Empat Bulan yang Lalu by Kincirmainan


Empat Bulan yang Lalu
Title : Empat Bulan yang Lalu
Author :
Rating :
ISBN : -
ISBN-10 : 9786230023736
Language : Indonesian
Format Type : Paperback
Number of Pages : 425
Publication : Published February 3, 2021

Empat bulan yang lalu, Henry menangkap basah Ayesha, gadis yang sangat dia cintai, tengah berciuman dengan atasan barunya di kantor. Baginya, pengkhianatan Ayesha telah mengakhiri segalanya. Membuat Henry mengambil terlalu banyak langkah dan mengabaikan satu bagian dari dirinya yang hancur tak tersembuhkan.

Empat bulan lamanya Henry mencoba menata kembali hidupnya. Mencoba menemukan alasan baru untuk menata masa depan, tanpa mampu melihat dirinya sendiri babak belur dalam kubangan luka batin yang menyedihkan. Yang paling tidak ia inginkan kini adalah melihat gadis itu menampakkan diri di hadapannya.

Empat bulan sudah cukup bagi Ayesha untuk bangkit dan mencoba berdamai dengan pahitnya luka pengkhianatan yang ia torehkan di hati Henry. Dia menyadari telah merusak masa depan indahnya bersama Henry dengan membiarkan Sam mendapatkan apa yang diinginkannya.

Ayesha datang kembali tanpa pemberitahuan, muncul di kota kelahiran mantan kekasihnya, dan menawarkan lembar penutup bagi kisah cinta mereka.

Namun, apakah empat bulan yang dilalui Henry sama dengan empat bulan yang dimaknai Ayesha? Apakah waktu bisa menjadi alat hitung yang sama dalam menakar luka bagi dua insan yang berbeda?


Empat Bulan yang Lalu Reviews


  • Liliyana Halim

    Selesaiiiii! Dan sukaaa 🤩🤩🤩. Meskipun ada beberapa kalimatnya yang bikin aku gagal paham tapi untungnya aku masih ngerasa marah, gregetan, deg-degan, nyesek dan ngakak juga 🙈. Aku suka tema ceritanya nggak biasa gitu menurutku. Nggak bisa suka sama tokohnya 😣. Pastikan kamu sudah berusia 21+ untuk baca novel ini ya 👋🏼.

  • Nurul

    Sejujurnya saya rada takut baca ini, tema perselingkuhan tuh emang exciting tapi di lain sisi bakalan bikin frustasi dan deg-degan.

    Dan pas baca, buku ini lumayan ngingetin saya sama buku penulis yang The Chronicle of a 35-Year-Old Woman. Ada dua cowok yang ngelilingin tokoh utama ceweknya--good boy dan the bad one. Walaupun di buku ini lebih terfokus ke permasalahan dalam hubungan Ayesha dan Henry.

    Oke, pertama, hal yang saya suka di buku ini adalah karakternya yang realistis, dari mulai sifat mereka, tindakan mereka, sampai cara mereka nyelesaiin masalah, it happens in reality.

    Meskipun yah saya nggak bisa simpati sama sekali ke Sam. Dia tuh obsesif, manipulatif banget and using his power to forced someone to do everything he wanted.

    Saya makin nggak paham lagi waktu baca komentar di wattpad, ternyata banyak juga yang suka Sam dengan alasan dia bad boy-nya cerita ini dan lebih parahnya, pas author ngasih tau di author's note buat ngejelasin kenapa pembaca untuk hindari jatuh cinta sama orang kayak Sam, and pick the good guy mereka malah bilang tetep tim Sam *sigh* saya nggak paham kenapa banyak yang lebih milih bad guy cuma karna katanya lebih menantang ketimbang good guy yang selalu diindikasikan ngebosenin.

    Stop tentang Sam karna saya udah males bahasnya, untuk gaya penulisannya saya selalu suka sama gimana Kak Kin ngegambarin suasana. Ditambah banyak pesan moral tanpa harus ngerasa kita digurui sama penulis.

    Kekurangannya mungkin ada beberapa kalimat yang saya masih kurang paham dan buat pergantian POV yang nggak ada pembatasnya jadi bikin bingung pas awal-awal, misalnya lagi bahas Henry yang khawatir sama Ayesha terus tiba-tiba langsung ada sudut pandang Ayesha di bawah kalimat POV Henry.

    Dan kayaknya ini saya doang , but I didn't feel the sparks between Henry-Ayesha that made my heart flutter till the ending. Saya malah gemesnya sama mereka waktu di extra chapter. Mungkin karna di awal udah langsung ada adegan perselingkuhan Ayesha kali ya.

    Rate: 3.75/5

  • Fahri Rasihan

    • Judul : Empat Bulan yang Lalu
    • Penulis : Kincirmainan
    • Penyunting : Afrianty P. Pardede
    • Penerbit : Elex Media Komputindo
    • Terbit : 3 Februari 2021
    • Harga : Rp 100.000,-
    • Tebal : 432 halaman
    • Ukuran : 12.5 × 19.5cm
    • Cover : Soft cover
    • ISBN : 9786230023736

    "𝘚𝘢𝘭𝘢𝘩. 𝘛𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢." (hal. 162)

    Perkenalan antara Ayesha dan Henry terjadi secara tidak sengaja di sebuah klub hiburan. Ayesha terlihat tidak nyaman saat berada di tengah keramaian. Saat dirinya hendak beranjak pulang dan meninggalkan riuh pesta teman-teman satu kantornya, Ayesha dihampiri oleh seorang wanita bernama Patricia. Patricia yang awalnya mencoba berkenalan dengan Ayesha akhirnya mengaku jika dirinya hanya membantu sahabatnya, Henry, yang ingin berkenalan dengan Ayesha. Henry sendiri merasa canggung dan malu-malu saat ingin berkenalan dengan Ayesha. Maka dari itu sahabat dekatnya, Patricia, berusaha untuk membantunya. Berawal dari sana Ayesha dan Henry kini resmi menjadi sepasang kekasih. Henry merasa teramat beruntung bisa mencintai dan menikmati hubungannya dengan Ayesha. Ayesha pun merasakan hal yang sama. Di mana rasanya dia tidak bisa hidup tanpa cinta Henry. Setelah menjalin hubungan yang cukup lama mau tidak mau mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. Henry dipindah tugaskan ke Surabaya. Ayesha yang pada awalnya kesal dengan keputusan itu harus menerimanya dengan lapang dada.

    Di saat mereka hanya bertemu seminggu dua kali saat akhir pekan, Ayesha harus diuji dengan kemunculan bos barunya, Sam. Daya tarik Ayesha yang teramat tinggi berhasil menarik perhatian Sam. Sebagai bos barunya Sam memiliki reputasi yang kurang baik soal perempuan. Namun, Ayesha seakan menutup telinga dengan rumor tersebut. Hingga suatu hari Sam berhasil mendesak dan menjerat Ayesha dengan sesuatu yang membuat Ayesha mau tidak mau harus menuruti keinginan Sam. Dan yang Sam inginkan hanyalah Ayesha. Di balik hubungannya dengan Henry, Ayesha memberikan apa yang diinginkan oleh Sam. Di satu sisi Ayesha tahu ini salah, tapi di sisi lain Ayesha sendiri malah sulit untuk menolaknya. Hingga akhirnya perselingkuhannya dengan Sam diketahui oleh Henry. Henry murka seketika saat tahu pujaan hatinya disentuh oleh orang lain. Henry kecewa dengan sikap Ayesha yang pasrah apa adanya. Hubungan mereka pun kandas, tapi hati mereka tidak bisa berbohong. Masih ada sekelumit rasa cinta yang tidak bisa hilang begitu saja. Mengapa Ayesha bertindak demikian? Bisakah Henry memaafkan Ayesha?

    "𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢?" (hal. 193)

    Senang sekali rasanya bisa kembali mencicipi karya terbaru dari Kincirmainan. Jujur saya selalu menantikan karya-karya Kincirmainan yang biasanya selalu mengusung tema cerita yang berani, unik, dan berbeda. Dan kali ini melalui Empat Bulan yang Lalu saya mendapatkan cerita romansa yang kelam dan mendalam. Kekelaman ceritanya sendiri sudah bisa kita lihat dan rasakan lewat 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 bukunya yang terlihat gelap dan muram. Untuk ukuran novel 𝘳𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦 Empat Bulan yang Lalu justru memiliki 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 yang jauh dari kata manis. Ini menarik karena dalam setiap kisah cinta pasti ada problematikan di dalamnya. Ilustratsi siluet sepasang kekasih yang sedang berpelukan mengindikasikan tokoh Ayesha dan Henry. Ilustrasinya sendiri dibuat 𝘢𝘳𝘵𝘴𝘺 sehingga terlihat tidak monoton. 𝘉𝘢𝘤𝘬𝘨𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 dan ornamennya yang berwarna hitam semakin menegaskan betapa kelamnya hubungan antara Ayesha dan Henry. Empat Bulan yang Lalu menunjukkan jika sebuah novel 𝘳𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦 tidak melulu harus memiliki 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 yang manis, tapi terkadang suram pun justru lebih menarik perhatian.

    Empat Bulan yang Lalu punya tema cerita cinta dengan isu yang mungkin cukup sensitif, khususnya untuk masyarakat Indonesia. Di mana saat Ayesha dan Henry sedang mesra-mesranya, hubungan mereka harus diuji dengan dipindah tugaskannya Henry ke Surabaya. Ayesha sendiri tidak mau tergantung pada Henry selama mereka belum menikah dan memilih tetap tinggal di Jakarta dengan pekerjaannya. Pada akhirnya mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. Namun, kehadiran bos baru Ayesha, Sam, nyatanya malah membuat Ayesha terjebak dalam hubungan yang terlarang. Tema perselingkuhan yang dibahas di sini menarik karena yang melakukannya adalah pihak perempuan. Di sini jangan harap menemukan sesuatu yang manis dan romantis. Mungkin sempat ada hal-hal tersebut di awal cerita, tapi semakin menuju akhir pembaca akan dibuat stres dengan problematika hubungan Ayesha dan Henry. Di mana perselingkuhan yang menghancurkan hubungan mereka tidak serta merta dapat pula menghancurkan perasaan cinta mereka. Gejolak emosi keduanya diekspos dengan kuat dan mendalam di dalam novel ini.

    Dua tokoh inti yang memegang kunci ceritanya terletak pada Ayesha dan Henry. Sosok Ayesha sendiri adalah seorang perempuan mandiri dan pekerja keras. Ayesha memiliki fisik yang menarik dan rupawan. Namun, meskipun begitu Ayesha sendiri merasa tidak nyaman saat harus berada dalam keramaian pesta. Ayesha lebih suka berbaring di atas ranjang sambil membaca buku alih-alih menari di tengah pesta. Sedangkan Henry sendiri merupakan sosok pria yang sedikit pemalu dan canggung, tapi memiliki komitmen yang kuat akan sesuatu. Henry selalu berusaha untuk merencanakan segala sesuatunya agar berjalan lancar dan sempurna. Saking detailnya seorang Henry terkadang itu semua membuat Ayesha terganggu. Apalagi ditambah dengan sikap posesif Henry. Selain Ayesha dan Henry ada juga tokoh-tokoh lainnya, seperti Sam yang flamboyan, Patricia yang bawel, Dana yang santai, hingga Elisa yang bijaksana. Jujur saja saya tidak terlalu menyukai hampir seluruh tokohnya, khususnya Ayesha dan Henry. Kedua tokoh utamanya ini bikin emosi banget. Memang sih ada alasan di balik sikap mereka dan saya mencoba untuk mengerti serta memahaminya. Namun, entah kenapa kedua tokoh utamanya ini tetap saja terasa sulit untuk disukai.

    Empat Bulan yang Lalu menggunakan sudut pandang orang ketiga untuk menuturkan narasi ceritanya. Penggunaan sudut pandang ini sudah cukup mewakili perasaan masing-masing tokohnya. Saya pribadi bisa merasakan kegalauan dan kegundahan yang muncul dalam tokoh Ayesha dan Henry. Alur ceritanya lumayan ngebut yang diawali dengan perkenalan dan berakhir dengan perpisahan. Alurnya sendiri bisa membawa pembaca hanyut dengan diksi penulis yang luar biasa ringan dan menyenangkan. Salah satu ciri khas dari seorang Kincirmainan adalah gaya bahasa dan berceritanya yang selalu dapat menggaet pembaca ke dalam jalinan ceritanya. Latar tempat yang dipergunakan, yaitu kota Jakarta dan Surabaya juga lumayan tereksplorasi dengan cukup baik. Meskipun tidak mendetail. Penggunaan tempat seperti kantor, rumah, hingga restoran diperlihatkan dengan cukup efektif dan efisien. Sehingga membantu menghidupkan dan menguatkan jalan ceritanya.

    Permasalahan atau konflik yang terjadi timbul di saat Ayesha terjebak dalam hubungan terlarang dengan bosnya, Sam. Di mana Sam menekan dan secara halus mengancam Ayesha agar mau memenuhi keinginannya. Dan ketika hubungan antara Ayesha dan Sam terbongkar oleh Henry, di saat itulah konfliknya pecah seketika. Di mana Henry dibuat marah dan kecewakan oleh tindakan Ayesha. Padahal selama ini mereka sudah seperti sepasang sejoli yang tak bisa terpisahkan. Namun, nyatanya Ayesha malah berkhianat di belakang Henry. Sebagai pembaca saya menikmati konfliknya yang berisi adu argumen dan batin yang tersiksa. Bagaimana kedua tokoh utamanya berusaha memulihkan diri mereka masing-masing setelah perkara yang terjadi. Gejolak batin dan emosi yang dirasakan kedua tokoh utamanya menjadi sajian yang akan menemani pembaca. Sebab dan akibat yang melatarbelakangi konfliknya pun menambah alasan mengapa bisa menjadi demikian adanya. Empat Bulan yang Lalu menghadirkan konflik yang mendalam dan bergejolak. Di mana rasa cinta yang tidak langsung pergi saat hubungan berakhir.

    Kincirmainan tidak pernah gagal dalam menyuguhkan sebuah cerita dengan isu yang berani dan mungkin jarang disentuh oleh penulis lain. Kali ini isu perselingkuhan dan trauma menjadi bahan pokok dalam sajian ceritanya. Saya menikmati setiap kepingan cerita yang ditulis dengan narasi yang membuat ketagihan. Novel ini bisa dibilang sangat 𝘱𝘢𝘨𝘦 𝘵𝘶𝘳𝘯𝘦𝘳 banget, sehingga nggak akan sulit untuk menikmatinya. Meskipun tokoh-tokohnya sulit untuk disukai, tapi untungnya pondasi ceritanya yang kuat bisa menjadi modal yang membuat pembaca akan betah mengikuti jalinan ceritanya. Kekurangan yang saya rasakan selama membaca novel ini mungkin menjelang akhir cerita banyak adegan yang seakan-akan berlarut-larut dan bertele-tele. Namun, mungkin itu merupakan bagian dari proses yang memengaruhi keputusan dari dua tokoh utamanya. Selebihnya saya suka dan mengapresiasi penulis yang berani membahas isu yang sensitif seperti ini. 𝘍𝘺𝘪 bagi kalian yang masih di bawah umur atau belum bisa berpikiran terbuka lebih baik jangan coba-coba untuk membaca novel ini. Dibutuhkan kedewasaan dan pemikiran yang terbuka untuk dapat menikmati jalan ceritanya.

    "𝘗𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘥𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘩𝘢𝘵𝘪, 𝘏𝘦𝘯, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘯𝘴𝘵𝘢𝘯." (hal. 248)

    "𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘮 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘭𝘢𝘮𝘢, 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘢𝘯, 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪-𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘶𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯." (hal. 262)

    "𝘚𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘮𝘣𝘪𝘴𝘪𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘢𝘸𝘢𝘭, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘱𝘰𝘯𝘥𝘢𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘩." (hal. 297)

  • Meila Nada

    Sedikit kecewaa tapi mungkin lebih ke tema ceritanya enggak pas buat aku.

    Kesempatan kedua setelah 'selingkuh' tuh gak masuk banget sih di aku :")

    Ceritanya bener-bener fokus ke Ayesha dan Henry, Sam tuh bener-bener figuran banget. Kesannya cuman ada buat jadi pemantik rusaknya hubungan Ayesha sama Henry udah gitu bye aja gaada lagi... Padahal di awal sempet ada POVnya dia, kirain bakalan berjuang atau apa kek gitu katanya suka sama si Ayesha hmm.

    Sempet bersimpati juga sama Henry tapi coba aja kalau dia enggak balik lagi sama Ayesha. Asli berharap banget mereka gaakan CLBK. Yahh menurutku akhirnya bakalan lebih bagus seperti itu. Henry maafin Ayesha, tapi gak perlu balikan sama Ayesha. Biar Ayesha dan secara tidak langsung biar pembaca juga belajar, kalau mengkhianati pasangan apapun bentuknya itu gak baik loh...

    Walaupun di akhir ada sesuatu tentang Ayesha, tapi yah dia juga paham sendiri kalau hal itu tidak bisa membenarkan alasan dia melakukan itu sama Sam dan mengkhianati Henry.

    Yahh jadinya misuh-misuh gini maafinn 😖

  • Nadiana

    too good to be man, an traumatized abused bitch, and manipulative jerks

  • Mella Lauw

    Sempet DNF baca buku ini, dan sekarang masih ga nyangka bisa di selesaikan dalam sekali duduk. Baca buku kak Kin bikin resah tapi juga penasaran.

  • Ulfah Sandra

    Buku ini setelah aku terima, rasanya nggak mau berhenti baca.
    Dari cover sampai layoutnya sangat menarik.
    Dan aku sangat surprise dengan ceritanya.

    Henry & Ayesha, pasangan yang sangat mesra awalnya namun, berantakan setelah hadirnya bos baru Ayesha, Sam.
    Henry & Ayesha merasakan penderitaan setelah berpisah. Mereka mencoba untuk menyembuhkan luka dengan caranya masing-masing.
    Ketika pada akhirnya mereka menyadari cinta itu tetap ada, keputusan yang tepat akhirnya diambil oleh Henry. Keputusan yang membawa kebahagian bagi keduanya.

    Untuk kesekian kalinya aku koleksi buku dari Kincirmainan. Sampai aku hafal ciri khasnya pada setiap tulisan.

  • Pauline Destinugrainy

    Pertama kali Henry bertemu dengan Ayesha, dia sudah jatuh cinta pada gadis itu. Tapi Henry tidak berani mendekati Ayesha secara langsung. Dia meminta bantuan Patricia, sahabatnya untuk menghampiri Ayesha. Meski awalnya enggan, Ayesha akhirnya menuruti keinginan Patricia, wanita yang baru dikenalnya di bar malam itu, untuk diperkenalkan dengan Henry. Perkenalan pertama yang berlanjut dengan beberapa kali kencan. Sepertinya Ayesha juga memiliki perasaan yang sama dengan Henry. Karena jika tidak, Ayesha tidak akan membalas ciumannya. Tapi Henry merasa perlu memastikannya kepada Ayesha.

    Ayesha sempat terkejut ketika Henry memintanya untuk menjadi pacarnya. Karena Ayesha berpikir, dia tidak akan sejauh itu jika belum menganggap Henry sebagai seorang kekasih. Setelah dua tahun tak kunjung dilamar, Ayesha mulai gelisah. Sebenarnya Henry sendiri telah mempersiapkannya sejak setahun sebelumnya, hanya dia selalu merasa waktunya tidak pernah tepat. Jika bukan karena disinggung oleh Ayesha pada acara ulang tahun ibunya, Henry mungkin belum berani melamar Ayesha. Hubungan keduanya semakin mendapatkan ujian ketika Henry dipindah tugaskan ke Surabaya, sementara Ayesha harus berganti atasan di kantor. Atasan Ayesha yang baru, Sam, jatuh cinta pada Ayesha, dan memanfaatkan posisinya untuk mendekati Ayesha.

    Membaca sinopsis novel ini tentunya memberikan gambaran pada pembaca bahwa Ayesha ditemukan oleh Henry berciuman dengan pria lain. Karena suatu keadaan, membuat Ayesha mengkhianati Henry. Novel ini bahkan diawali dengan adegan perselingkuhan Ayesha, membuat saya sempat memiliki ekspektasi negatif kepada tokoh perempuan utama dalam novel ini. Apalagi Henry digambarkan selalu memberikan yang terbaik untuk Ayesha. Meski memiliki rasa cemburu yang besar, itu dikarenakan rasa cintanya kepada Ayesha yang lebih besar lagi. Sampai di pertengahan, pandangan saya terhadap Ayesha mulai berubah. Ayesha mencintai Henry dibawah bayangan ketakutan. Takut akan kehilangan Henry, tapi dia lebih takut lagi kehilangan pegangan dalam hidupnya sendiri. Saat Henry tak kunjung menikahinya karena waktunya belum tepat, Ayesha merasa perlu punya sesuatu untuk dipertahankan dalam hidupnya.

    Perhatian Henry pada Ayesha memang berlebih, sampai Ayesha tidak tahu bisa meminta apa lagi kepada Henry. Pengkhianatan Ayesha, membuat luka yang besar bagi keduanya, dan mereka berpisah selama 4 bulan untuk meyembuhkan diri masing-masing. Setelah empat bulan berlalu, Ayesha kembali mengharapkan cinta Henry, tapi tentu saja Henry tidak akan semudah itu memberikan kepercayaannya kembali kepada gadis yang menghancurkan hatinya.

    Novel ini adalah sebuah novel dewasa. Bukan hanya karena adegan-adegan dewasa di dalamnya, tapi juga butuh pemahaman yang dewasa akan cinta yang dialami Ayesha dan Henry. Saya beberapa kali mengulangi membaca kalimat-kalimat dalam novel ini, supaya bisa lebih memahami apa sebenarnya di pikiran Ayesha. Sumbangan karakter Patricia dan Elisa, dua orang wanita yang dekat dengan Henry juga cukup membantu. Mencintai diri sendiri, memulihkan diri sendiri jauh lebih penting sebelum memulai mencintai orang lain.

  • Rani Rachman

    Apakah kalian percaya cinta pada pandang pertama?

    Mungkin sebagian percaya sebagian tidak. Sebenanrnya aku termasuk golongan yang tidak mempercayai itu hehe tapi @kincirmainan membuktikannya.
    Novel bergenre romance yang mengangkat cerita cinta pada pandangan pertama. Sepertinya penulis kak @kincir ingin menekankan tentang kisah cinta pada pandang pertama, hanya dengan sekali melihat kalian akan tahu she's/he's the one. Dan itulah yang terjadi pada karakter utama pada buku ini Henry dan Ayesha, penulis juga mengukir kisah cinta karakter pendukung juga sebagai cinta pada pandang pertama, kisah cinta antara Patricia (Patty) dan Dana dua sahabat Henry.

    Novel ini mengangkat isu yang cukup berani, dan ramai jadi bahan perbincangan di sosial media seperti isu hubungan Abusive yang terjadi pada tokohnya di masa lalu, meninggalkan bekas yang mendalam, bahwa rasa sakit dan takut dari masa lalu itu tetap tinggal jika tidak di selesaikan, aku suka cara Ayesha dalam mengatasi rasa takutnya, membuat buku ini cocok kalian baca bagi yang mungkin mengalami hal yang sama dengan Ayesha.

    Begitu juga isu terkait perlakuan yang mungkin banyak terjadi pada pegawai perempuan di lingkungan kerja, di lakukan oleh atasan yang memanfaatkan kekuasaannya, dalam hal ini penulis mencoba mengangkatnya dalam ceritanya kali ini, menjadikan hal tersebut sebagai penyebab konflik utama dalam novel ini, menjadikan novel ini tidak sekedar bacaan romance biasa.

    Isu yang diangakat oleh penulis menjadi poin menarik dalam novel ini, menjadikan novel ini digunakan oleh penulis yang juga seorang perempuan sebagai salah satu media kampanye terhadap isu-isu yang banyak terjadi pada kaum hawa, untuk memberikan awarness pada lebih banyak orang terkait isu pelecehan seksual yang banyak terjadi pada perempuan.

    Novel romance yang ku kira hanya akan berisi cerita kasmaran dan galau-galauan ternyata memberikan banyak hal baru dan kejutan di akhir ceritanya. Tidak sekedar novel romance biasa tapi begitu ada berbagai unsur yang ada dalam novel ini, terutama self healing yang dilakukan oleh Ayesha.

    Ps: kalian harus sudah berumur 18 tahun ke atas untuk membaca buku ini, oke? 😊.

  • Rizky

    Empat Bulan Yang Lalu merupakan novel ke-9 Mba Kin yang kubaca. Novel yang sejak awal kehadirannya sudah mencuri perhatianku. Dari judulnya saja aku sudah penasaran "ada apa dengan empat bulan yang lalu".

    Untuk ide cerita dan eksekusinya sendiri aku suka banget. Mba Kin merupakan salah satu penulis yang kubilang cukup berani mengangkat isu-isu yang sensitif, seperti dalam novel ini mencoba mengangkat tema tentang perselingkuhan/pengkhianatan. Tidak main-main kali ini dilakukan oleh sang tokoh wanita.

    Mungkin ide serupa pernah diangkat di novel lainnya, tapi percayalah Mba Kin meramunya dengan berbeda, karena coba diselipkan dengan unsur trauma masa lalu di dalamnya.

    Yang menarik, novel ini diceritakan dari sudut pandang tiap tokoh, membuat kita bisa mengenal mereka lebih dekat, apa yang mereka rasakan dan pikirkan. Ini membuatku sulit untuk berpihak kepada siapa, karena semua punya alasan masing-masing. Walaupun aku tetap tidak suka dengan Sam.

    Secara keseluruhan, Empat Bulan Yang Lalu kembali membuatku jatuh cinta dengan tulisan Mba Kin. Tapi, novel ini tidak kurekomendasikan untuk kamu yang belum dewasa ya karena membutuhkan kebijaksanaan dan pikiran yang terbuka untuk membaca isu yang diangkat dalam novel ini.

  • Ipeh Alena

    Kalau harus membandingkan dengan buku sebelumnya. Novel ini rasanya lebih berat. Mulai dari percakapannya yang enggak se-ringan kisah Kenya dan Lita, mulai dari kemasan bahasanya agak serius. Enggak ada (atau ada?) Humor yang disematkan sebanyak di Kenya dan Lita. Sampai tema percintaan yang bener-bener nguras emosi.

    Trauma yang diangkat pun melebihi kisah Lita. Sampai-sampai di novel ini, Ayesha terpuruk pada suatu masalah akibat pengalaman buruknya di masa lalu. Bukan sekadar perkara sepele, tapi justru cukup parah hingga membuat Ayesha tak mampu berkutik. Udah gitu, toxic relationshipnya sama toxic peoplenya lumayan menguras emosi juga.

    Buatku pribadi ini novel kak Kincirmainan yang serius banget. Enggak tau lagi harus bilang apa. Bahkan, ekspektasiku untuk mendapatkan humor yang membagongkan pun enggak kudapat. Malahan terbawa emosi terutama dengan keras kepalanya Ayesha dan pertengkarannya dengan Henry. Aslik bikin pusing!

    Kalau kalian butuh novel yang bobot candaannya banyak. Novel ini pasti enggak akan masuk ke dalam kategori itu. Sebecanda-becandanya pun tetep terasa serius. Jadi, khusus buat yang pengen stimulasi emosi buat latihan punya pacar sampai tunangan tapi eh kesandung batu segede gaban, bisa nih baca novel ini. Dijamim emosimu terolah dengan baik.

  • Amaya

    Tiba-tiba ingat Mbak Kin ada buku baru, buru-buru ceki dan yeah nggak beda dari buku sebelumnya yang aku baca, semua hal di EBYL adalah realitas. Iya, sih, emang alasan Ayesha terdengar masuk akal, tapi tetap aja suka gemas gitu kalau udah mikir yang aneh-aneh. Jujur, sepanjang buku ini, sepanjang alasan-alasan dikupas satu per satu yang aku dapat malah kebingungan. Kalimatnya terlalu njlimet gitulah, jadi harus dua kali baca kalimat yang sama.

    Actual rate: 3.8. Bagus dan menyentuh terlepas dari konflik yang dibuat Ayesha, aku suka sikap sayang Henry (walaupun rada posesif, sih) dan yah everybody hates Sam. Gregetan dateng-dateng manipulasi pikiran orang!

  • nasya

    waktu baca prolog dan bab2 selanjutnya tuh ngerasa deg2an banget sih jujur, kayak tau si henry sebucin itu trus kalo mergokin ayesha cemburu kayak gimana ya reaksinya. tapi setelah kepergok, jadi bisa merasa lebih rileks. tapi jujur, awal2 baca ngerasa sedikit shock, dengan cara pacarannya mereka, yah yang menurutku sedikit liar

  • Nur Ghaniyah

    Rasanya campur aduk y baca buku ini. disatu sisi nggak bisa suka sm karakter tokohnya, Henry, Ayesha juga. tp disisi lain penulis menggambarkan ttg konflik batin yang penyelesaianny ckup realistis sih. novel ini rekomen buat pembaca yg punya pola pikir open minded.

  • Tira Lubis

    3,9⭐

  • pidaalandrian

    Rate 4.5

  • Yan Febryani

    Cerita yang cukup menyenangkan walau sebenarnya ku benci cheater yang dimaafkan begini. Kincirmainan masih menjadi salah satu penulis favoritku. Sangat berani.

  • Lisra Yenny

    Apapun alasannya selingkuh ya tetap selingkuh, bikin luka yg g gampang buat dimaafkan

  • Devi

    Bagusss