Title | : | The House of Light |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | 0192771574 |
ISBN-10 | : | 9780192771575 |
Language | : | English |
Format Type | : | Kindle Edition |
Number of Pages | : | 256 |
Publication | : | Published June 6, 2019 |
The House of Light Reviews
-
Listened to the audiobook via BookBeat UK!
I went to the book launch for The House of Light last year and when I found the audiobook edition on one of the apps I use, I seized the chance to dive into this beautifully written Middle-Grade read. The narrator's voice was clear, interesting and precise. The actual story itself was both heartbreaking and joyful. A young girl called Bonnie lives in a world where restrictions are heavy and having to look after Grandad means breaking the rules (staying away from school brings huge consequences!) When a mysterious boy in a wooden boat arrives to shore, Bonnie has to hide him away from the authorities and also learns the truth about her family past. Soon, people are onto her and she, the boy and her Grandad have to make a tough decision to sneak away from the land or face being forced apart by evil. Really recommended! -
I FOUND THIS BOOK SO FRICKING BORING. 3 STARS BC THE DESCRIPTIONS WERE NICE IG
-
Ternyata kisahnya tidak seringan dan ceria seperti di bayanganku.
Ceritanya malah tentang kehidupan di suatu masa ketika kebebasan mulai direnggut.
Memang tokohnya anak kecil berusia 12-13 tahun, tapi ceritanya cukup mengharukan. Sedih.
Aku suka buku ini. Sederhana tapi tidak ringan. Tentang keinginan menuju kebebasan dan menggapai impian. -
"Pergilah dan ciptakan kehidupan yang lebih baik."
Novel bengenre fiksi drama ini berkisah tentang Bonnie yang hanya tinggal dengan sang kakek, Granda. Semua berjalan seperti biasanya. Namun, hingga suatu hari Bonnie pergi mengais-ngais di pantai dan tak sengaja melihat lambung perahu yang terbalik beserta dayung tua. Tak disangka, ia juga bertemu dengan seorang bocah lelaki bertelanjang kaki, bahkan baju yang dikenakan sudah compang-camping. Anak itu Ish kedinginan, kelaparan, dan membutuhkan tempat berlindung.
Tentu saja Bonnie tidak hanya bisa diam seolah tak ada yang terjadi. Bonnie memilih membantu Ish dengan merahasiakannya dari para Penjaga Perbatasan.
_
Ternyata anak lelaki itu telah melakukan perjalanan melintasi lautan. Mendengar semua kisah dari bibir kelu Ish, Bonnie pun semakin sering merindukan kebebasannya sendiri. Belum lagi rasa rindu Bonnie terhadap ibunya yang tertampar fakta bahwa ibunya pergi saat ia masih bayi.
Dengan segudang pesan dan nasihat dari Granda, Bonnie pun dapat membulatkan tekadnya. Dorongan dari Ish juga sangat berarti baginya.
Mungkin inilah saat yang tepat untuk melarikan diri dari kehidupan yang selalu dikenalnya, sekaligus mencari sang ibu setelah bergelut dengan peninggalan surat juga barang-barang tua, keluar dari kegelapan, dan berlayar menuju rumah cahaya.
_
Bagian yang paling berkesan menurutku adalah saat perjalanan malam menuju rumah tua dan tentu saja menghampiri sebuah pulau yang terdapat rumah bercahaya.
Novel yang cukup ringan. Beberapa orang bisa saja menangis karena hanyut dalam tiap kalimatnya.
Kita bisa mengambil pelajaran dari Bonnie yang dengan berani melangkahi batas-batas yang ada demi kehidupan, kebahagian, dan kedamaiannya. Meski banyak hal tak sesuai harapan, ia tetap bertahan. Ish dan Bonnie adalah sahabat terbaik.
_
Aku beri buku ini rating 4/5
Sampai jumpa! 🌼 -
4,5 ⭐
Buku ini lebih deeeep dari bayanganku 😭
Sedih banget yg kakeknya...
Beberapa momen dan kata2 di sini sangat amat realistis dengan penggalan2 kehidupan kita di dunia nyata 😞
Sayang banget endingnya gantung dan bikin aku mikir ini mreka jadinya gimana 😭😭 -
4.5 stars - absolutely loved this!
-
3,8/5 Untuk buku ini.
Berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Bonnie yang tinggal di sebuah pulau dengan Grandanya. Sedari kecil, ia telah ditinggalkan oleh Mam nya yang pergi untuk mencari kebebasan. Ia merasakan hidupnya yang penuh dengan batasan oleh pihak pulau yang sangat otoriter. Ia dan Grandanya hidup dengan pandangan kebebasan mereka masing-masing dan tidak menyukai kehidupan dalam pulau tersebut. Hingga suatu hari, Bonnie menemukan sebuah perahu saat berjalan di pinggiran pantai. Hidupnya kemudian berubah dan penuh dengan petualangan berburu kebebasan saat bertemu dengan Ish.
Ada perasaan menggebu saat membaca bukunya. Mengangkat tentang kebebasan memberikan buku ini sebuah unsur yang memantik rasa ingin tahu. Seperti latar belakang pencarian kebebasan tersebut, proses dalam mencarinya, hingga kebebasan seperti apa yang dimaksud.
Aku paham maksud tersebut lah yang diinginkan oleh penulis bagi pembaca untuk ditafsirkan. Namun menurutku masih perlu sedikit kejelasan dalam aspek latar belakangnya, sebab tidak ada kejelasan terkait mengapa pulau tersebut memiliki pemerintahan yang sangat otoriter dan sangat membatasi pergerakan penduduknya. Ada plot hole yang menurutku masih rumpang, dan walaupun menuntut penafsiran pembaca, rasa-rasanya kurang cerdik dan justru membuatku beranggapan ada bagian rumpang yang luput dari penjelasan penulis.
Terkait dengan proses dalam mencari kebebasan itu sendiri, aku lumayan suka dengan pandangan si tokoh utama. Terkait optimismenya dalam memandang dunia, nalurinya, serta keberaniannya dalam mengejar kebebasan dan fakta bahwa ia berani untuk membelot demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Bonnie menjadi tokoh yang terasa seperti mencoba untuk menjelaskan sesuatu kepada pembaca tentang kebebasan itu sendiri.
"Biarkan matamu menyesuaikan diri. Kau bisa melihat lebih banyak daripada yang kaukira. Gunakan waktumu. Bersabarlah. Tak usah terburu-buru. Bonnie. Berpikirlah secara metodis. Percayalah pada dirimu sendiri"
Ada beberapa hal yang menurutku menarik terkait perjalann Bonnie dalam pelariannya untuk keluar dari pulau tersebut dan mencari kebebasan tempat Mam nya pergi. Ketika ia sampai di sebuah pulau tempat adanya Mercusuar, ia merasa seperti segalanya telah disiapkan. Ada banyak tanda tanya di bagian ini, seperti siapa yang menyiapkan segalanya yang terasa bagaikan menyambut kedatangan mereka? (another plot hole (?) idk). Bagian ini terasa seperti menjelaskan bahwa biasanya pejuang kebebasan selalu menyisahkan sedikit jejak mereka bagi pejuang berikutnya. Mungkin agar perjuangan mereka lebih mudah. Tapi saat membayangkan buku ini bergenre YA, aku jadi merasa hmmm...
Ada bagian menarik juga yang menjelaskan bahwa bagaimana pun juga dalam sebuah perjuangan, kita hanyalah menjadi saksi atas penderitaan orang lain. Hidup harus berjalan. Dan itu tergambar jelas saat Bonnie harus menyiapkan langkah berikutnya walaupun perasaan kehilangan baru saja ia hadapi.
Endingnya sedikit menggantung dengan akhir yang tidak begitu menunjukkan kejelasan. Kita disuguhkan akhir yang bahagia, tapi ada kalimat "Bayangkan ini." (?) Jadi sebenarnya endingnya seperti apa? Apakah harus ada tafsiran lain? Entahlah, yang jelas aku suka dengan perjalanan mereka dalam buku ini. Cukup menggambarkan suasana bahwa dalam situasi yang buruk dan terbatas, kita harus berjuang dalam mencari kebebasan di mana kita merasa damai, bahagia, dan merasakan keindahan bersama orang tercinta. -
Buku ini sebenarnya indah, hanya saja mungkin bukan genre favoritku.
Karena buku anak-anak, jadi memang ada beberapa bagian cerita yang jika dipikirkan menggunakan sudut pandang dewasa, sepertinya kok tidak mungkin ya. Kemudian, hambatan yang dilalui para tokohnya untuk mencapai kebebasan terasa sangat mulus untuk dilewati. Kurang greget gitu ya rasanya?
Walau begitu, buku ini menyenangkan untuk dibayangkan secara visual. Rasanya menenangkan.
Ceritanya juga sebenarnya indah, mengenai keluarga, petualangan, kebebasan, dan kedamaian.
Akhir ceritanya sendiri sebenarnya masih menggantung, tapi sepertinya penulis mengarahkan kita untuk percaya bahwa pada akhirnya mereka berhasil mencapai tujuan mereka. -
⚠️ War, hunger, main character death, grief
Judul: The House of Light
Penulis: Julia Green
Rate: 3.9/5
Buku bergenre distopia ini memiliki tokoh utama seorang anak perempuan berusia 13 tahun. Dia tinggal bersama Kakeknya di sebuah pulau dengan sumber daya terbatas dan peraturan mencekik yang dijaga ketat oleh Penjaga Perbatasan. Suatu saat dia menemukan sebuah perahu dayung dan anak laki-laki asing dan sebuah peluang untuk pergi dari pulau tersebut terbuka. Alurnya lambat namun petualangan yang dialami Bonnie cukup menegangkan. Sayangnya, diksi yang digunakan untuk mendeskripsikan latar cerita terasa kurang. Saya tidak dapat membayangkan suasana yang ada dengan baik. -
Julia Green’s literary dystopian novel for children aged 9+ is a delicately written, lyrical and thoughtful affair about the desperation, fear and hope that drives you to leave everything you’ve known. The world building is subtle and clever, the relationship between Bonnie and Granda heartbreaking and Bonnie is a protagonist who it’s easy to empathise with although I thought the ending was a little too pat.
-
Read & reviewed for the Bookbag
http://www.thebookbag.co.uk/reviews/i... -
Amazing, emotional story.
Bonnie and her grandad live in a cottage but are guarded.
One day a boy is washed up in the beach.
Together bonnie, grandad and the boy tie across the sea for a better life -
"Kadang - kadang yang bisa kita lakukan hanyalah menjadi saksi atas penderitaan orang lain. Tak tertahankan, namun harus bertahan. Mendengar dan melihatnya"
-
IM SOBBING HARD
-
The ending hit me right in the heart, I love this book, it's sad and beautiful
-
Exceptional. Love her books usually but the slightly in the future, 5 minies from now setting, gives the story of the two MC's a context and setting that gives this an extra edge. No spoilers, but the reason for the title, gives emtional punch and poignancy.
-
The House of Light by Julia Green is a moving story of friendship & survival that’s told in beautiful lyrical writing. It’s so atmospheric and wistful melancholy descriptions that explore the range of reasons to make the decision to flee your homelands from war to a grim dystopian future for a better life.
In their remote tiny home by the sea, thirteen-year-old Bonnie and her ailing Granda are not immune - authorities suspicious of the alleged illness keeping her from school. When she stumbles on an apparently abandoned boat on the beach, it feels like all her dreams have been answered. However, when she discovers a boy's boat washed up on the coast, the boy, named Ish is in a bad way & needing to be kept far from prying eyes. Despite all her dreams, Bonnie has no experience of the sea and only a vague idea of the dangers she will face if she decides to go. She longs for a new life but is she really prepared to sail with her new friend into the dangerous unknown?
The book is two hundred and forty-three pages long. It has twenty-seven chapters and an epilogue. It is a complete and self-contained story in one volume, not the start of a series of a trilogy or anything like that. This is a story that is suitable for readers from around 12 plus and is thoroughly thought-provoking and emotional, which speaks to the human spirit and the right to freedom. It’s a gentle book, full of nature, life and hope. Although horrors are alluded to, and there is loss, the book is ultimately uplifting. -
This is a gorgeous book, full of atmospheric description and wistful melancholy exploring the range of reasons to make the decision to flee your homelands from war to controlling and dystopian society for a better life.
The story centres around the decision to flee from a society that has become prescriptive and restrictive of rights and freedoms along with a boy who has crashed upon their shores is holding up a lens to the struggles we are facing in society today.
However this story is full of love and hope for Bonnie and Ish’s circumstances and decision to flee for a better life making it a powerful tool to build empathy and compassion for others especially those displaced whether by choice, necessity or force.
But it’s not proselytising, amidst the refugee narrative at its core there is a heartfull story about a girl who so desperately wants something better and takes her chances
The profound loss that occurs is eventually of everything Bonnie has known but the tenderness towards those freedoms in all forms for Granda makes us consider not the price of freedom, but the value of it instead. Something often forgotten about in topical discussions.
Overall this is an incredibly well crafted and thoughtful book that asks us what we hold dear and what is valuable enough to risk everything for. -
A beautifully-written, atmospheric book which drew me in straightaway and didn't let go until the end. I loved everything about it, from the remote island setting to Bonnie's relationship with her grandfather (my heart broke twice in this book and if you have read it I believe that you will have cried at the same points, both to do with granda)
The background of war and oppression is skillfully-alluded to, but left enough of a mystery that my imagination was working overtime to fill in the gaps. As the reasons why Bonnie's mother left come to light, alongside Bonnie harbouring an illegal immigrant in the form of Ish, a boy who has swept up on their island without knowing that outsiders are forbidden...but who brings with him a possible escape in the form of a boat.
Absolutely stunning read and one that I am sure to come back to reread!
4.5 stars -
Buku yang tidak disangka-sangka ceritanya sebagus itu, kasih sayang Ish dan kakeknya Granda di buku ini benar-benar luar biasa.
Review selengkapnya bisa dibaca di:
https://www.edotzherjunotz.com/2024/0... -
A beautiful story. Sebuah cerita yang amat indah. Tentang persahabatan. Cinta. Keluarga.
Ga banyak yang bisa aku tulis di review ini. Aku cuma bisa menyampaikan satu hal---bahwa aku mencintai buku ini.
(Edit: Siapin tisu atau setidaknya bantal buat menemani diri kalian..)