Title | : | Burning Heat |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | - |
ISBN-10 | : | 9786237351658 |
Language | : | Indonesian |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 296 |
Publication | : | Published March 1, 2021 |
Demi menuntut keadilan.
Burning Heat Reviews
-
Akiyoshi Rikako selalu jadi penulis yang novelnya harus kubeli. Termasuk Burning Heat ini. Meski sinopsisnya cuma dua kalimat, entah kenapa thriller-nya sudah terasa, ya. Tapi jadi catatan juga, jangan sampai deh bikin tren sinopsis yang bingung kalau lihat di toko buku. Bisa memancing orang buat robek plastik segelnya, kan?
Tentang Sakiko yang menikah dengan pembunuh Tadatoki, suaminya. Dengan begitu, perempuan tersebut merasa bakalan bisa menuntut keadilan, mencari bukti-bukti bahwa suaminya sekarang, Hideo, adalah pembunuh Tadatoki. Sampai akhirnya terbit rasa cinta, yang bikin dia merasa ragu, apakah mungkin dokter dengan penuh semangat tinggi itu bakalan tega membunuh. Apalagi Hideo punya adik perempuan yang punya penyakit jantung.
Sebenarnya jalinan cerita Burning Heat lebih simpel dan nggak terlalu kompleks kayak "anak-anak" Akiyoshi-san yang lain. Bahkan, banyak yang bisa ditebak. (Atau mungkin karena aku sudah sering baca novel beliau, ya?)
Namun, tetap saja... menyenangkan diikuti. Narasinya juga enak dibaca, apalagi riset penulis yang mumpuni di dalam novel ini.
3.5 -
actually 4 bintang plus plus, tapi khusus buku ini aku ingin bias pembulatan ke atasss.
buku ini menempati tempat khusus di hatiku :') -
Karena ada unsur romance-nya, novel ini jadi sering dibilang mirip Memory of Glass. Tapi dari segi cerita beda banget kok. Di sini, tokoh utamanya menikah dengan orang yang adalah pembunuh suaminya. Nah loh, ngeri kan? Review dan impresi ketika baca bukunya sudah dituangkan di video reading vlog yang ini
https://youtu.be/pvb2RIhsq3c -
GATAU HARUS NULIS APAAAAA WITHOUT GIVING ANY SPOILERRRRR. NARUH EMOT AJA GA BERANI.
-
Selesaiiiii! Sukaaaa 🤩🤩🤩
-
I just love the plot Buku-bukunya Akiyoshi Rikako emang selalu mind blowing
Daripada curiga diem-diem mendingan langsung ngomong dan tanya langsung ke orangnya deh takutnya suuzon gak bener
Overall 4,2
Thanks Sasa yg udah minjemin aku buku ini... Bingung mau baikin kapan wkwkwkw -
Plot twist-nya super emang. Setiap tebakan waktu membaca novelnya gak ada yang benar. Ini pertama kali baca novel terjemahan Jepang, lumayan susah masuk ke ceritanya karena gak biasa sama gaya bahasanya. Sempat bosan di awal-awal cerita, pas mulai ketahuan baru deh seru. Mau gak mau spoiler jg sih. Endingnya gitu amat, sih:") Kasihan sama semua karakternya sih jadinya ����😭😭
-
4.5 bintang!
Sebagai orang yang ngaku fans Akiyoshi aku merasa telat baca buku ini. Biasanya begitu ada buku baru langsung ikut PO, tapi kali ini karena sibuk ini itu akhirnya malah lupa sampai baru aja sekarang.
Aku ngerasa buku ini cukup kental romance-nya dibandingkan buku-buku lainnya. Tokoh Sakiko dan Hideo berhasil bikin aku bersimpati sama mereka, walau di awal aku agak gak suka sama tokoh Sakiko. Sepanjang cerita pun aku gak menebak apapun dan mengikuti alur aja. Begitu sampai di ending aku ngerasa sedih, kisah mereka tragis banget. Dua orang yang berada di waktu dan tempat yang tidak tepat. -
⚠️ awas ada spoiler!
Ah, selesai juga. Jujur setelah menamatkan buku ini, yang ada di pikiranku adanya "srius? Udah slesai??" gini doang. Perasaan yang aku rasain sedih dan hampa.
Bicara soal alur, alurnya lambat tp gk bikin bosen. POV dari Sakiko sendiri, jd selama baca aku selalu suudzon jangan² pernyataan dia ini semua cuma delusi. Nyatanya nggak ya.
Karakter Sakiko waktu awal2 bikin aku ngerasa jengkel. Dikit² suudzon, terus jg gegabah, terlalu terbawa emosi. Tp makin lama, karakternya berubah seiring perasaan ke Hideo juga. Jadi aku gak jengkel lagi, gk marah² lagi. Karakter² yang lain pun juga dapat terhubung dengan aku sbg pembaca meskipun hanya karakter selingan.
Aku udah mikir berbagai skenario buruk (baca: tidak tertebak) untuk cerita ini, tapi nyatanya Akiyoshi-sensei menyajikan secuil plot twist yang... sederhana dan sebenarnya bisa ditebak dari awal juga 😃 akunya yang mikir kejauhan emang, hadeh. Tapi ya, tetep bikin kaget.
Penyelesaian kasus 𝘮𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯 suami Sakiko yang "cuma" gitu doang bikin aku agak kecewa. Yang pada akhirnya bikin aku sadar kalau cerita ini lebih menonjolkan Sakiko dan Hideo. Bener² deh. Aku udah mikir banyak kemungkinan yang terjadi terkait kasusnya, lah kok ternyata gitu doang 😃
Pembawaan emosi dan suasana BAGUS BANGET, KENA DI AKU. Serius. Baik sewaktu masalah sepeninggalan suaminya, momen Eri, momen Akiko di rumah sakit dan sewaktu dia curiga dengan Sakiko, juga surat Hideo. Aku ikut ngerasain takut, was was, curiga, sedih, seneng, jengkel juga.
Aduh, hati kecilku masih meringis kalo inget. Andai aja pernikahan ini normal, mereka bakal jadi keluarga yang bahagia. Aku masih menyayangkan ini 🥲 -
Selesai membaca: 22 Juni 2021
Last 3 chapter, wow!
Rikako-sensei is absolutely genius. What a twist!
Buku ini memang awalnya dirasa agak membosankan di 3/4 ceritanya. Biasanya buku dari Akiyoshi Rikako bisa memberikan impact kuat di setengah awal dari cerita. Namun dalam cerita ini dirasa agak lambat untuk Sakiko mencari kebenaran perihal kematian suaminya. Namun akhir ceritanya mampu membuat semua kebosanan di awal terbayar dengan baik. 3 bab terakhir mampu membuat persepsi saya akan buku ini berubah drastis.
Keren! -
** Books 47 - 2021 **
Buku ini untuk menyelesaikan Tsundoku Books Challenge 2021
3,4 dari 5 bintang!
Aku tidak menyangka akan plot twistnya di ending seperti itu. Jujur mengagetkan dan detik-detik Sakiko mengungkapkan siapa dirinya membuat perasaanku ikut ketar-ketir jadinya.
Tapi setelah ceritanya selesai aku malah kasian masa sama Sakiko dan Hideonya.. mereka bertemu di waktu yang salah dan keadaan yang salah sih. Andai permulaan mereka berjumpa tidak ada embel-embel apapun dari masa lalu :') -
Selesai dalam sehari aja..
aaaakh, udah lama ga baca buku dalam sehari..
:D
karena hari minggu kemarin, jadi nggak ada kerjaan..
:p
ehmm, cukup mengejutkan sich ending'y..
tapi nggak bikin shock juga, cukup bikin shock..
:D -
Actual rating 3.8
Dari awal aku sudah dibuat penasaran dengan sinopsis singkat di belakang bukunya, "Aku menikah dengan pembunuh suamiku. Demi menuntut keadilan." dan rasa penasaranku semakin menjadi-jadi saat aku mulai membaca buku ini. Dari awal sampai akhir, buku ini diceritakan dari sudut pandang Sakiko, seorang wanita yang suaminya meninggal karena jatuh dari balkon apartemen. Kematian suaminya, Tadatoki, yang begitu mendadak itu menjadi tanda tanya besar bagi Sakiko, terlebih ia sangat mencintai Tadatoki karena di dunia ini mereka hanya memiliki satu sama lain. Setelah beberapa lama melakukan penyelidikian, polisi sempat menetapkan seorang tersangka yang juga menjadi orang pertama yang melaporkan kejadian, Hideo. Tapi, Hideo yang merupakan seorang dokter yang memiliki kepribadian baik akhirnya dibebaskan dari tuntutan karena kurang bukti dan ada banyak orang yang mengajukan petisi untuk membebaskan Hideo karena mereka yakin bahwa sang dokter tidak membunuh. Hanya satu orang yang meyakini bahwa Hideo adalah pembunuh, yaitu Sakiko.
Singkat cerita, sekitar 1-2 tahun kemudian Sakiko mengubah identitasnya menjadi Eri Satou dan berhasil menikah dengan Hideo. Setiap hari setelah Hideo pergi bekerja, Sakiko mencari petunjuk yang bisa menjadi bukti bahwa Hideo adalah seorang pembunuh. Tapi, tak ada satu bukti pun yang menjurus ke sana. Tambahan lagi, sikap lembut Hideo dan juga perhatiannya yang tulus lama-lama membuat Sakiko luluh dan mempertanyakan keyakinannya semula. Sampai suatu ketika sesuatu yang mencurigakan muncul ke permukaan dan kembali memporak porandakan rasa percaya yang lahir atas dasar dusta.
Menurutku, kasus di Burning Heat ini agak kurang nendang gitu. Ada beberapa plot twist di bagian ending tapi aku merasa plot twist yang menjadi titik kunci endingnya itu terkesan dipaksakan. Rasanya abis baca bukunya aku kepingin ngajak ngobrol Akiyoshi Rikako, deh. "Sensei, gimana kalau endingnya jadi begini aja?" 😂😂 Karena saking aku gak terima endingnya begitu aku jadi bikin skenario ending sendiri 😂😂
Secara keseluruhan, aku menangkap vibes Memory of Glass dalam buku ini. Karena meski gak sebikin nangis Memory of Glass (pas baca MoG aku nangis gak berhenti2 😂😂) tapi tetap ada bagian-bagian yang bikin aku tersentuh dan benar-benar kepingin tokoh utamanya memulai hidup baru yang bahagia. Makanya.. Akiyoshi Sensei kok tega amat, sih 😩😩 -
Buku ini menyelamatkan saya! Sebelumnya saya lagi nyari novel yang fast paced dan page turner, tapi novel-novel yang ada di tumpukan kebanyakan nggak seperti itu. Memang karya Akiyoshi Rikako-sensei selalu tidak diragukan keseruannya. :')
Bagi saya novel ini jauh lebih sederhana dibandingkan novel-novel Akiyoshi-sensei lainnya. Misterinya simpel banget, nggak berlapis, nggak banyak red herring, plot twist dan revelation di akhir juga nggak terlalu mengejutkan. Teknik penulisannya juga lebih direct, less experimental. Bukan berarti ceritanya nggak bisa dinikmati, sih--seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, novel ini tetap menghanyutkan, bacanya cepat. Narasinya juga nggak bertele-tele, walaupun seperti standar karya Akiyoshi-sensei lainnya, banyak informasi dan pengetahuan yang bisa kita peroleh dari dalam ceritanya. Secara umum kisah ini adalah cerita misteri yang dimaksudkan untuk breaking people's hearts, tapi jujur bagi saya masih jauh lebih sedih
Memory of Glass, sih.
Bagian terfavorit:Aku ini benci. Atau cinta.
Sedih. Atau bahagia.
Malang. Atau beruntung.
Menangis. Atau tersenyum.
Pengecut. Atau pemberani.
Lemah. Atau kuat.
Bodoh. Atau cerdas.
Ada di neraka. Atau di surga.
--Aku tak tahu.
(halaman 291)
Btw, saya sedikit terganggu dengan inkonsistensi pada halaman-halaman di RS ketika Akiko memanggil Eri "Eri-chan", padahal seharusnya "Eri-san". Mungkin salah ketik, ya.
Novel ini termasuk novel Akiyoshi-sensei yang cukup "ringan" menurut saya. Bagi yang baru ingin kenalan sama karya-karya beliau, Burning Heat ini bisa dijadikan pilihan. Tapi ini novel dewasa, jadi butuh kebijaksanaan jika remaja membacanya. -
kenapa terasa seperti keadilan yg tidak adil, ya? atau ketidakadilan yg adil?
buku ini page turner banget, tapi saya sempet stop beberapa waktu karena yakin akan twitsnya yg sedikit bikin sedih soalnya saya suka dengan salah satu karakter utamanya.
yg agak ganggu cuma kecerdasan si adik dan ending yg terkesan buruburu.
p.s. kayanya saya mau cari bacaan romantis, deh, i miss the "butterfly on my stomach" feelings. rasa yg saya dapatkan membaca beberapa part dibuku ini. -
Awalnya w kira bakal thriller yg berdarah-darah atau sadis krna judulnya burning heat. Ternyata ujung2nya malah jauh dr sadis. Lalu, krna blurbnya singkat, jelas, dan padat w jdi mikir "oh mungkin si tokoh bakal begini ke si pembunuh" tpi ternyataaa...
Lalu, w suka kasus2 yg ada dibuat kayak benang kusut diawal2 dan dibuat ngegantung bahkan smpe 1/4 akhir cerita. W suka cara penulis set up the mood yg mnrt w cukup kontras tpi tetep ga terlihat maksa. W suka bumbu2 manis yg bertebaran, ga too much. W suka cara penulis mengecoh pembaca biar mikir "apa iya dy begitu? keknya dia perfect bgt deh" lalu setelah bbrp halaman mikir "nah kn, dy mencurigakan bgt gerak-geriknya". Dann w jg suka peran si adek yg w kira yauda b aja, eh ternyata jeng jeng jeng hehe tpi jg kesel krna dy kayak membabi buta.
Tpi pertanyaan2 kecil yg sering muncul seiring namatin ini buku tuh mostly bener jdi w merasa kurang greget, tpiii sene surat panjang lebar yg bs disebut key scene; ampuh bikin w ber-ohhhhh panjang dan ngebut bacain itu surat walau berhalaman2.
Tpi tetep, ekspektasi w dri judulnya udh setinggi patung liberty jdi yaa rating 4 pas lah😁 -
Aaaaahhhh.... endingnya... saingan sama memory of glass 😭😭😭
-
[English]
First, I admit that the 5-stars is a manifestation of subjective review. Perhaps it comes from a soul who has not been reading good masterpiece since few years ago.
Second, I am going to appreciate the details that Akiyoshi-sensei presented in this book. In the middle of reading this, I was agonizing to myself, expressing hatred toward a silly young woman, who is by the way, uneducated - and controlled by her irrational emotion because she lost her only 'love' in her life.
Reading Akiyoshi-sensei's writing somehow identic with playing puzzle: my brain automatically trying to find the pieces, create a connection, until I get what is actually happening (of course, not only what presented by the Blurb or the words there). I did not want to be deceived. Well, I managed to guess some part that is actually correct, but as usual - failed to predict the whole, bigger picture. And as always, Akiyoshi-sensei succeed to create a meaningful and integrated final touch in the end. Unlike her other book, Holy Mother, which made me felt irritated and agitated in some ways, I felt sad after reading this. Well, I guess, that's what Akiyoshi-sensei wants from her readers when finishing this book, because she always succeed to create a 'mind-blowing' story. Not an unpredictable way of usual Detective series presented - but something that more humanly touched.
Lastly, if I'm trying not to be subjective, I will give this piece of work 4.5 stars. Well, let's say the 5 stars - still worth it.
[Indonesian]
Pertama-tama, saya mengakui bahwa 5-bintang ini adalah manifestasi review subjektif. Mungkin itu datang dari sebuah jiwa yang sudah lama tidak membaca ‘masterpiece’ sejak beberapa tahun yang lalu.
Kedua, saya akan mengapresiasi detail yang disuguhkan Akiyoshi-sensei di buku ini. Di tengah-tengah membaca buku ini, saya merasa ‘tersiksa’, sambil mengekspresikan kebencian saya terhadap seorang Wanita muda ‘bodoh’, yang juga tidak teredukasi dan dikontrol oleh emosi irasional dia karena kehilangan satu-satunya ‘cinta’ di dalam hidupnya.
Membaca karya Akiyoshi-sensei seolah-olah seperti bermain puzzle: otak saya otomatis mencari bagian-bagian dari puzzle tersebut, merangkai hubungan, sampai saya berhasil menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi (tentu saja bukan dari bahasa yang disuguhkan oleh blurb – synopsis – atau kata-kata yang ada). Saya tidak ingin tertipu. Yah, saya berhasil menebak beberapa bagian yang ternyata benar. Namun seperti biasanya – gagal untuk memprediksi keseluruhan gambaran cerita. Dan juga seperti biasanya, Akiyoshi-sensei berhasil untuk membuat akhir cerita yang membekas dan utuh. Tidak seperti bukunya yang lain, Holy Mother, yang berhasil membuat saya merasa kesal dan gelisah entah mengapa, saya merasa sedih ketika selesai membaca buku ini. Yah, saya rasa, mungkin itu yang Akiyoshi-sensei inginkan dari pembaca bukunya yang ini, karena beliau selalu sukses untuk membuat cerita ‘mind-blowing’ . Bukan alur yang ‘tidak bisa ditebak’ seperti cerita-cerita detektif pada umumnya, tetapi sebuah cerita tentang “manusia”.
Terakhir, jika saya berusaha untuk tidak subjektif, saya akan memberikan karya ini 4.5 bintang. Yah, katakana saja buku ini masih layak untuk mendapatkan 5 bintang, deh. -
plotwistnya mengecohku lagi 😂 lama-lama aku berpikir Akiyoshi Rikako sepertinya jenius juga kalo menulis buku romance ✌ hehe
Part termanis dan heartwarming yang paling kusuka adalah:
1. saat tadatoki bertemu dengan sakiko, dan mereka saling jatuh cinta akhirnya mereka menikah. Cara tadatoki mencintai sakiko dan menepati janjinya pada sakiko benar2 menyentuh perasaanku. Dulu dua-duanya sebatang kara dan hilang arah tapi saat bersatu mereka merasa kuat dan hidup kembali, saling melengkapi kepingan-kepingan yang tak sempurna terpahat indah. Cinta yang dibarengi dengan tanggung jawab yang sungguh2 selalu terlihat hangat dan berkilau dimataku.
2. Hideo menikah dengan Eri, cara hideo memperlakukan dan menyayangi eri bukan hanya bisa membuat eri tidak bisa menolak jatuh cinta, aku pun merasa begitu hahaha walopun tetap belum mengalahkan hangat dan manisnya romance cinta kasih di memory of glass hehe
3. Saat membaca surat Hideo untuk sakiko.
Pesan yang ku take away(subjektif hehe):
●Keluarga korban pembunuhan lebih sulit menerima kenyataan daripada keluarga yang ditinggal meninggal dengan wajar.
●Sebenci apapun manusia jika selalu disayangi dengan baik dan benar akan luluh.
●Seseorang yang ingin mati tidak selalu terlihat murung atau kusut dan kesepian bisa menjadi penyebab dari seseorang ingin mati/bunuh diri.
●Seseorang yang ditinggal meninggal kedua orang tuanya kebanyak tidak menjalani hidup dengan mudah.
●terkadang mereka berusaha seakan2 terlihat kuat dengan beberapa hal seperti sering berkelahi atau seakan2 terlihat ceria dengan merubah penampilan dsb.
●Cinta dan kasih sayang yang tulus dan sepenuh hati bisa menggerakan hati siapapun termasuk memberi semangat hidup untuk seseorang yang tadinya berpikir ingin mengakhiri hidupnya.
🌟5/5 Plotwist
🌟4/5 Romance
🌟3,5/5 lambat menurutku, jadi ada beberapa part yang aku pas baca bosen. Endingnya aku kurang puas hehe
Masih sisa 3 buku Akiyoshi yang ku punya tapi belum ku baca:
Gisele, silence dan scheduled suicide day, mana dulu ya? Hehe #MaratonAkiyoshi -
4.5 tepatnya ...yah pokonya yang belum baca sebeaiknya jangan baca review ini hehehehe
Novel ini sekali lagi terasa berbeda dibanding karya akiyoshi sensei yang lain. Di dalam novel ini ada dua kasus:
1. Kasus kecelakaan keluarga Saiko yang membuat hidup Saiko menggantung pada suaminya Tadatoki
2. Kasus kematian Tadatoki yang memicu dendam Saiko seperti blurb cerita
Kedua kasus tersebut saling terhubung karena kedua kasus inilah yang membawa alur cerita hidup Saiko dan Hideo.
***
Hal yang membuat aku agak gemes:
1. Si tokoh utamanya yaitu Saiko. Bukan karena saking cintanya dia sama suaminnya tapi dia memotong ucapan polisi dan tidak mendengar penjelasan dengan lengkap. Aku tahu hal itu karena dia shock tapi kalo gak dengerin kan jadi banyak pikiran-pikiran dan asumsi-asumsi gitu. Namun, perlahan sosok Saiko berubah dan ya aku berusaha menikmatinya.
2. tokoh polisinya kayak plin plan sekali menangani kasusnya. Apa-apa langsung ngomong ke keluarga korban, padahal belum pasti. Jadi, status kematian korban berubah-ubah.
3. Kasus kematian Tadatoki yang awalnya jadi motif cerita ini malah berakhir biasa saja karena terungkapnya kasus kematian keluarga Saiko. yah pada akhirnya misteri kedua kasus tersebut terungkap dan ya gak ada ganjalan dalam hati pembaca...
***
Novel ini memiliki misteri yang sederhana dan ya lebih banyak menyentuh sisi perasaan kita. Novel akiyoshi sensei seperti biasa membuat kita terombang-ambing dengan spekulasi tapi tidak terlalu kuat seperti Memory of Glass dan Giselle.
Mungkin plot twistnya siapa yang akan terbunuh dan siapa yang membunuh. Namun, sepertinya kita bisa menduganya jadi gak terlalu plot twist juga
***
Membaca novel ini mengingatkanku pada novel schedule suicide day(SSD) yang sederhana namun pada akhirnya (SSD) lebih ceria karena memang tokohnya anak muda. Sedangkan, di novel ini lebih ke arah hangat, haru, dan menyayangkan hal yang yang terjadi.
***
Terlepas dari apa yang kutulis di atas sekali lagi, aku merasa hangat pada sosok Hideo. Dia seperti Mitsuharu (Memory of Glass) yang membuatku penasaran karena pendiam dan misterius, lalu merasa hangat, haru dan merasa sedih di saat bersamaan. Aku udah pengalaman sama Mitsuharu maka nya gak mau berburuk sangka sama dia :') .
Tentu saja, novel ini punya tempat lain di hatiku... hmm
***
Rekomendasi untuk cerita misteri yang sederhana dan menghangatkan -
Karena aku sudah baca semua buku Akiyoshi Rikako yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, dan rata-rata aku suka sama tulisannya, begitu ada buku terbarunya ya tentu dibeli dan dibaca dong.
.
Premisnya adalah seorang wanita yang suaminya tewas, kemudian menjalani operasi plastik untuk menikah dengan pria yang dicurigai sebagai pembunuh sang suami. Motifnya? Tentu untuk membongkar kejahatan dan mendapatkan keadilan. Tapi apa iya sehitam-putih itu ceritanya? Tentu tidak.
.
Blurb di sampul belakang buku sangat singkat, seperti di Absolute Justice, tapi bagiku kurang greget, ngga kerasa thriller-nya. Tapi pas udah baca bukunya, yaaa ... Emang ini kisah romance dengan nuansa thriller, bukan sebaliknya. Atmosfernya mirip-mirip sama Memory of Glass. Bittersweet gitu~
.
Bagaimana dengan tokoh-tokohnya?
Cukup menarik. Tokoh utamanya (sang istri) bukan tipe wanita yang mudah disukai, ada beberapa hal tentangnya yang bikin kesal, tapi ada hal-hal yang bisa bikin aku bersimpati juga.
Kemudian ada tokoh almarhum suami, tokoh tersangka pembunuhan, dan tokoh adik ipar yang kepribadiannya bikin pembaca nebak-nebak dari awal hingga akhir cerita. Iya, semuanya baru jelas di bagian akhir!
.
Terakhir, gimana dengan plot twist?
Ya tentu adaaa ... Tapi menurutku sih ngga semengejutkan Holy Mother (udahlah Holy Mother masih da best), padahal dari awal aku ngga berusaha nebak-nebak karena pengen dikagetin 😂
.
Fansnya Akiyoshi Rikako wajib baca. Kalau belum pernah baca satu pun bukunya, Burning Heat ini cukup oke untuk menjadi buku pertama. Enak dibaca, menghibur, dan ngga bikin ekspektasi ketinggian buat lanjut baca buku-buku Akiyoshi Rikako lainnya. -
Dari novel-novel Akiyoshi-sensei yang pernah kubaca, kayaknya Burning Heat jadi novel dengan plot paling sederhana deh. Soalnya nggak yang rumit atau kompleks gitu. Tapi, tetep asyik diikuti. Cara penyampaian dan risetnya juga seperti biasa ya, kelihatan mateng.
Aku pernah bilang kan? Kalau aku suka sama novel thriller yang temanya keluarga atau rumah tangga. Dan akhirnya aku kesampean baca novel thriller yang begini lagi. Hubungan antartokoh di novel ini nggak yang rumit gitu, tapi jalinannya masih tetep kokoh. Untuk Sakiko, aku bersimpati sama dia. Aku tahu, dia udah ngelewatin banyak hal yang membuat dirinya sampai seperti ini dan nekat mau nikahin Hideo. Dan aku mau acungi banyak jempol buat usaha kerasnya ituuu.
Selain itu, aku juga suka sama Hideo. Aku bersimpati sama dia. Tapi, buat suaminya Sakiko, Tadatoki, aku agak kurang suka. Bukan, bukan karena karakternya. Tapi, sama sesuatu yang ada di ending cerita. Aku agak merasa janggal, tapi bukan masalah besar kok.
Untuk twist, bukan sesuatu yang mengejutkan sih. Tapi tetep aja aku nggak bisa nebaknya wkwk. Aku nggak nyadar kalau Akiyoshi-sensei ngasih petunjuk di bagian "itu". Kupikir bagian "itu" cuma info pajangan aja, tahunya petunjuk toh wkwk. Soalnya bagian "itu" juga disampaikan dengan tempo yang lambat, jadi aku nggak mikir sampe ke sana dan fokus ke Sakiko aja.
Secara keseluruhan, aku ngerekomen novel ini untuk kalian baca. Novel ini bukan tipe yang dar-der-dor juga, tapi tetep ada kejutan-kejutan kecil yang diselipin di sepanjang cerita, terutama di bagian akhirnya.
3,6/5⭐ -
Wohooo... If my memory didnt fail me, Rikako Akiyoshi wrote steamy scene for the first time ever here XD
The story though, I dunno, I felt like she's softening.
It's still a page turner mystery, but...
The last two books I've read (
Memory of Glass ,
Burning Heatwere all about love and grief. It wasn't bad but I missed the dark and twisted story with twisted character like one in
Absolute Justice... -
It feels amazing I can finished this book in one sit. Perihal terjemahannya, mudah banget buat dipahami dan aku jadi enjoy bacanya (thanks to Kak Ulan as translator!). Buku ini ternyata page-turner dan keseluruhan ceritanya benar-benar mudah dicerna. Kecepatan alur ceritanya pun nggak bertele-tele, tapi nggak terburu-buru juga. Aku juga suka perkembangan karakternya yang manusiawi. Aku yakin Akiyoshi-sensei pasti selalu punya plot-twist di dalam tiap bukunya dan di buku ini pun juga ada, tapi rada ketebak sih hehe. Cuma ada beberapa bagian tentang Akiko yang aku nilai agak bikin plot hole. Biasanya buku karya Akiyoshi-sensei punya vibe yang dark dan gloomy, tapi buku ini lebih ke arah vibe yang sad dan angst. Overall, I enjoy this book and my rating is 4.5⭐
-
This book is such a page turner. Pacing-nya pas, konflik batin MC-nya dapet, dan bumbu romance-nya lumayan kental. Walaupun plot twist novel ini gak se-wow holy mother, aku tetep kasih bintang 4+++/5.
Ini buku rikako-sensei kedua yang aku baca dan sebelumnya memang udah niat buat baca karya-karya beliau yang lain. Walaupun sejujurnya belakangan ini udah agak bosan baca buku terjemahan, tapi karena ngeliat desain covernya yang mirip Yosano BSD + penulisnya rikako-sensei, langsung kubeli aja tanpa pikir panjang wkwkwk. -
Bacanya padahal pelan-pelan eh ternyata sehari uda kelar.. Emang page turner banget, bikin penasaran walaupun twist nya ga seheboh Holy
Mother & Girls in the dark (this one still my fave).. Anyway, nyesek banget sama endingnya 😢 -
Setelah sekian lama, akhirnya bisa baca karyanya Akiyoshi Rikako sensei lagi, astaga, aku nggak bisa nulis ulasan detail, takut spoiler....
-
Seperti biasa, Akiyoshi memang the best jika berhubungan dengan psycology thriller.
Suka dengan penggambaran setiap detail karakter dan latar. -
3,8🌟