Title | : | Holy Mother |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | - |
Language | : | Indonesian |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 284 |
Publication | : | First published September 1, 2015 |
Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.
Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?
Holy Mother Reviews
-
Twistnya edan :')
Seriously, gila. Saya kaget baca twistnya Gone Girl, tapi lebih kaget lagi sama buku ini. Rasanya bakal baca ulang supaya bisa lebih menikmati lagi ceritanya.Honami sekarang berumur 46 tahun. Kaoru yang berumur 3 tahun ini lahir saat dia berumur 43 tahun. Wanita itu sama sekali tidak mengira dia bisa memeluk Kaoru di umurnya tersebut. (hal. 6)
Setelah menikah, Honami baru sadar bahwa dia mengidap sebuah penyakit yang menyulitkannya untuk hamil. Butuh sebuah perjuangan panjang yang menyakitkan sebelum dia akhirnya bisa memiliki seorang anak.
Saat terjadi sebuah kasus pembunuhan berantai di kota tempatnya tinggal, Honami merasa ketakutan. Dia tidak ingin sesuatu terjadi pada putrinya. Dengan kekuatannya sendiri, dia bersumpah untuk melindungi anaknya itu. Apa pun yang terjadi.
Oh, yeah. Akiyoshi Rikako kembali!
Setelah "Girls in the Dark" (
review) dan "The Dead Returns" (
review), Akiyoshi Rikako kembali hadir di Indonesia dengan terjemahan terbarunya, "Holy Mother". Saya semangat banget dengan rilisnya novel ini, sampai ikutan PO versi bertandatangannya.
Ceritanya kali ini adalah sebuah crime thriller dengan tokoh pelaku yang sudah dibeberkan sejak bab 3. Ya, ceritanya bukan soal siapa pelakunya, tapi tentang apa yang terjadi pada kasus itu, pengejaran polisi, serta Honami yang menyelidiki seorang pria mencurigakan setelah laporannya tidak ditindaklanjuti dengan tegas oleh polisi.
Akhir ceritanya masih membawa kejutan ala Akiyoshi Rikako. Kali ini twist-nya membuat bengong dan saya sampai baca ulang beberapa bagian untuk memastikan apakah ada yang terlewat.Jika sebelum kelahiran anak itu dalam kuasa Tuhan maka sesudah lahir, anak itu ada dalam kuasa sang ibu. Kalau setelah ini dia bisa melahirkan anak, Honami bertekad dia akan melindungi anaknya dengan seluruh jiwa dan raganya. Apa pun yang terjadi, dia akan terus melindungi anaknya sampai tetes darah penghabisan. (hal. 148)
Secara keseluruhan, ini novel keren yang patut dibaca. Harap diingat bahwa buku ini ada label '17+', karena beberapa adegan cukup eksplisit kekerasannya. Yah, namanya juga novel kriminal. Harap maklumlah.
Let's meet on social media:
Instagram |
Twitter |
Youtube -
** Books 283 - 2016 **
4,5 dari 5 bintang!
BUKU TERKAMPRET di pagi ini yang saya baca! Astagaa Plot twistnya itu loh berhasil bikin saya terkaget-kaget kenapa bisa begitu?? Akkkk Keren banget sihh Akiyoshi Rikako-sensei kenapaa rapi banget tidak ada celahnya ceritanya padahal menurut saya
Girls in the Dark udah rapi ini ternyata lebih implisit lagi >__<
Buku ini mengisahkan di suatu pagi ada kejadian yang mengegerkan di kota Aiide karena ditemukannya mayat seorang anak laki-laki berusia 4 tahun bernama Yukio di tepi sungai yang ditemukan dengan kondisi telanjang, sudah dimandikan dengan peroksida dan alat kelaminnya dipotong dengan sadis. Yang mengerikannya jenazah sudah dimandikan dengan peroksida sehingga tidak ditemukannya darah, DNA, cairan apapun yang menunjukkan siapa pelakunya.
Disisi lain hiduplah seorang Ibu bernama Honami (46) yang tinggal bersama putrinya bernama Kaoru (4) di kota yang sama. Ia merasakan kekhawatiran dengan adanya kejadian pembunuhan di kota itu karena kota itu pada awalnya adalah sebuah kota yang aman dan tenang. Ia harus menjaga agar Kaoru yang merupakan putri semata wayangnya tidak menjadi korban. Mengapa Kaoru sangat berharga baginya? karena ia sangat sulit mendapatkan keturunan sehingga tidak terhitung berapa kali ia bolak balik ke klinik terapi kemandulan untuk bisa memiliki anak.
Kejadian semakin mencekam ketika pembunuhan kedua beraksi kembali dengan ditemukan mayat anak laki-laki yang bernama satoshi di reruntuhan rumah sakit yang tidak terpakai dengan kondisi serupa seperti kejadian pertama? Siapakah pembunuh sebenarnya dan apakah motif sang pelaku?
Buku ini sebenarnya sudah memberikan siapa pembunuhnya pada awal-awal bab 3. Tetapi yang membuat serunya ketika kita dihadapkan dalam proses menemukan pelakunya itu. Ada kedua dektektif yang bernama Tanizaki dan Sakaguchi yang mencari benang merah apa yang terhubung antara Yukio dan Satoshi sehingga si pelaku membunuh mereka.
Asli menurut saya Girls on the dark plot twistnya saja sudah mengagetkan ternyata buku ini jauh lebih mengagetkan saya! saya sampai tidak bisa habis pikir Akiyoshi Rikako sensei sebegitu lihainya membuat jalinan cerita yang lebih rapi dari sebelumnya. Saya sampai membolak balikkan halaman sebelumnya karena takut apakah ada hal detail yang saya lewatkan kenapa bisa si pembunuhnya x? Saking saya penasaran dan merasa butuh teman akan diskusi tentang buku ini. Akhirnya saya berdiskusi dengan
Biondy Alfian apakah pemahaman saya salah dan beberapa pertanyaan yang saya inginkan akhirnya bisa terpecahkan. apakah persepsinya ketika membaca buku ini sama seperti yang saya bayangkan? Hahha makasi banyak ya Biondy atas diskusinya dan mohon maaf pagi-pagi sudah bikin heboh karena penasaran sama buku ini. Butuh banget diskusi sama pembaca yang sudah membaca buku ini soalnya :')
TOTALLY RECOMMENDED FOR SUSPENSE-THRILLER FANS! >__< -
Pertama kali membaca karya Akiyoshi Rikako, saya jadi tahu kalau dia adalah penulis yang gemar menipu dan mempermainkan pembacanya. Tapi, bukan dalam artian yang jelek. Novel The Girl in the Dark mempermainkan pembaca sejak awal, membuat kita menebak-nebak siapa si pelaku. Dan seiring dengan berakhir cerita, penulis dengan seenaknya (atau dengan lihainya) menggugurkan semua tebakan pembaca dengan twist yang membuat pembaca tidak bisa berbuat apa-apa selain memberikan acungan jempol dan minimal empat bintang. Iseng saya mencoba mencari-cari plothole yang bisa merusak twist yang dibikin penulis, tapi susahnya minta ampun dan saya gagal. Penulis ini rapi banget menyembunyikan jebakan, membangun cerita, dan bikin pembaca kecele.
Ulasan dengan sesedikit mungkin spoiler di
http://dionyulianto.blogspot.co.id/20... -
You think you know what plot twist(s) is? You clearly haven't read this book ;).
-
Pertama-tama, ulasan ini saya nyatakan bebas dari spoiler.
Saya ikut bergabung dengan barisan orang yang memaki-maki pas baca twist gila bin kampret buku ini.
Saya menyelesaikan buku ini sekali duduk, yang berarti, penulisnya Akiyoshi Rikako-sensei berhasil menyuguhkan cerita yang membuat saya tahan membacanya non stop.
Secara singkat, pengalaman membaca saya mungkin bisa dirumuskan begini: Oh, ada pembunuhan, sadis juga ya... Oh, si ini pembunuhnya, kok udah dikasih tahu dari awal ya? Oh, tokoh ini jago Kendo. Oh, ada dua detektif yang karakternya menarik. Penyelidikan berlanjut. Lalu di tengah-tengah keasyikan membaca, muncullah twist itu, dan saya langsung memaki, literally. Sebab saya tertipu mentah-mentah sedari awal. Padahal saya membaca buku ini dengan mode serba curiga karena menolak tertipu, tapi saking rapinya penulisan Rikako-sensei, saya tetap saja tertipu. #@!@(+*$%!
Sejak sampai di twist itu, saya mulai membaca dengan lebih hati-hati. Walau akhirnya secara tersirat saya bisa menebak pelaku sebenarnya, tetap saja ending ceritanya, sekali lagi, bikin saya terkaget-kaget.
Sudah lama saya tidak sepuas ini membaca buku misteri ataupun suspense. Holy Mother adalah bacaan terbaik saya di awal tahun, sangat pas untuk memulai tahun yang baru ini. Salut untuk Akiyoshi Rikako-sensei, terimalah hormat saya. *menjura*
Twist di buku ini sangat berhasil. Penulisannya berhasil, karakter-karakternya juga sukses membuat merinding, miris, bahkan sedih. Walau semula saya membaca buku ini dengan meminjam, saya langsung tidak ragu untuk mengoleksinya.
Nilai sempurna 5 bintang untuk buku ini.
5 bintang untuk sebuah ide brilian, bakat dan kerja keras yang luar biasa untuk menuliskan sebuah cerita yang meninggalkan kesan mendalam di benak pembaca. -
Seumur-umur saya membaca berbagai macam buku....
... NGGAK PERNAH SEKALI PUN SAYA MERASA TERTIPU HABIS-HABISAN SEPERTI INI.
Sudah dua belas jam berlalu sejak saya menutup buku Holy Mother dan saya masih shock gegara ceritanya. Benar-benar deh ya, genius sekali si Akiyoshi Rikako itu. Nggak pernah menyangka bahwa ternyata kasusnya seperti itu. Dia berhasil menggambarkannya dengan rapi sekali, pelan-pelan, mendistraksi pembaca ke sana-sini, tidak memberikan hint sehalus apa pun....
... atau mungkin sebenarnya dia memberikan, tapi karena banyak pengalih perhatian, pembaca tidak ngeh. Pembaca ikut arus.
Genius.
Yang paling saya kagumi dari penulisan dia adalah betapa dia bisa menyusun cerita dia dengan begitu rapi. Mulai dari POV orang ketiga yang selang-seling: Honami, detektif Sakaguchi dan Tanizaki, sampai Makoto.
Kurang ajarrr.
Ketika tiba di bagian belakang-belakang, saya mulai menebak-nebak, tapi tetap aja dihajar habis-habisan dengan segala twist-nya. Ada beberapa tebakan saya yang benar, cuma ya lebih banyak kagetnya. Kenyataan yang dibalut dengan begitu cerdas, begitu rapi....
Bahkan Queen of Mystery Agatha Christie pun nggak secerdas ini mengemasnya!
Di samping penulisan misterinya yang luar biasa genius, novel ini mengangkat cerita yang kaya tentang isu-isu pelecehan seksual. Baru tahu bahwa ternyata hukum pemerkosaan di Jepang kayak gitu. Seram. :( Dan bagian yang menceritakan perjuangan Honami untuk punya anak... ikut merinding bacanya. Semoga kelak saya tidak perlu sesulit itu untuk memiliki anak.
Novel tipis yang luar biasa. Recommended bagi semua pecinta misteri di seluruh dunia. -
EDIT: Here is my Spoiler Free review of Holy Mother by Akiyoshi Rikako!
[SPOILER FREE] Holy Mother by Akiyoshi Rikako Reaction/Review | Booktube Indonesia:
http://youtu.be/Kqvpjw3tD18?a via @YouTube
Enggak seperti review sih, lebih seperti teriak-teriak + ramblings betapa bagusnya buku ini... :") I've tried my best buat review tanpa spoiler... But yah, susah... karena buku ini too precious buat di spoiler hahahah
------------------------------------------
GILAAAAAAA
A-M-A-Z-I-N-G
Gak ngerti lagi sumpah. BUTUH RE-READ. X"D Butuh Re-read untuk mencari plot-hole!! GAK MUNGKIN GAK MUNGKIN! PASTI ADA PLOT HOLE!!! X""""D GILA GILA GILA GILA (Gak terima ceritanya sekeren ini lol)
REVIEW LENGKAP MENYUSUL DI VIDEO! -
**Warning: this text may contain spoilers** FUUUUUDGE! I'm totally fudged by this novel. Level Akiyoshi Rikako dalam mengombang-ambingkan benak dan ekspektasi pembacanya benar-benar berada di level yang mengerikan. Dua keluarga yang diceritakan seolah terpisah, siapa sangka kalau ternyata sebenarnya punya benang merah?
Aku juga terombang-ambing oleh gender Makoto Tanaka. Benar-benar membingungkan terutama gara-gara adegan pernyataan cinta. Tapi setelah melihat bagaimana teman-temannya mengajak dia ke McD sepulang sekolah, aku jadi lebih ngeh soal gender Makoto yang sebenarnya.
Judul Holy Mother sendiri benar-benar mencerminkan segalanya. Kisah para ibu yang rela melakukan hal-hal mengerikan demi menyelamatkan anak-anak mereka dari ancaman nyata. Bahkan rela menjadi iblis.
Namun, pada dasarnya, entah mengapa kasih seorang ayah akan berbeda dengan apa yang dirasakan oleh seorang ibu.
Bagi seorang ibu, anak adalah satu kesatuan, satu tubuh dan satu jiwa dengannya. Berbeda dengan laki-laki yang baru menjadi ayah setelah anak itu lahir, seorang wanita menjadi ibu langsung setelah nyawa itu ada di dalam perutnya. Ah tidak, lebih tepatnya seorang wanita menjadi ibu sejak dia mulai berusaha untuk mempunyai anak. (Hal. 53)
Tadinya aku bingung kenapa pembunuhnya sudah diungkap di tengah-tengah. Sepanjang membaca aku rasanya ingin berteriak kepada dua detektif penyelidik untuk memberi tahu mereka soal pelaku yang sebenarnya. Iya, ini novel yang bisa membuatmu jadi begitu. Tapi ada sesuatu yang aneh di balik alasan si pembunuh melakukan pembunuhan terhadap dua anak kecil yang juga dikenal sangat nakal itu. Dan ternyata Akiyoshi Rikako memang menyimpan bom twist besar di akhir kisahnya.
Di sisi lain, orangtua tampaknya perlu membaca novel ini. Aku baru tahu ternyata beberapa anak nakal sudah menunjukkan ciri-ciri tertentu yang mengindikasikan kemungkinan kalau ia akan tumbuh menjadi pemerkosa di suatu hari nanti. Omong-omong soal pemerkosaan, di Jepang ternyata kasus pemerkosaan tak terlalu dianggap serius. Korban dianggap korban hanya kalau ia perempuan dan pelakunya laki-laki. Padahal pemerkosaan terhadap laki-laki yang dilakukan perempuan pun ada. Begitu juga pada hubungan sesama jenis. Anehnya lagi pelaku pemerkosaan yang korbannya sampai mati tidak dijerat dengan pasal pembunuhan. Dalam artian hukumannya jadi lebih ringan. WHAY? WHAY JAPON???
Novel ini juga mengulas detail perjuangan ibu dalam mengatasi kemandulan. Ternyata pemeriksaan dan perawatannya selain mahal juga sangat menyakitkan. UGH. Karena itu, jangan memandang para pasangan yang belum punya anak dengan sebelah mata dan jangan mengusik mereka dengan berbagai pertanyaan iseng. Karena bisa jadi usaha yang mereka lakukan untuk mengatasi hal itu lebih menyakitkan daripada yang kita kira.
Setelah membacanya untuk yang kedua kali, aku jadi lebih memahami novel ini secara keseluruhan. Jebakannya benar-benar tersebar di banyak tempat. Tipuannya sudah dimulai sejak halaman 5, loh! Dan kurasa alur novel ini tidak linear, melainkan maju-mundur. Sengaja dibuat begitu agar makin membingungkan. Dan yah kurasa hampir nggak mungkin untuk mengadaptasi novel ini ke dalam bentuk visual karena jenis ceritanya. Still it's a great story.
Apa yang paling bikin ngeri dari semuanya? Bahwa pembunuh bisa sangat sabar dan observant dalam mengintai korbannya. Bagaimana sosok pembunuh di sini beneran belajar sampai soal DNA dan teknik membersihkan jejak di TKP aja udah bikin... whoa... Emang berat ya jadi penjahat itu. Kudu pinter biar gak mudah ketahuan *eh? -
ENDINGNYA!!!
Plot twistnya eek banget. Rapi. Memang ada beberapa kejanggalan tapi dimaafkan deh.
Jadi penasaran 2 buku Rikako lainnya! -
Berhubung sudah diwanti-wanti bakal ada twist mengejutkan dalam buku ini, sejak awal membaca aku sudah waspada. Aku berusaha tidak terlalu terbawa alur, jadi ketika twist itu muncul, emosiku tidak terlalu teraduk-aduk.
•
Bagiku, kisah ini begitu sedih dan menyakitkan. Karena aku sendiri seorang ibu, aku paham rasanya ingin mencurahkan segalanya kepada anak dan rela melakukan apa pun demi anak.
•
Endingnya memuaskan 👿
Twistnya itu jelas membuatku ingin membaca ulang dan memperhatikan detail-detail yang terlewat. Tapi sekadar keinginan saja...karena sadar diri perjuangan menghabiskan timbunan buku TBR masih panjang... -
WAJIB DIBACA BAGI PECINTA THRILLER DAN MISTERI!
Review ini SPOILER FREE.Isinya cuma rambling-an ga jelas saya kayaknya, haha.
Sebelum mulai membaca, saya pikir Honami, karakter ibu yang diceritakan di blurb, akan menjadi tokoh utama tunggal novel ini. Seperti pada The Death Returns, novel Akiyoshi Rikako sebelumnya. Namun ternyata pada bab 2, saya bertemu detektif dari kepolisian yang menyelidiki kasus pembunuhan di kota Aiide, tempat tinggal Honami. Lalu di bab 3, saya bertemu Makoto Tanaka, seorang siswa SMA anggota klub kendo. Jadi, selain Honami, ada tokoh penting lainnya, yaitu detektif kepolisian dan siswa SMA.
Sebelum membaca novel ini, saya sudah mendengar gaungnya. Holy Mother terbilang novel yang punya hype tinggi banget sejak dikeluarkan. Saya tentu saja menghindari review, karena siapa yang tahu di mana spoiler bertebaran. Dan saya tidak menyesal menghindari review-review ini karena kejutan yang saya dapatkan begitu membaca Holy Mother ini LUAR BIASA!
Alurnya sendiri cukup lambat dan penuh detail—detail-detail yang sangat berarti jika novel yang kamu baca mengandung genre misteri. Cerita dibuka dengan adegan yang (sejujurnya) tidak menarik, yaitu Honami bangun kesiangan. Bab-bab perkenalan tokoh (bab 1-3) pun ditulis dengan lambat dan detail. Bisa dibilang tiga bab ini nggak bakal membuat pembaca penasaran. Namun, ketika cerita mulai memasuki bab-bab berikutnya dan pembunuhan mulai terjadi… saya sukses dibuat mematung oleh penulis!
Sebuah novel misteri dan kriminal pastilah membuat pembaca berpikir tentang “siapa” yang menjadi pelaku. Serta “kenapa” kejadian tersebut terjadi. Holy Mother pun tak luput dari hal itu. Namun, novel ini punya cara yang halus dan penuh tipu daya untuk membuat pembaca tersihir. Pantas saja banyak pembaca yang mengibaratkan plot twist Akiyosi Rikako seperti bom, karena memang demikian. Jatuh tiba-tiba dan DUAR! Kamu cuma bisa bengong. XDD
Novel misteri terbaik yang pernah saya baca adalah And Then There Were None karya Agatha Christie. Dan sekarang, saya akan bingung jika ditanya novel misteri terbaik menurut saya. Karena Holy Mother pun sebuah novel misteri terbaik yang pernah saya baca! Sumpah saya nggak menyangka dengan kejutan-kejutan yang diberikan penulis! Jadi, anggap saja keduanya adalah novel misteri terbaik yang pernah saya baca. :”)
Ulasan lengkap (baca: lebih banyak rambling-an) bisa dibaca
di sini.
Btw, kemarin ternyata cuma 4 ya. Padahal saya mau ngasih 5 bintang. :/ -
Rikako Akiyoshi
Holy Mother
Haru
284 pages
8.0
Rikako Akiyoshi's Holy Mother provides a holy-mother-fucker twisted murder story set in Japan, strengthened by well-put red herrings, interesting characters, and perfect execution. -
Ketika membaca buku pertama Akiyoshi, Girls in The Dark, saya tahu dia spesial. Dia salah satu penulis yang tidak membiarkan pembacanya kecewa dengan melakukan riset mendalam untuk tulisannya.
Selebihnya, dia memiliki kemampuan mengolah dan memanfaatkan kata-kata.
Memanfaatkan batasan kata-kata menjadi kekuatan.
Luar biasa mengetahui di antara ketiga karyanya memiliki tipe apa istilahnya, twist (?) yang berbeda.
Setipe dengan buku kedua, The Dead Returns, ciri utama Akiyoshi adalah pemanfaatan kata, terutama kata ganti.
Saya penasaran dengan naskah aslinya.
Bagaimana dia menyembunyikannya dalam bahasa asli? Untuk buku bahasa Jepang, terjemahannya nyaman sekali diikuti. Cuma ada satu kalimat yang janggal kata sambungnya, tapi tak terlalu mengganggu. Nanti kalau pas mood, dan nulis di PC, mungkin saya masukkan kalimat yang dimaksud.
Ciri khas Akiyoshi yang lain adalah kehidupan SMA.
Hal ini selalu ada dalam ketiga karyanya.
Hal lain adalah, saya selalu membuka kembali beberapa bagian untuk meyakinkan diri bahwa si penulis tidak meninggalkan celah untuk logika ceritanya.
Setelah twist pertama dalam buku ini sudah terbuka, saya membuka lembar2 di belakang.
"Eh? Bukannya tadi...."
"Tapi kan di bagian itu pernah ada...."
Dan memang tidak.
Rapi sekali.
Aman.
Saya iri dengan penerjemahnya yang bisa lebih memahami bagaimana penulis melakukannya dalam bahasa asli.
Karena... anu, kalau saya sebut bisa jadi petunjuk spoiler. Untuk buku ini, bahkan petunjuk spoiler pun tidak akan saya berikan.
Agar kalian merasakan hal serupa dengan saya, tentu. Ahahahahah... *ngakak jahat
Tapi, setelah twist itu terkuak, sisanya tentu saja jelas sekali. Jadi, sudah tidak ada kejutan.
Awal membaca tentu saya curiga.
Tapi semuanya sangat kabur. Sehingga garis merahnya tidak terlihat oleh saya. Sampai saat dibuka oleh penulis.
Saya sempat berpikir, buku ini tidak membuat saya terkejut seperti buku pertama. Bintang 4 saja.
Tapi, setelah saya ingat perjalanan dengan buku ini, saya rasa pembulatan menjadi bintang penuh berhak didapatkan penulis.
Setelah Agatha Christie, penulis ini yang menarik minat saya secara khusus, dan saya merasa beruntung sempat membacanya.
*kalau ada yang bertanya: "Jadi buku ini cerita tentang apa, woi?" setelah baca kesan membaca saya ini, jawabannya... seperti yang ditulis di blurb buku ini.
Nanti mungkin akan ada review kumplit di blog. Atau seperti buku bintang 5 lainnya, akan saya biarkan saja para pembaca sekalian masuk ke dalam buku itu dan ikut menikmati pengalaman di dalamnya.
(^-^)v -
Sedikit curhat ya.
Pas ada diskon ultah Penerbit Haru tempo hari, saya sama sekali gak ada niat buat beli buku ini. Saya tadinya mau beli
Winter. Sayang sekali, karena stoknya terbatas, saya gak kebagian. Akhirnya saya cari buku lain yang ada di katalog mereka––sampai menemukan buku ini. Buku yang mayoritas teman saya di Goodreads menilainya bagus. Buku yang katanya wajib dibaca bagi pencinta novel thriller. Jadilah saya memesan buku ini.
Ketika bukunya sudah sampai, saya agak terkejut lantaran bukunya ternyata tipis. Tapi karena belum ada niat untuk membacanya, seperti biasa saya cuma menaruhnya di timbunan. Sampai kemarin, sebelum tidur, tepat pukul 11 malam, saya penasaran dan iseng membaca beberapa halamannya. Ternyata itu merupakan keputusan yang salah, karena saya tidak bisa berhenti membaca buku ini. Beberapa kali saya berniat untuk menyudahinya, satu halaman lagi, tapi gagal terus. Buku ini betul-betul bikin penasaran dan memicu adrenalin, sehingga tak terasa sudah pukul tiga pagi ketika saya selesai membaca buku ini.
...and HOLY MOTHERFUCKING SHIT. It was thrillingly awesome! Twistnya edan banget lah pokoknya. Sangat brilian. Nuff said. -
Mempunyai seorang anak adalah hal yang paling diinginkan oleh Honami. Sayangnya, karena riwayat penyakitnya dia harus menempuh berbagai cara hingga dia berhasil mendapatkan putrinya. Karenanya, Honami bertekad untuk melindungi putrinya dengan cara apapun. Terutama ketika ada pembunuh yang berkeliaran di dekat tempat tinggalnya.
Pembunuh ini melakukan pembunuhan pada anak laki-laki seusia Kaouru, putri Honami. Anak itu dibunuh dengan cara dicekik, kemudian diperkosa dan dipotong kemaluannya. Tindakan ini meresahkan masyarakat sehingga polisi membentuk tim pengusut yang berisikan para detektif. Sakaguchi dan Tanizaki adalah duo detektif yang ikut di dalamnya.
Di sisi lain, ada seorang anak SMA berwajah menarik bernama Makoto. Anak ini disukai oleh teman-temannya, bahkan ada yang sempat menyatakan cintanya tapi langsung ditolak oleh Makoto. Makoto bukanlah anak yang menyukai berinteraksi apalagi bersentuhan dengan orang lain. Sebagai pelatih kendo, dia paling tidak menyukai jika ada yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak kecil.
Novel ini terbit pertama kali pada bulan Oktober 2016, dan sejak saat itu saya sering menjumpai review-review yang menyatakan "kegilaan" twist dari novel ini. Saya pun penasaran, dan akhirnya bisa membacanya di akhir tahun kemarin. Seperti khasnya novel J-lit yang diterjemahkan, terkadang kalimat-kalimatnya bernada ambigu. Saya beberapa kali mengambil jeda saat membacanya, apalagi pembunuhnya sudah ketahuan di bab ke 3. Tapi karena ingin merasakan sendiri "kegilaan" novel ini, saya berusaha meneruskan membaca sampai kemudian kasusnya mulai menarik. Meski saya sudah mengantisipasi twist yang mengejutkan, tetap saja saya dibuat terpana di akhir ceritanya.
Saya bahkan membaca kembali beberapa paragraf awal untuk meyakinkan diri bahwa tidak ada hal yang saya lewatkan. Memang tidak ada. Penulis membuat kalimatnya sedemikian rupa untuk menggiring imajinasi pembaca ke satu arah, dan tiba-tiba...bum... kamu tiba di tempat yang berbeda.
Selain alur cerita yang mengejutkan itu, pembaca juga disuguhi fakta-fakta tentang infertilisasi buatan yang dialami oleh Honami, juga beberapa "aturan" yang berlaku di Jepang seperti yang dijelaskan oleh duo detektif, misalnya bahwa di Jepang jika korban adalah laki-laki maka kasusnya tidak bisa disebut perkosaan. Dan kasus perkosaan itu baru akan diusut jika yang melapor adalah si korban sendiri.
Well... saya mau bilang terima kasih untuk Joglosemar yang memberikan novel ini sebagai kado ulang tahun saya (khususnya si petugas kado, Alvina, yang membaca #kodekeras dengan sangat baik...hahaha). Saya jadi penasaran dengan dua karya Akiyoshi yang sudah diterjemahkan oleh penerbit yang sama. -
Novel ini sampai di tangan saya setelah saya memenangkan giveaway di akhir bulan November. Alhamdulillah buku ini juga ber-TTD (yay) terima kasih,
Kak Tiara dan
Penerbit Haru :*
Karena novel ini tentang per-ibu-an, saya akan bilang novel ini adalah ibunya novel mystery-crime. Menurut saya sih begitu, karena trik-trik kepenulisannya kelewat perfect untuk ukuran novel misteri (misterinya berlapis, lho). Twist? Jangan tanya. Ada banyak! Ending? Mengejutkan! xD Bukan cuma misteri, novel ini juga punya jiwa suspense yang mantap. Di luar itu, ‘keunikan’ pembunuhan yang terfokus di sini adalah kelembutan di balik sebuah kesadisan (nggak kebalik, kan? Hahaha). Serius, deh. Yang udah baca novelnya pasti ngerti. Hehe.
Pokoknya meskipun novel ini tipis, tapi benar-benar menyuguhkan apa-yang-pembaca-butuhkan. Ilmu? Terdapat penjelasan tentang medis bidang kandungan. Perjuangan? Apa yang dilakukan Honami sampai akhirnya bisa hamil itu benar-benar membuat saya kagum dan terharu. Hiburan? Ada, dan saya suka selera humor Tanizaki. Diksi? Ringan dan sangat mengalir. Ketegangan? Tentunya ada. Alur? Maju-mundur dan disusun sangat apik serta rapi. Bahasa terjemahan? Nggak ada masalah sama sekali. Kekecewaan karena salah memprediksi? Saya sih berkali-kali, bisa dibilang empat kali malah hahahaha (padahal sudah sehati-hati mungkin supaya nggak salah prediksi, eh salah juga)
Rasanya juga sulit untuk menentukan bagian favoritku, karena hampir semua bagian dalam novel ini aku suka hehehe.
Sekian review saya. Oya, kak Akiyoshi ini juga pencinta kopi luak Indonesia karena memang diungkit tentang kopi luak di halaman 11 novel ini. Saya harap suatu saat nanti saya bisa ngopi luak bareng kak Akiyoshi (yaa namanya juga berharap wkwkwk) HIDUP KOPI LUAK INDONESIA! xD -
Sebetulnya saya sudah menyiapkan diri.
Mengingat Girls in the Dark dan The Dead Returns yang twistnya bikin saya jengkel, plus saya udah sedikit banyak kespoil sama banyak orang soal novel ini, saya harusnya ga sekaget itu sama twist yang dikasih Akiyoshi Rikako di buku ini. Kenyataannya, TETEP AJA KAGET. Alangkah rapinya dia menulis cerita. Memberikan keterangan seperlunya, diberikan di sudut yang pas, sehingga pembaca ketipu mentah-mentah sama jalan ceritanya.
Jangan dulu bicara endingnya yang bikin geregetan abis (YAAMPUN JADI SELAMA INIIIII….), mari bicara soal betapa saya memang dasarnya belum adil dan masih seksis sejak dalam pikiran. Hahahahahahahaha. Sumpah kesel abis. Padahal ini buku detil banget gambarin ceritanya, bahkan menggunakan pilihan multiple POV sebagai cara bercerita. Aaaaaaarrrrgggghhhhhh…
Memang sudah jadi ciri khasnya Akiyoshi Rikako bikin cerita yang plot twistnya dahsyat mandraguna. Sejak Girls in the Dark yang bikin semua pembaca nebak-nebak pelakunya lalu tebakan itu dihempaskan sempurna, dilanjutkan dengan The Dead Returns yang bikin kita mikir A padahal B, sekarang Holy Mother yang bukan hanya ngasih tau pelakunya dari sejak bab 3, bahkan kita membaca cerita dari POV si pelaku. Dan masih aja SAYA SALAH NEBAK DAN DIKAGETIN SAMA ENDINGNYA!!! Lagi lagi, tepat setelah bukunya tamat saya balik baca ulang cuma buat memastikan bagian mana yang saya lewatin, dan membayangkan cerita dari sisi yang berbeda. What the..
Dan dengan ini saya menetapkan diri jadi penggemar tulisannya Akiyoshi Rikako. -
ASDFGHJKL! Woooww!! Rasanya ingin mengumpat! Twist-nya itu loh. Aku sampai rela bolak-balik baca beberapa adegan sebelumnya saking nggak percayanya dengan cerita ini. Saat itulah aku sadar. Oh, right. Aku ketipu banyak :")))
Jadi, aku menemukan kejutan pertama. Diem. Mikir. Cari beberapa adegan, terus ketawa miris karena merasa bego. Terus, aku menemukan kejutan lain. Bengong. Balik lagi ke halaman-halaman sebelumnya, terus, kembali merasa bego. Lanjut baca, aku menemukan kejutan lain. Sampai rasanya penasaran dan nggak sempet bolak-balik halaman dulu. Saat tamat, barulah semua puzzle akhirnya tersusun. Semua benang akhirnya terurai.
Di sini, pelakunya udah dikasih tahu sejak awal. Kita justru fokus mencari tahu kelanjutan nasib si pelaku itu, juga apa yang sebenarnya terjadi.
Keren!!!
Aku udah baca Girls in the Dark dan The Dead Returns. Kalau aku mau membandingkan, aku akan pilih cerita ini yang paling keren dibanding dua sebelumnya.
Nggak sabar buat koleksi novel Akiyoshi Rikako lainnya!!! -
105 - 2019
Di awal membaca buku ini, saya bilang pada diri sendiri 'jangan terkecoh, Akiyoshi sering menipu di bab awal' begitu sampe pertengahan buku. Itu juga karena banyak yang bilang buku ini adalah buku yang paling 'kebangetan' versi banyak kawan Goodreads.
Setelah baca dua buku sebelumnya, yaitu
Girls in the Dark dan
The Dead Returns saya sudah ngerti bagaimana Akiyoshi banyak menipu pembaca di awal dan diseperempat bagian akhir baru deh ketauan. Jiwa detektif (halah, kebanyakan nonton Criminal Minds nih) melihat adanya kemungkinan begini begitu dari kasus pembunuhan anak kecil dalam buku ini. Sayangnya, detektif dalam buku ini gak berperan banyak dalam kasus tersebut, walau begitu endingnya memang mengesankan. -
Buku ini begitu hype di kalangan Indonesian Booktubers dan GR Indonesia. Bahkan Natnat dan Barry (!) aja baca. Diriku kan jadi penasaran. Kalau tidak karena itu sih, gak bakal kebeli, cover-nya bukan jenis yang bakal membuat diriku beli bukunya. Apalagi ini terjemahan karya penulis Jepang, teringat Ryu Murakami's In the Miso Soup yang brutal dan visual banget, entah kenapa. Sama dengan buku ini, sangat visual, tapi tidak sebrutal Sup Miso-nya Murakami. Suka aja sih penggambaran detail rada slasher (apalagi di movies), tapi untuk buku ini, diriku merasa kurang nyaman.
Semua yang sudah membaca berteriak-teriak betapa twist di akhir bikin geregetan. Jadinya ekspektasi saya tinggi, dong. Bercerita tentang isi bukunya jelas tidak mungkin. Buku ini mengandalkan kebiasaan kita untuk jatuh pada prejudice sambil mengabaikan fakta yang jelas terlihat. Dan terjemahan Indonesia-nya juga diuntungkan karena ketentuan tata bahasa yang tidak akan diriku sebutkan di sini (berpotensi spoiler).
Sudah menyiapkan diri begitu, ternyata tetap saja diriku terperangah dengan "twist"-nya, tetap saja diriku dengan seenaknya mengabaikan semua clue yang begitu jelas gara-gara sudah berprasangka. Agak terlalu hebat penjelasan tentang ibunya, sih. Tapi harus diakui, untuk buku sependek ini (diriku bacanya cuma sekali duduk), bukunya sungguh berkesan. (Bukan berarti diriku ingin membaca buku karyanya yang lain, sih). Diriku sampai membaca ulang langsung sesudah selesai, untuk menatap clue-clue yang sudah ditebarkan penulis tapi diriku acuhkan.
Patut dibaca. -
Memiliki seorang anak adalah anugerah yang sangat diinginkan Honami. Setelah menikah ia tidak juga dikaruniai anak. Berbagai cara usaha medis dilakukannya dengan harapan segera hamil. Tuntutan itu beralasan karena ibu mertuanya pun berulangkali menanyakan kapan ia akan menimang cucu. Karena itulah segala cara Honami lakukan untuk bisa hamil.
Akhirnya pada usia kepala 4 Honami berhasil melahirkan anak perempuan yang manis yang ia namai Kaoru. Sebelum berhasil melahirkan Kaouru, Honami beberapa kali hamil. namun janinnya hanya berhasil bertahan hingga 10 minggu saja. Honami sangat terpukul karena kematian janinnya berulang kali. Ditambah lagi rasa sakit terhadap proses untuk menumbuhkan janin itu sangat berat untuknya.
Makoto, orang-orang menganggapnya memiliki wajah cantik. Ia disukai gadis-gadis di sekolahnya. Tapi setiap kali ada yang menyatakan perasaan padanya Makoto akan menolaknya dengan tegas. Makoto sangat mudah akrab dengan anak kecil. Sehari-hari ia bekerja paruh waktu di Suns Mart dan melatih Kendo pada anak-anak secara suka rela.
Suatu hari seorang anak kecil ditemukan tewas tanpa busana di tepi jembatan. Anak itu sempat terakhir kali ditemukan di Sunsmart lalu ditemukan tidak bernyawa dengan kelamin di potong. Kemudian dalam waktu yang berdekatan seorang bocah lain ditemukan tewas dalam kondisi mayat yang sama dengan bocah sebelumnya.
Kepolisian menurunkan segenap penyidik untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan itu. Diduga pelakunya adalah orang yang sama dan bekerja secara rapi. Beberapa orang sudah diduga sebagai tersangka, tapi kepolisian tidak tahu bahwa seseorang telah mengelabui bukti dan menyembunyikan pelaku sebenarnya.
***
Ini adalah buku karya Akiyoshi kedua yang aku baca setelah Girls in The Dark. Holy Mother memiliki premis yang masih sama dengan 2 buku sebelumnya yaitu tentang pembunuhan. Tapi kali ini tidak semembingungkan buku pertama Akiyoshi. Buku ini menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan menggunakan sudut pandang Honami yang dominan.
Ada tiga plot yang digunakan penulis, plot pertama kehidupan Honami dan keluarganya. Saat membaca bagian ini saya dibuat sesak, haru dan sedih dengan usaha Honami untuk memiliki anak. Ia banyak bercerita menggunakan alur mundur ketika masa ia menjalani masa pengobatan kemandulan. Honami yang memiliki masalah dengan tiba falopi pada rahimnya membuat sperma sulit untuk melakukan ovulasi. Disaat Honami sudah senang diberi kesempatan untuk hamil, mendadak diketahui darahnya mudah sekali membeku. Aliran darah tidak lancar membuat janin tidak mendapat asupan nutrisi dari ibu. Ada saat dimana Honami sangat payah namun ia tidak berhenti berharap kelak usaha ini akan membawa hasil. Hingga lahirnya Kaoru membuat Honami punya semangat juang untuk melindungi anaknya. Tidak akan ia biarkan anak itu mengalami apa yang pernah alami dulu.
Plot kedua adalah keseharian Makoto. Ia diceritakan sebagai seorang cowok dengan wajah tampan, pintar dan jago bela diri. Tapi belakangan Makoto disebut memiliki wajah cantik dan punya jiwa feminis. Aku sedikit tidak mengerti dengan sosok sebenarnya Makoto. Tapi penulis menyimpan jawaban tentang Makoto di akhir cerita. Plot antara Makoto dan Honami tidak dijelaskan saling bersinggungan atau tidak. Tapi penulis membuat seolah-olah mereka berkaitan dan berhubungan. Agak aneh dan tidak masuk akal untukku, tapi aku sarankan kalian membacanya sendiri. Karena aku tak tahu bagaimana harus menceritakannya.
Terakhir, plot tentang dua orang detektif yang diminta mewawancarai saksi dan orang-orang yang tinggal disekitar TKP. Menurutku mereka menarik, saat membaca mereka aku dibuat penasaran dengan dugaan kuat yang mengarah pada ayah dari korban pembunuhan pertama. Lalu tiba-tiba mereka berasumsi pada Makoto lalu ternyata mereka menetapkan bukan Makoto pembunuhnya.
Kalau kamu menyukai kisah thriller dan twist yang tidak terduga sempatkanlah untuk membaca buku ini :) -
Demit. Udah ngira ngira skenario yang terburuk. Eh ternyata malah jauh lebih buruk. Uggh
(EDITED)
..bahkan kalau perlu Honami akan melindunginya dengan nyawanya.
Seorang bocah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di pinggiran sungai Kota Aiide, Tokyo. penemuan itu jelas membuat geger seluruh warga, apalagi anak tersebut baru berumur empat tahun dan meninggal secara tidak wajar. Penyelidikan dilakukan oleh kepolisian, para warga juga mulai bekerja sama melakukan penjagaan ketat di sekitar tempat tinggal mereka. Orang tua mengawasi anaknya dengan ketat, kota dikelilingi ketakutan yang kelam dan mencekam karena pembunuhnya belum ditemukan.
Honami adalah salah satu orang tua yang menjadi amat protektif terhadap anaknya. Pengalamannya dalam menghadapi kesulitan kehamilan membuat Honami amat menyayangi Kaoru, anak perempuan satu satunya yang ia miliki. Tragedi penemuan mayat di lokasi yang tak jauh dari tempat tinggalnya itu membuatnya ketakutan setengah mati. Ia bertekad selama pembunuh itu masih berkeliaran di luar sana, ia akan melindungi dan tak membiarkan Kaoru lepas dari pandangannya.
Di lain pihak, sang pembunuh yang masih berkeliaran itu masih belum puas dengan perbuatannya. Ia mengincar korban baru, dan kota harus bersiap siap menghadapi sebuah kematian lagi...
Ugh..
Ceritanya sejak pertama buku ini diopen order, saya sudah bertekad untuk segera beli dan baca. Tapi dasar pelupa, sampai berbulan bulan kemudian akhirnya saya baru inget untuk beli. Itupun karena komentar mereka yang sudah selesai membacanya sebagian besar menyebutkan bahwa cerita di buku ini amat mengejutkan. Terus saya jadi penasaran. Terus mumpung ada barengan waktu beli buku.
Sebenarnya sejak awal membaca cerita ini, saya mencoba mengumpulkan kemungkinan kemungkinan plot twist terburuk. Setiap petunjuk saya amati, setiap orang saya curigai. Harapannya sih ya biar saya nggak ketipu ketipu amat gitu.
Tapi kok ya ternyata tetep aja ketipu... *sigh*
Sesuai dengan sinopsis yang ada di bagian belakang buku, cerita memang berfokus pada apa yang dilakukan Honami dalam melindungi anak perempuannya. Sebagai seorang Ibu, saya bisa memahami ketakutan dan kekhawatiran yang Honami rasakan. Kecemasannya berwujud dengan semakin protektifnya ia, mata elangnya selalu mengawasi kemana anak kecilnya itu pergi dan bermain. Tak cukup dengan itu semua, Honami juga diam diam melakukan penyelidikannya sendiri terutama dengan orang asing yang terlihat mencurigakan di daerah tempat tinggalnya. Baginya, polisi tak bisa dipercaya untuk menangani kasus ini, karena tak juga ditemukan siapa tersangkanya.
Di antara semua tokoh dalam cerita ini, sayangnya saya tak menyukai satu orang pun. Hahaha. Meski beberapa tokoh menyisakan kesan yang dalam setelah saya selesai membaca, tapi saya tak menemukan sesuatu yang bisa saya sukai dari mereka. Karakter Honami yang menjadi tokoh utama diceritakan sebagai wanita yang tangguh dan keras kepala. Dalam kilas balik diceritakan juga masa lalu Hanomi saat ia masih dalam perawatan untuk kehamilan, jatuh bangunnya dalam berusaha memiliki seorang anak karena kelainan rahim yang ia miliki.
Yah meski saya ngga suka sama tokohnya, tapi saya suka dengan klimaks yang diberikan oleh si penulis. Pembaca dibuat penasaran, bukti bukti dan rangkaian kejadian diberikan sedikit demi sedikit sehingga kita juga bisa menganalisis dan mencoba mencari titik temu siapa pembunuhnya. Tapi ya gitu deh.
Pesan saya sih yang sabar aja baca buku ini. Karena di atas klimaks masih ada klimaks.
-
Holy Mother by Rikako Akiyoshi is a satisfying thriller about a serial murder case of young boys in a peaceful suburban town near Tokyo, although some readers might not like the ending (which seems a bit random) and the final revealing of the killer and his/her motive, but I personally like the story.
First we follow a 40-something housewife with a three years old daughter, the housewife panicked as she learnt there is a boy being cruelly murdered with his body violated and his sexual organ cut off by an unknown killer. The woman vowed to do everything within her power to protect her much-beloved daughter...which includes stalking a young man whom she believes to be 'suspicious'.
Meanwhile, two police officers were interviewing various people in the community, and there was also a certain youngster among their list of suspects...
The story is short but well written, I learnt a lot about childcare, artificial fertilization etc from reading this book. Surprisingly the author allows us to know the identity of the serial killer in the middle part of the story and then we have to find out about his/her true motives for the rest of the book. Plus I really do like all the fine details about the killer's activities and how he/she carefully planed the whole kidnapping and killing of little boys.
As to the ending, the author really did trick me big time with still on the other hand parts of the ending is predicable: though I'm not complaining about the predictability of this part.
The first 3/4 of the novel really deserves 5 stars, but for the slightly confusing ending, 1 star needs to be taken off, so 4 stars. -
Holy Mother [9.5/10.0]
Ternyata sebuah cerita pembunuhan sadis bisa juga digabung dengan kekayaan rasa yang begitu mencekik batin.
#Gambaran Singkat
Cerita ini menggambarkan kehidupan Honami dengan anaknya yang bernama Kaoru yang sangat disayanginya. Karena ada kasus pembunuhan yang memakan korban anak kecil Honami pun menjadi was-was. Cerita berjalan maju mundur membuatku berkali-kali memelototkan mata tidak percaya, semua berhubungan dan diakhiri dengan sesuatu yang luar biasa.
#Kelebihan
-Hebatnya riset. Begitu detailnya penulis menerangkan pengobatan kemandulan membuat saya tercengang. Sungguh menarik.
-Alur yang rapi. Hampir tidak ada hal yang jadi pertanyaan setelah saya selesai membaca buku ini, ini berarti Akiyoshi Rikako menulis buku ini dengan perencanaan super matang.
-Ketegangan intens bergabung dengan pengaduk-aduk perasaan membuat saya jatuh ke dalam kota Aidee yang kecil dan sepi namun menyimpan kengerian luar biasa.
-Pembukaan-pembukaan konklusinya luar biasa. Sangat menyenangkan membaca cerita ini sampai tak sadar sudah habis. Sungguh sajian memukau.
-Karakter-karakter yang mantap dan kokoh membuat saya turut merasakan apa yang mereka rasakan.
#Kesimpulan
Holy Mother memberikan pelajaran tentang kasih sayang seorang ibu yang melebihi apa pun. Tema sensitif tentang seksualitas juga memberikan titik di mana saya begitu prihatin dengan keadaan yang ada sekarang ini. Saya sempat menitikkan air mata setelah membaca buku ini. Sadis, penuh rasa dan Inspiring! -
Buku ini tidak bisa diletakkan sebelum tamat bacanya. Merinding sekali selama membaca kejahatan yg terjadi, menerka-nerka siapa pelaku yg lain, dan sangattt terkecoh dengan plot twist menjelang dan sampai akhir.
Mengerikan.
Sayangnya buku yg saya beli ini mulainya di halaman 4. Halaman 1-3 kosong :'( Padahal sejak insiden cacatnya Theodore Boone dulu, saya selalu buka plastik buku yg dibeli dan ngecek lengkap tidaknya halaman buku. Kali ini tidak beruntung. -
wow...wow....wow.....
benar-benar jauh jauh lebih bagus dari dua novel sebelumnya.
wow saya terpana........ -
Apa-apaan?!!!!!
-
Plot twist mengejutkan, tokoh 'sakit jiwa', pembunuhan sadis, lengkap sudah.
Review lengkap bisa ditonton di sini >
https://youtu.be/MGeTsVqigRE -
what the fuck????
dari 4 buku Akiyoshi Rikako yg udah dibaca, ini twist yang paling ga ketebak. meskipun bukunya eksplisit banget dan bikin agak mual, ceritanya rapi banget sih. however i wont read this book for the second time 💀 -
Buku ini membuatku 😱😱😱😱😱😱😱😲😯😮😦😧😟😭😭😡😡😡😱😱😱😱