Memory of Glass by Rikako Akiyoshi


Memory of Glass
Title : Memory of Glass
Author :
Rating :
ISBN : -
ISBN-10 : 9786237351214
Language : Indonesian
Format Type : Paperback
Number of Pages : 360
Publication : First published August 21, 2018

Polisi bilang, aku melaporkan diriku sendiri.
Kata mereka, aku membunuh seorang pria.
Hanya saja.... aku tidak ingat.
Aku tidak pernah ingat melapor, apalagi membunuh orang.

Sebenarnya, apa yang terjadi?


Memory of Glass Reviews


  • Rezza Dwi

    Tamat ini dalam sehari. Penasaran dan ketagihan 😂

    Aku tau aku sangat biased 😂

    Selalu suka dengan gaya tulisan Akiyoshi Rikako. Cara menggiring kasusnya, selipan amanat kehidupannya, cara menguak konflik utamanya.

    Ngga akan banyak review karena ngga mau spoiler orang lain.

    Pokoknya baca aja 😂

  • Lelita P.

    Baca ini kemarin dalam perjalanan di kereta. Saya merasa novel ini agak beda dengan novel-novel Akiyoshi Rikako-sensei biasanya. Yang ini lebih... apa ya... . Dan itu tumben banget. Biasanya nggak nemu novel beliau yang seperti itu, karena umumnya novel beliau cuma dua vibe: mencekam, atau ternyata-membahagiakan. Nah, novel ini nggak dua-duanya. Dan saya merasakan aliran emosi yang lebih dalam pada novel ini dibandingkan dengan novel-novel Akiyoshi-sensei yang lain.

    Ceritanya bagus banget, dan mengena sekali buat saya secara personal, terutama pada bagian Yuka--karena saya pernah berada di posisi serupa, yaitu mengurus orang tua yang sakit. Pokoknya banyak narasi di bagian-bagian dia yang rasanya jleb banget di hati saya. T_T Dan saya suka banget cara Akiyoshi-sensei menuliskan bagian Mayuko dari sudut pandang orang pertama, dengan cara yang bikin geregetan sendiri karena benar-benar menggambarkan hilang-timbulnya ingatannya... sesekali ingat, beberapa menit kemudian lupa. Sebagai orang yang sangat sangat sangat menyadari betapa pentingnya memori di otak kita, membaca kondisi Mayuko itu rasanya heartbreaking banget.

    Dan twist-nya! Seperti biasa, Akiyoshi-sensei jago banget mempermainkan pikiran pembaca. Pas awal-awal, saya mengira faktanya X (karena pembaca digiring ke arah sana), terus menjelang tengah dan akhir, kecurigaan saya berubah karena suatu kejadian. Ternyata kecurigaan yang berubah itulah yang benar, tapi nggak nyangka aja bahwa detailnya seperti itu....

    T_T

    Memory of Glass semakin mengukuhkan posisi Akiyoshi-sensei sebagai penulis yang serbabisa dalam segala genre, yang buku-bukunya akan selalu autobuy.

  • Ayu Lestari Gusman

    Buku terakhir di tahun 2019

    Awalnya membosankan, karena seperti diulang2. Tapi, kejutan Akiyoshi Rikako selalu datang belakangan dan tidak mengecewakan

  • Aya

    Suka sama problematika hidup tentang anak yang harus merawat orang tua lanjut usia dengan penyakit demensia. Misterinya juga seru buat diikutin. Review lengkap bisa ditonton di sini
    https://youtu.be/UQFPLdoKUvI

  • Ari

    A rare thing happened when I read this RA's book, I cried!!!
    At the end of the story, Mitsuharu (the husband) took Mayuko (the wife with disorder memory) to the beach for the last time. At that moment Mayuko remember that they're married for twenty years, she closed her eyes then Mitsuharu kissed her. Mayuko felt happy, loved, protected, then second later she opened her eyes and she forgot all of that.

    "Kamu siapa?"
    "Aku penggemarmu"



    Ever since
    Scheduled Suicide Day I knew that RA also capable to write such heartwarming/heartbreaking story. In this book she balanced the murder mystery with the emotional drama perfectly well. Though the narration especially when it's Mayuko's part was frustrating.

    I personally think that while the mystery was decent, the story was more about people dealing with guilt and grief. My mom was sick that required full time care before she passed away, so I can easily relate to the story and especially Yuka's feeling.

  • zheitama

    “Kenapa aku selalu lupa? Orang-orang yang penting, kenangan, semuanya pergi entah ke mana. Aku, aku sekarang ingat mencintaimu, juga menikah denganmu. Meski begitu… aku tidak ingat namamu.”

    Let me say, this book is so much better than Giselle! Perlu kita ketahui sebelumnya, Giselle terbit awal 2019 dan cukup membuat saya merasa kecewa (karena menurut saya, Giselle adalah satu-satunya karya Akiyoshi Rikako yang gaya penulisannya benar-benar baru. Genre-nya pun lebih ke drama dibanding crime dan fokus utama jelas pada karakteristik beserta perasaan tiap tokohnya. Membaca Giselle lantas membuat saya berpikir, ‘apakah ini sungguhan karya Akiyoshi-sensei?’ karena gap style-nya memang sejauh itu. Unsur mistis pun lebih mendominasi (sedikit mengingatkan saya pada The Dead Returns dan Scheduled Suicide Day, namun pada Giselle—porsinya dirasa berlebihan). Namun, akhirnya Akiyoshi-sensei kembali ke gayanya yang semula—genre crime dan misteri yang membuat pembaca bingung dengan siapa pelaku sebenarnya di balik kasus tersebut.

    Memory of Glass berkisah tentang ‘aku’ (Kashihara Mayuko) yang menderita gangguan ingatan eksekutif (ia hanya bisa mengingat sesuatu yang disampaikan pada dirinya selama 10-20 menit saja) dan merupakan gejala sisa dari kecelakaan sewaktu ia berusia 21 tahun. Menurut penjelasan para polisi, dia membunuh seorang pria bernama Gouda Mikinari atas dasar balas dendam (karena Gouda membunuh orangtuanya) dan melaporkan dirinya sendiri sesaat sebelum dia pingsan di TKP.

    Jujur, awal ceritanya begitu membosankan. Setiap membuka lembarannya, akan terbesit pemikiran ‘kenapa aku membaca novel ini? Bukankah pelakunya sudah diketahui? Apa gunanya aku membacanya sampai akhir?’ tetapi—tunggu dulu—pelakunya sendiri saja tidak bisa mengingat apa-apa dengan baik, lho? Apakah memang benar dia pelakunya?

    Sepanjang cerita, kita menyelam pada penyelidikan untuk memastikan siapa pelakunya, lengkap dengan bumbu-bumbu perasaan yang terselip. Kita dibuat meraba-raba siapakah pelaku yang sebenarnya, karena memang kurangnya informasi yang didapatkan para detektif, ditambah kesaksian Mayuko yang tidak bisa dipercaya—mengingat gangguan ingatan yang dideritanya. Novel ini baru terasa seru dari pertengahan sampai akhir, twist-nya bertubi-tubi dari rentang yang disebutkan tadi, ditambah unsur angst sebagai penutup (sebenarnya tidak hanya di epilog, perjalanan membaca novel ini pun kita akan dibuat sedih dengan sosok Mayuko dan Yuka).

    Hendak menambahkan, Yuka adalah salah satu detektif yang mengusut kasus pembunuhan terhadap Gouda Mikinari. Dia juga bisa disebut sebagai deuteragonis dalam Memory of Glass (yang posisinya seperti second lead character, karena sumbangsih pemikiran dan luapan perasaannya terhadap kasus Mayuko tidaklah terkira). Menurut saya, unsur kesedihannya lebih ‘dapat’ dibanding Giselle yang notabene ber-genre drama. Penutupan ceritanya pun nendang dan dipenuhi kutipan inspiratif, sangat berbeda dengan akhir gelap yang disajikan pada Girls in The Dark.

    Akhir kata, Memory of Glass sukses menempati posisi keempat dari karya-karya Akiyoshi-sensei yang pernah saya baca. 4.7/5 untuk Akiyoshi Rikako kali ini!

  • ดินสอ สีไม้

    การหลงลืมไปแล้วสิ้นทุกสิ่งทุกอย่าง
    แล้วตื่นขึ้นมาพบกับความจริงว่า
    จากเด็กมัธยมที่ตัวเองเคยเป็น กลายเป็นคุณป้าวัยสี่สิบเพียงชั่วข้ามคืน
    หนำซ้ำพ่อแม่ยังตายไปแล้ว จากเหตุฆาตกรรมไม่เลือกหน้า
    ของคนร้ายที่มีฉายาว่า ปีศาจฆาตกร!!

    ที่แย่ไปกว่านั้น ..
    ก่อนจะมาตื่นขึ้นในโรงพยาบาลในครั้งนี้
    ตัวเองเป็นคนโทรศัพท์ไปแจ้งตำรวจเอง
    ว่าได้ฆ่าคนตาย ..
    ความรู้สึกว่าได้กำมีดเอาไว้แน่นหนา
    กับกองเลือดท่วมท้น ยังคงค้างคาอยู่ปลายความรู้สึก
    แต่นอกจากนั้นแล้ว เธอจำอะไรไม่ได้เลย!!

    ผู้เขียนเปิดเรื่องได้ดี เล่าเรื่องได้ดี มีจุดชวนให้ฉุกใจคิดเรื่อยๆ
    ทีแรกคิดว่าผู้เขียนเลินเล่อ แต่จริงๆ คือเป็นกับดัก!!
    เล่มนี้เราอ่านเกือบจะรวดเดียวจบค่ะ
    อ่านได้เพลินๆ สนุกดี
    ชอบค่ะ :)

  • Utha

    MoG ini vibe-nya terasa lebih bikin perasaan kayak dipilin-pilin. Yang jelas, Akiyoshi Rikako masih pandai menggiring opini pembaca sampai bingung.

    Bagian Yuka sering bikin speechless... :')

  • Rahayu Dewi Sa'adah

    Mungkin ini pendapat subyektif karena aku selalu suka sama buku-bukunya Akiyoshi-Sensei 🙈 buku ini juga ga kalah bikin otak nebak-nebak dan mikir siapa yg salah sebenarnya. Tapi, mungkin karena udah sering baca bukunya Akiyoshi-Sensei yg lain udah mulai terbaca alurnya bakal gimana jadinya ga terlalu kaget juga 🤭😆 but overall aku suka buku iniiii, tema yg diangkatnya pun ga biasa.

    Siapkan hati dan kesabaran kalian pas baca buku ini yaaaa 🙈🤭

  • Dyah

    Kisah ini terasa sangat menyentuh perasaan karena aku ... salah satu ketakutan terbesarku adalah dilupakan.

  • cindy

    Astagah, Akiyoshi Rikako sensei benar2 top dalam hal "membingungkan" pembacanya, sampai-sampai tidak bisa memilih siapa sebenarnya yang bisa Haruka percayai, si suami yg mendampinginya selama 20 tahun tapi memang sedikit mencurigakan tindak-tanduk di hari pembunuhan, atau Hisae yang tulus membantunya mencarikan pengacara dll untuk mengeluarkannya dari penjara. Astagah. Astagaaah, twistnya....

    Selain itu kisah Yuka si detektif polisi wanita yang tangguh tapi kesepian dan harus pontang-panting bekerja dan merawat ibunya yg dimensia juga sangat menarik. Apalagi saat ini, sangat sesuai dan mendukung pov novel
    Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 yang menohok itu.

    Endingnya... oh, sudahlah. Aku mewek.

  • Nining Sriningsih

    ehmm..
    pas baca awal'y tuch, asli greget banget sama penyakit Mayuko..
    baru 5 menit, eeh udah lupa lagi..
    >,<

    tapi ending'y nggak ketebak sich..
    bikin terkejut banget, khas Akiyoshi Rikako..
    :D

  • Kat Sira

    #แรงอาฆาตจากกระจกไร้เงา

    คำโปรยจากสนพ.

    “ฉันเป็นคนฆ่า...งั้นหรือ!? มายูโกะสูญเสียพ่อแม่ไปในเหตุการณ์ "ปีศาจฆาตกรฆ่าไม่เลือกหน้า" เมื่อ 20 ปีก่อนเธอโทร.แจ้งตำรวจว่าเป็นคนฆ่าปีศาจตนนั้น เมื่อตำรวจมาถึงที่เกิดเหตุก็พบเธอยืนอยู่ท่ามกลางทะเลเลือดพร้อมมีดในมือ แต่จำไม่ได้ว่าเกิดอะไรขึ้นเพราะเธอเป็นผู้ป่วยโรคสมองเสื่อม เธอเป็นคนฆ่าจริงๆ หรือใครเป็นคนจัดฉากเหตุฆาตกรรมครั้งนี้กันแน่”

    ++++++++++++++++++++++++

    เรื่องนี้ไม่เคยอยู่ในสายตาเราเลยจน Meb นำมาลดราคา พอเห็นราคาถูก เราเลยกดซื้อทันที (เหยื่อการตลาดชัดๆ 😂)

    เริ่มแรกที่อ่านอึดอัดมากๆค่ะ นางเอกเป็นโรคความจำเสื่อม เปิดฉากมาที่นางโทรไปบอกตำรวจว่านางฆ่าคนตาย แต่ตัวเองดันจำไม่ได้ว่าฆ่ายังไง… หลังจากนั้นคนเขียนก็เล่นกับความจำไม่ได้ของนางเอกซ้ำไปซ้ำมาจนคนอ่านอย่างเรานึกรำคาญ

    อ่านอะไรเดิมๆไปร้อยกว่าหน้าก็เริ่มหงุดหงิดค่ะ เราปิดหนังสือแล้วเช็คดาวที่ goodreads…. อืม… 4 ดาวกว่าๆ… เรตดีอยู่ หนังสือคงมีของล่ะ เลยยอมทนอ่านต่อไปเรื่อยๆ

    ครึ่งหลังสนุกมากๆค่ะ เนื้อเรื่องพีคเป็นกราฟพุ่งเลย… พอสนุกปุ๊บ เวลาหายเลย ต���้งหน้าตั้งตาอ่านจนลืมกินข้าว ท้องร้องยังไม่สนใจเลย…. เหมือนว่าตัวถูกดูดเข้าไปในโลกของนิยายอย่างไรอย่างนั้น พล็อตดีมากๆค่ะ คนเขียนมีความสามารถทำให้เราเข้าใจความรู้สึกของทุกตัวละครจริงๆค่ะ

    ยังงงอยู่เลยว่าเรื่องนี้ทำไมไม่ดัง ทำไมถึงไม่เคยได้ยินใครกล่าวถึงเลย
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    ##### สปอย ######

    อ่านแล้วสงสารคนที่เป็นโรคความจำเสื่อมนะคะ สงสารทุกคนที่เกี่ยวข้องด้วย

    สำหรับเรา เนื้อเรื่องเริ่มสนุกขึ้นหลังจากทนายโผล่มาค่ะ หลังจากนั้นคนเขียนก็เล่นกับความหวาดระแวง ความรู้สึกในตอนอ่านเหมือนนั่งรถไฟเหาะ เดี๋ยวขึ้น เดี๋ยวลง… ใครคือคนดีคนร้ายไม่รู้แล้ว โดนหลอกตลอด เริ่มระแวงไปหมด 😂

    พออ่านไปถึงปลายบทที่สิบเอ็ด ที่นางร่วมมือกับคนร้ายทำสามีนางตกตึก โอ๊ย!!! เราปิดหนังสือเลยค่ะ สะเทือนใจ สงสารมาก!!!! สงสารนางเอก สงสารสามี และเกลียดคนร้าย!! ยังคิดอยู่เลยว่าคนเขียนจะหาที่ลงยังไงนะ

    พอถึงบทสุดท้าย ตอนที่พระเอกเล่าถึงความหลัง ว่าทำไมถึงรัก ว่าผ่านอะไรมากันบ้าง โอ๊ย!!!! น้ำตาเราไหลเป็นเผาเต่าเลยค่ะ ซึ้งในความรักของทั้งสองมาก… กำลังซึ้งๆอยู่ โรคความจำเสื่อมกำเริบ นางเอกจำอะไรไม่ได้อีกแล้วใจเราโหวงเลย สงสารพระเอกที่ต้องเข้าคุก แถมยังถูกลืมอีก!!! ทำไมคนเขียนใจร้ายอย่างนี้นะ 😭

    ขอตัวไปเช็ดน้ำตาก่อนนะคะ (สะอื้น)

  • Mirai

    "...ความทรงจำคุณก็เหมือนกัน ถึงจะมองไม่เห็น แต่มันก็มีอยู่ในตัวคุณแน่นอน" (หน้า 267)

    เมื่อ 20 ปีก่อน 'มายูโกะ' ได้สูญเสียพ่อแม่ให้กับ 'ปีศาจฆาตกรฆ่าไม่เลือกหน้า' ซ้ำร้าย ในวันเดียวกัน เธอยังประสบอุบัติเหตุถูกรถชน กลายเป็นผู้ป่วยโรคสมองเสื่อมไม่อาจจดจำอะไรได้อีกเลยนับแต่นั้น แต่แล้ววันนึง เธอได้โทรแจ้งตำรวจว่า เธอได้ลงมือฆ่าฆาตกรผู้พรากชีวิตพ่อแม่เธอไปแล้ว แต่เมื่อตำรวจไปถึง เธอกลับจำไม่ได้ว่าตัวเองโทรแจ้งตำรวจ หนำซ้ำยังจำไม่ได้อีกว่าตัวเองเป็นคนฆ่า

    เล่มนี้เป็นอีกผลงานของผู้เขียน 'เด็กสาวฆาตกร' ค่ะ เรื่องนั้นสนุกมาก เรื่องนี้ก็สนุกเช่นกัน สนุกเกินกว่าที่คาดไว้มากๆ ด้วย 555555

    ตัวละครหลัก 'มายูโกะ' ผู้ป่วยโรคสมองเสื่อม ที่ขังตัวเองไว้กับอดีต ที่คิดว่าตัวเองยังเป็นเด็กสาว อยู่กับพ่อแม่พร้อมหน้าพร้อมตา แต่ชั่วพริบตาเดียวก็กลายเป็นหญิงวัยกลางคน ที่สูญเสียพ่อแม่ และมีสามี ผู้เขียนบรรยายความสับสนในจิตใจของมายูโกะได้ดี ทำเอาคนอ่านอย่างเราล่ะมึนไปเลย แค่เพียงพริบตาเดียวจริงๆ ที่มายูโกะเหมือนจะจำเรื่องราวในปัจจุบันได้ แล้วจู่ๆ ก็พังครืนกลับไปอยู่กับอดีตอีกครั้ง สลับไปสลับมาอยู่แบบนี้ทั้งเรื่อง พลอยทำให้เราสงสัยไปด้วยว่า สรุปเอาไงกันแน่ ตกลงมายูโกะเป็นคนฆ่าจริงรึเปล่า ลุ้นตัวโก่งเลยค่ะ 5555

    อีกหนึ่งตัวละครที่ไม่พูดถึงไม่ได้ คือ ตำรวจหญิง 'ยูกะ' ผู้รับผิดชอบคดีของมายูโกะ ตอนแรกไม่เข้าใจว่า ผู้เขียนจะโฟกัสตัวละครตัวนี้ไปทำไม ดูจะให้ความสำคัญเป็นพิเศษ ถึงขั้นลงลึกถึงชีวิตส่วนตัวคุณตำรวจหญิงคนนี้เลยทีเดียว แต่พออ่านไปสักระยะจะรู้ว่า เธอเป็นกุญแจสำคัญในการไขคดีนี้ ทิศทางการสอบสวนแทบจะแปรผันตามความคิดของเธอผู้นี้

    นอกจากนี้ เรายังเห็นประเด็นบางอย่างที่ผู้เขียนเค้าสะท้อนออกมาจากการโฟกัสที่��ัวละครยูกะ และน่าจะเป็นประเด็นในสังคมไทยอยู่เหมือนกัน แต่อาจจะไม่ค่อยมีคนหยิบยกมาพูดถึงนัก ก็คือ 'การดูแลผู้ป่วยซึ่งเป็นคนในครอบครัว'

    มายูโกะเป็นผู้ป่วยสมองเสื่อม แม่ของยูกะก็เช่นกัน แต่ทั้งสองบ้านมีปัญหาและวิธีที่จัดการแตกต่างกัน ฝั่งมายูโกะ มีสามีที่ทำอาชีพนักข่าวอิสระคอยดูแลอย่างใกล้ชิดที่บ้าน แต่ฝั่งยูกะที่ต้องทำงานประจำและต้องรับภาระดูแลแม่คนเดียวได้ตัดสินใจส่งแม่ไปสถานสงเคราะห์แทนท่ามกลางความไม่พอใจของพี่น้อง การได้เปรียบเทียบความแตกต่างในการดูแลผู้ป่วยของทั้งสองบ้านก็ทำให้เราเข้าใจอะไรหลายๆ อย่างในประเด็นนี้มากขึ้นเหมือนกัน (และที่สำคัญ มันก็เกี่ยวข้องกับคดีในเรื่องด้วย 5555)

    สรุปคือ เล่มนี้ดีงาม ส่วนตัวชอบมากกว่า 'เด็กสาวฆาตกร' เสียอีก ชอบเพราะเรื่องนี้ดูอลหม่านวุ่นวายและงวยงงกับมายูโกะดี 55555 ตัวคดีอยู่ระดับไม่ซับซ้อนเท่าไหร่ สนุกกับการตั้งข้อสงสัยโน่นนี่นั่นเต็มไปหมดทั้งเรื่อง ตอนจบก็สไตล์ผู้เขียนล่ะมั้ง เหมือนเล่มก่อนเลยที่พอใกล้ๆ จบจะหักมุมยี่สิบตลบทำเอาแทบหงายหลังเลยทีเดียว เดาทางไม่ถูก ไอ้ที่คิดว่าเดาถูกคือโดนหลอก แถมฉากจบก็จบแบบน้ำตาคลออีก ซึ้งเฉย 5555

  • Earvin Putra

    Terbaik kedua sih ini. Pertama masih Holy Mother

  • Ally Yang

    柏原麻由子在十九年前,和父母到銀座逛街時,遇到無差別殺人(閤田),導致父母雙亡,並為逃離殺人狂,衝到車道上而發生車禍,後遺症是記憶障礙。開車撞到(稱他為為肇事者並不公平)麻由子的光治,天天前往醫院探視陪伴麻由子,兩人墜入愛河,之後便結婚了。

    故事一開始是麻由子自行打電話報案,說自己殺了當年殺害父母的兇手,立即被羈押。隨著故事發展,身為好友的婆婆米森久江向警方(桐谷優香、野村)透露,光治會對妻子施暴,並且麻由子曾申請離婚,之後還有許多事證,讓人相信光治殺了閤田並嫁禍給麻由子,以擺脫照料麻由子的辛苦,更為了麻由子的財產。

    然而在光治被通緝,麻由子回家之後,讀者才發現,一直被當作溫暖的大好人的久江,是當年事件中為救麻由子而被殺害的被害人的未婚妻,因此他的計畫是殺掉閤田後再製造麻由子自殺的假象,將兩人一同除掉。而光治確確實實深愛著麻由子,並完全為著她後半生幸福規劃,所以才做出一些奇怪的選擇。

    雖然故事曲折離奇,但是細節交代清楚,方方面面都能合理。作者又非常會說故事,流暢動人,是很精彩的作品。

    ------------

    如果能像這樣遇見年輕時的父親就好了,能像這樣聊天就好了。如果是現在的自己,在各方面都能更加、更加地理解父親。(93)

  • Gi Arf

    Alurnya lambat tapi mengalir dan enak dibaca. Karena terkesan lambat ini aku merasa sedikit bosan ditengah walaupun tetap bikin penasaran.
    Sampai hampir diakhir, twistnya cukup mengejutkan seperti biasa tidak bisa terprediksi sama sekali
    Walaupun pelaku sebenernya dengan mudah bisa kutebak, tapi endingnya itu yang buatku tak tahan lagi.

  • R

    Mari tarik napas dulu dalam-dalam, lalu embuskan! HAH.

    Aku beneran gak bisa berkata-kata lagi sama buku ini.
    Rikako Akiyoshi-sensei memang pandai dalam membuat pembacanya menerka ini dan itu tapi kemudian dipelintir lagi ke sana dan ke sini. Setelah baca buku ini aku betul-betul dibikin termenung, (aduh, apa, ya, sebutannya) pokoknya begitu.

    Dari awal sampai pertengahan kita dibuat bisa mengalami isi pikir dari Mayuko, kemudian beralih ke sekitarnya yang gak ada habisnya bikin tercengang.

    Sepanjang cerita dari awal sampai pertengahan, aku dibuat yakin bahwa sebetulnya yang membunuh itu adalah orang terdekat dari Mayuko. Sampai akhirnya kasus pembunuhan itu berubah, aku masih yakin bahwa pelakunya adalah, orang itu. TAPI, ada yang sedikit janggal kalau dilihat dari jumlah sisa halaman yang masih bisa dibilang belum benar-benar sampai akhir, wkwkwkwkwk. Dan, akhirnya bener aja kalau pelakunya justru orang lain.

    Duh! Perasaan aku beneran dibuat kacau, belum lagi ketegangan yang saat itu digambarkan betul-betul bisa bikin aku nahan napas karena sudah ada fakta yang sebenarnya pun, Mayuko masih lupa dengan fakta itu.


    Memory of Glass ini seketika meluncur masuk ke dalam daftar
    favorit
    ku.

    Berhubung aku baca
    Burning Heat lebih dulu, baru baca buku ini, orang bilang kedua buku ini ada kesamaan dalam bagian romansanya, dan aku setuju. Di kedua buku ini, selain mengceritakan plot twist yang bertubi-tubi, mereka juga sama-sama menceritakan bagaimana cinta seorang suami yang benar-benar tulus untuk istrinya, dan saking tulusnya, aku dibuat terharu, bahkan nyaris menangis setelah baca buku ini.

    Mungkin kalau buku
    Scheduled Suicide Day ceritanya dibumbui cerita romansa yang manis, buku ini dibumbui cerita romansa tentang ketulusan. Bisa aku bilang, buku ini adalah perpaduan dari cerita penuh kasih sayangnya Scheduled Suicide Day dan kegilaan plot twistnya
    Holy Mother yang bisa banget bikin kita melongo.

    Selebihnya, 5★ buat buku ini.

  • novita

    Buku ini bakal masuk ke list Top 3 karya Akiyoshi Rikako versi aku
    (Aku baru baca 7 dari 10 buku karya beliau 😅)

    Sejujurnya dari judul, kita sdh mendapat kata kunci untuk menebak keadaan karakter utama dalam buku ini.
    Pembaca akan diajak untuk ikut dalam proses penyelidikan kasus pembunuhan di sebuah rumah.
    Namun, karena tersangka pembunuhan mengalami gangguan fungsi eksekutif otak, menjadikan kasus ini tidak biasa.
    Detektif dan orang-orang dibuat frustasi dengan apa yang ia lakukan.
    Apakah benar sang tersangka—yang melaporkan dirinya sendiri—itu benar-benar membunuh korban?

    Buku ini terbagi menjadi 2 POV
    POV orang pertama milik si tersangka, dan POV orang ketiga yang banyak membahas tentang proses penyelidikan para detektif.
    Alurnya rapi, terjemahan mudah dipahami. Yang paling aku suka adalah cara penulis membangun karakter2nya dengan sangat kuat, hal ini membuatmu bisa dengan mudah mengenal semua karakter yang ada dan merasakan emosi yang dirasakan para tokoh.

    Cara penulis menggiring opini kita juga sangat apik, sehingga boom! kejutan dan twist yang disajikan dapat memberikan kesan mendalam.

    Untuk kalian yang menyukai cerita misteri dengan bumbu emosional tinggi, buku ini sangat aku rekomendasikan 👍🏻

    "Padahal masa lalu itu adalah kumpulan tahun dan bulan, tapi aku tidak bisa melihatnya. Apa yang aku dengar dan lihat, semuanya runtuh satu persatu. Seperti... seperti kaca. Ini sama saja dengan tidak pernah memiliki ingatan."

    "Meski tidak kelihatan bukan berarti tidak ada. Kau bisa menyentuhnya jika kau mengulurkan tangan. Sinar matahari, angin, kita tidak bisa melihatnya, bukan? Akan tetapi kehangatannya, kesegarannya, bisa kita rasakan. Karena itu, ingatanmu pun, meski tidak bisa dilihat, ia ada di dalam dirimu."

    Kaca Patri
    "Seperti kaca patri, jika ada warnanya kita bisa melihat kaca. Kaulah yang sudah memberikan warna pada ingatanku. Karena kaulah aku bisa merasakan apa yang aku lalui sampai hari ini."

    Hal. 352-353

  • Pauline Destinugrainy

    Saya mulai membaca buku ini bulan Juli, 2020. Seringkali berhenti, kemudian membaca buku lain, lalu kembali ke buku ini. Baru baca 1-2 halaman, berhenti lagi...gitu aja terus. Hehe... bukan bukunya tidak bagus, tapi jujur saja awalnya ikut frustasi membaca karakter utama novel ini.

    Kashihara Mayuko, mengalami gangguan ingatan pasca kecelakaan. Waktu itu seorang pembunuh massal membunuh kedua orang tuanya. Dia berhasil melarikan diri, namun kemudian ditabrak oleh sebuah mobil. Selang beberapa tahun, pengemudi mobil yang menabraknya itu, Mitsuharu, kemudian menjadi suaminya.

    Mayuko menyerahkan diri karena telah membunuh seorang pria bernama Gouda. Gouda inilah pembunuh massal yang membunuh orang tuanya. Namun, karena gangguan ingatan itu, Mayuko sering lupa siapa dirinya, apa yang dilakukannya, dan banyak hal lagi yang dilupakannnya. Ingatannya hanya bisa bertahan 10-20 menit, lalu semuanya seperti dimulai dari awal.

    Kisah ini adalah kisah misteri berbalut thriller. Pembaca diajak mencoba memahami kondisi Mayuko. Sementara itu keberadaan dua detektif kepolisian yang mencoba mencari bukti pembunuhan yang dilakukan Mayuko membantu pembaca melihat dari sisi yang berbeda. Saya salut dengan penulis yang bisa meramu kisah sedemikian rupa membuat pembaca benar-benar bisa merasakan betapa frustasinya berhadapan dengan seorang seperti Mayuko.

    Dan... plot twist-nya sungguh mengejutkan.

  • Hisyam

    Jadi gini rasanya ngerasain plot twist khas Akiyoshi Rikako yg sering dibicarain orang-orang. Penulisnya pandai menggiring opini pembaca sehingga kita kebingungan mana yg bener mana yg salah.

    Cerita dibuka dengan adegan yg cukup berdarah-darah. Sudut pandangnya ada dua macem, si tokoh utama yg kehilangan ingatannya dan si detektif wanita dengan segala permasalahannya. Ide cerita yg diangkat cukup unik, yaitu tentang Memori dan ingatan. Bagaimana si tokoh melakukan aksinya sementara ia tidak ingat apa yg dilakukannya, menarik. Ada juga bagian yg menyoroti masalah sosial mengenai anak2 yg mengurus Orang tua yg sudah uzur.

    unsur misterinya terus dipertahankan sejauh ini. meskipun di beberapa bagian diselingi drama keluarga, tapi tidak mengurangi rasa penasaran terhadap garis besar ceritanya. Di beberapa bagian juga diselipkan beberapa pesan sosial. Great story!

    Sebagai permulaan mengenal tulisannya Akiyoshi Rikako, judul ini cukup memuaskanku. Next bakal coba baca judul lainnya

  • Zita  Azlina

    3.5/5.

    What making this book so difficulty likeable is the writing style. Either because some of it lost in translation or Akiyoshi's writing is indeed like that, the type of writing that is not really my cup of tea. It's a little bit hard for me to get through, like i need to reread every sentence twice and sometimes still can't get what's the meaning behind it. That's just too bad, everything was covered up by this.

    The twist isn't as good as Akiyoshi's other books. It's more predictable and i've seen it coming in the first clue. Maybe because this book is more to its moral value than to solve the mystery.

    What making me rated this 3+ stars is the fact that this book stressing me out and fucked me emotionally. That one is the best aspect out of this book, like i can feel the pain and love especially in the ending.

    Honestly still no strong feeling to this book tho. But not bad.

  • Leila Rumeila

    Buku ke-6 dari Akiyoshi yg gue baca dan baru sadar sejauh ini ke-6nya belum pernah ada yg gue kasih rating di bawah 4⭐. WOW!

    Meskipun di tengah2 ada beberapa part yg bikin bosen, tapi secara keseluruhan buku ini tetap bagus, baik dalam segi cerita maupun pesan yg bermaksud disampaikan penulis di dalamnya.

    Alur buku ini engga sesederhana yg gue duga, lumayan rumit tipikalnya Akiyoshi.
    Apalagi dengan karakter utamanya yg mengidap demensia ekstrem, menambah kekusutan proses pemecahan kasus di sini.

    Plot twistnya engga begitu mencengangkan, pun engga mengaduk-aduk emosi gue sebagaimana ketika baca Absolute Justice.
    Tapi, buku ini meninggalkan sebuah kesan yg menghangatkan hati mirip dengan perasaan gue setelah baca Burning Heat.

  • Dyan Eka

    Rasanya ikutan bingung padahal bukan Mayuko. Walaupun kondisi Mayuko diceritakan berulang-ulang, tapi penulis berhasil menceritakannya dengan sangat enak dibaca, jadi alih-alih bosan dengan cerita kondisi Mayuko yang berulang, yang saya rasakan adalah seolah saya Mayuko.

    Plot cerita di buku ini terasa sangat padat, tapi sayang di akhir saya merasa alur cerita sedikit dipercepat, terutama di bagian ketika Mayuko dan Hisae berada di rumah setelah Mayuko dibebaskan. Mungkin penulisnya udah ngga kuat lagi ya dengan sisi kelam cerita ini haha. Karena pun saya merasa sedikit frustasi ketika merasakan apa yang harus dijalani Mayuko.

    Oh, minus dari buku ini yaitu tokoh detektif yang rasanya kurang "detektif". Dua tokoh detektif utama di buku ini ngga punya peran penting sebagai detektif selain hanya mengikuti 'alur cerita' yang dibuat oleh Mitsuharu dan Hisae. Padahal menurut saya beberapa bagian cerita bisa dipercepat andai dua detektif utama ini melakukan tugas seperti detektif 'yang seharusnya'.

    Untuk ending cerita saya mau kasih bintang seratus! Menurut saya endingnya pas dan ngga berlebihan. Sedikit sedih sampai dada sedikit terasa sesak karena membayangkan posisi saya sebagai Mitsuharu.
    Alasan Mitsuharu melakukan semua ini kepada Mayuko juga salah satu faktor saya rate buku ini dengan 5 bintang.



  • gowie

    Dari semua buku Rikako Akiyoshi yang sudah gue baca, ini paling sedih ;’)

  • VeenAuthor

    Buku Akiyoshi Rikako yang membuat saya menitikkan air mata.
    -- Review menyusul --

  • Grant

    Ceritanya menarik. Banyak pelajaran dari buku ini. Penyakit Alzheimer itu apa? Rupanya seperti itu jika seseorang terkena penyakit gangguan ingatan. Merawat orang yang sakit seperti itu tidak mudah. Butuh kesabaran.

    Ada dua sudut pandang dalam kisah di buku ini. Yang pertama adalah dari sudut pandang Mayuko. Yang kedua adalah dari sudut pandang detektif Kiritani. Yang satu adalah orang dengan gangguan ingatan. Satunya lagi adalah orang yang ibunya memiliki gangguan ingatan. Dari sudut pandang kedua orang ini, kita jadi ikut merasakan bagaimana seandainya kita menjadi mereka.

    Akiyoshi-sensei benar-benar hebat mengarang buku ini. Membaca buku ini bisa sampai terbawa suasana. Ada bagian yang mengharukan. Biasanya saya nangis kalau nonton drama. Tapi buku ini berhasil membuat saya terharu hingga menitikkan air mata. Benar-benar keren!

  • riizukiii

    Bikin mewek. Dan plot twist yang benar-benar tidak disangka.

  • rahyani

    Ahhh sedihnyaa 😭

  • Tiny Shen 沈帝妮

    Rating : 3.5/5..

    Alurnya memang super lambat dan rasanya pengen cepet2 kelar. Hingga akhirnya menuju ending full of twist..

    Surprisseeee ~ Bittersweet ending. 😞