Bahasa Indonesia version instead of original Japanese. The way the Japanese do storytelling in novels is a bit different; they have plenty of explanatory paragraphs. If you're looking for dialogues, maybe you won't get enough with this book.
This is a journey of Take Seiji from a self-absorbed man to a caring man who looks out for his family. It gives a truckload of information on the workforce situation in Japan (at least during that time, since this novel originally comes out in the early 2000s) but I guess some ethics are still applicable even today. -
4,8/5⭐️
Bagus! I didnt expect ceritanya sebagus iniii.
Ceritanya tentang Seiji yang mau membeli rumah, dengan berbekal pengalaman serta gajinya. Yang awalnya Seiji serampangan amburadul sampai bisa dapat pekerjaan tetap. Bagaimana kondisi keluarganya hingga bisa pindah ke rumah baru. Alasan mereka pindah tidak bisa ku jelaskan karna akan spoiler hehe. Novel ini juga mengangkat isu mental health, terutama dalam bidang rumah tangga atau keluarga. Bagian kisah cinta Seiji aja sih yg kurang mendalam -
Aku ga menyangka akan ada unsur mental health yang diangkat dalam cerita ini, overall ok for me, character development tokoh utama, Seiji, juga bagus. Good ending, cuma kayak..kurang aja gitu. Dan ternyata ada romancenya sekilas, dan cliffhanger sih sama hubungan antara Chiba dan Seiji. Intinya buku ini worth it, tapi karena ada lumayan banyak istilah dalam profesi, terutama Konstruksi, untuk orang awam seperti aku lumayan bingung sama apa yang dibicarain sama tokoh utama dengan tokoh lainnya. ^^
-
Buku ini cocok sekali dibaca oleh mahasiswa tingkat akhir atau fresh graduate yang biasanya naif; ingin cepat mencari pekerjaan mapan, tapi tidak mengukur diri. Macam saya.
Lewat sikap dan sifat Take Seiji, juga masalah-masalah yang terjadi di keluarganya, sedikit banyak saya bercermin sekaligus ditampar kuat-kuat. Bahwa hidup tak sesederhana itu. Bahwa hidup tak bisa mengikuti keinginan kita. Bahwa sangat perlu untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Selamat membaca! -
berawal dari seorang take-san yang angkuh seorang freeter atau orang yang tidak bekerja menjadi karyawan tetap dan hanya melakukan pekerjaan sambilan lalu dihadapkan dengan masalah keluarga yaitu penyakit ibunya, cara sikap ayah nya, serta perundungan para tetangga dilingkungan rumah yang harus di hadapi ibu nya tanpa diketahui oleh Take-san
novel ini slice of life yang sangat heart warming, memberikan alur yang nyaman dari orang yang angkuh menjadi orang yang bertanggung jawab -
• Suka bgt sama penggambaran karakter setiap tokohnya. Perkembangan karakternya juga manusiawi, maksudnya ada sebab2 yang bikin mereka berubah, tetapi sifat dasarya tetap sama.
• Aku pribadi lebih menikmati bagian awal hingga pertengahan cerita. Ada topik yang menarik buatku, yaitu tentang keluarga, tetangga, dan pekerjaan. -
Just finished reading. I really love how Arikawa Hiro sensei write the story. It same with the real life. Four thumbs up to Seiji. He changes and moves on from his past to be better person. Seiji wants to make his family happy and he did it 💕👍
-
Novel yg ngajarin kita gimana caranya untuk apply pekerjaan dengan baik. Dan juga, perkembangan karakter utamanya bikin heartwarming, dan aku sendiri bisa ngeliat refleksi kehidupan dari sudut pandang seorang Freeter itu seperti apa.
-
Jadi tau sedikit soal dunia kerja di Jepang & menjadi caregiver pasien gangguan mental
-
This book really says ✨️character development✨️
Buku ini bercerita tentang Take Seiji, seseorang berusia 20-an yang keluar dari pekerjaan pertamanya setelah 3 bulan karena "gak cocok aja". Tapi kemudian ia dihadapkan pada sebuah masalah keluarga yang menuntutnya untuk berubah demi menyelesaikan masalah tersebut.
Yang aku suka dari buku ini adalah:
1. The blunt potrayal of family issue
Nggak cuma cerita tentang apa yang salah dari keluarga ini, penulis juga menceritakan tentang apa yang dilakukan oleh Seiji untuk mengatasinya. Aku suka banget bagian saat Seiji menyadari kalau sebenernya dia beruntung punya keluarga seperti keluarganya.
2. The struggle of finding work
Seiji is actually sabotaging himself in the first part of the story. Tapi kemudian kita dibawa ke dalam perjuangan berubah Seiji yang ternyata nggak mudah juga dan kali ini ia mendapatkan tantangan eksternal berjudul "pengalaman kerja". Ketekunan Seiji ditemukan oleh orang yang tepat dan percaya padanya, dan menurutku ini pelajaran yang sangat berharga tentang pantang menyerah dan melakukan yang paling baik pada setiap kesempatan yang dihadirkan.
3. Bapak-bapak konstruksi
Kayaknya sih MVP nya emang bapak-bapak konstruksi ini. Walaupun Ayako adalah orang yang memulai perubahan dalam diri Seiji, tapi obrolan sama bapak-bapak di proyek ini menurutku yang paling berkesan.
Hal yang menurutku aneh (?) : the sudden love triangle hehehehehehee
Jadi kesimpulannya buku ini baguuuusssss banget! Recommended untuk siapapun yang suka cerita tentang keluarga dan cerita bertema self development. -
感情によって涙の味は違うそうだ。「フリーター、家を買う」を読むと、笑いすぎて涙が出てしまうが、その涙の味がけして痛快感の味だけではない。
-
故事的走向並非出乎意料,但濃濃的人情味和越漸明顯的家人繫絆,讓故事活了起來,微小的細節堆積出明確的努力過程,這是一本令人感到心動的一本好書。