Title | : | Autopsies: Pathologists at Work |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | 140421447X |
ISBN-10 | : | 9781404214477 |
Language | : | English |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 48 |
Publication | : | First published January 1, 2008 |
Autopsies: Pathologists at Work Reviews
-
I ever see most of murdered to people deathly in often, dead body is called pathology. This research to be everything all of dead body as bullet in back of head as minor cut, and something. A found who every murders and obtain them been prison long way.
I won't learn about that anyway, nopeeee. But I just be interesting. -
I understand this much mystery and murder but why this pic something like ray, body, blood, and bone make me nightmare and I know make sure crime for art science but I don't want see in history dead.
-
Buku tipis dengan format komik bergambar ini lumayan membantu buat orang awam yang baru mau belajar soal seluk-beluk forensik. Gambar-gambar penjelasnya sangat membantu mempermudah pemahaman akan info-info forensik yang seharusnya rumit. Setelah itu disertakan tiga cerita kasus forensik yang aneh dalam komik pendek.
Info pertama yang kudapat dari buku ini adalah:
"Petugas penyelidik di tempat kejadian perkara adalah orang sipil dan polisi yang dilatih khusus sebagai ahli barang bukti. ...memotret dan mengumpulkan bukti-bukti sementara ahli patologi (forensik) berkonsentrasi pada jenazah. (Hal 4)
Nah, dari sini aku udah bertanya-tanya sebenarnya. Jadi orang sipil pun bisa disertakan ke dalam penyelidikan TKP setelah melalui pelatihan khusus? Syaratnya apa aja? Pelatihannya kayak apa? Di Indonesia apa berlaku sistem kayak gini? Tidak ada penjelasan mendetail. Fokus penjelasan berikutnya langsung pada soal penyelidikan forensik itu sendiri.
Tambahan: ada temanku yang cerita kalau temannya yang ikut menwa (resimen mahasiswa) terkadang mendapat pelatihan relawan pembantu pengamanan TKP. Sebetulnya semua orang berhak mendapatkan pelatihan semacam ini. Karena setiap warga negara adalah komponen cadangan dan aparat berhak melibatkan warga sipil untuk kepentingan mereka. Namun, hal-hal semacam ini bisa lebih mudah diakses jika menjadi relawan yang dibina oleh aparat penegak hukum dan militer. Ada beberapa kemungkinan (masih kemungkinan) seperti: menjadi relawan dewasa PMI, menjadi relawan SAR yang dibina tentara.
Bisa juga menjadi relawan psikososial di lembaga perlindungan anak dan perempuan, membantu trauma healing anak-anak dan perempuan korban KDRT. Dari situ ada kemungkinan untuk mengetahui bukti visum dan luka-luka memar akibat penganiayaan.
Nanti kalau aku sudah memastikan lagi soal kebenaran informasi ini, bisa jadi informasinya kukoreksi lagi.
***
Ahli forensik membuat 5 kategori penyebab kematian: alami, kecelakaan, pembunuhan, bunuh diri, tidak jelas. Dari hal-hal di bawah ini, mereka bisa membuat kesimpulan soal penyebab kematian korban:
- Uji akar rambut: deteksi sisa-sisa racun.
- Cairan hitam di mata: penanda waktu kematian
- Tulang rawan hyoid di leher: kalau patah berarti tanda mati dicekik
- Luka berlubang di jantung: penusukan
- Air di paru-paru: mati tenggelam
- Organ pecah karena pendarahan dalam: trauma hantaman akibat benda tumpul
- Luka luar seperti memar, luka iris, tusuk, bekas luka bakar: berarti ada kekerasan pada tubuh korban.
Mereka juga membuat kesimpulan soal detail kematian mayat dari hal-hal seperti ini:
- Saat ajal, pencernaan berhenti bekerja. Kondisi isi perut mengindikasikan waktu kematian.
- Kuku jari: mengakumulasi jejak racun (seperti pada rambut). Potongan kuku jari bisa untuk melacak barang bukti.
- Lebam: setelah mati, darah berhenti mengalir. Gravitasi menarik darah turun sehingga membentuk lebam: posisi tubuh berbaring.
- Pembuluh darah kecil yang pecah di bawah kulit (petechiae) bisa mengindikasikan keracunan karbon monoksida atau sianida.
- Rontgen menampilkan tulang yang patah dan benda yang melekat seperti pisau atau pecahan peluru.
***
Setelah penjelasan-penjelasan umum soal penyelidikan forensik, informasi disajikan dalam bentuk komik yang menggambarkan kasus pembunuhan aneh yang pernah terjadi di masa lalu. Kasus pertama adalah penemuan Jasad Di Lantai Bawah Tanah yang terjadi di Lane, Vauxhall, London, 17 Juli 1942. Jasad tersebut ditemukan di bawah reruntuhan kapel. Dari cerita ini aku mendapatkan info-info berikut ini:
- Tulang dahi yang sudah sepenuhnya menyatu, usia jenazah di atas 40 tahun tapi kurang dari 50 tahun.
- Pada mayat yg mati dicekik, bisa terdapat gumpalan darah pada pita suara.
Dalam contoh kasus ini, belerang digunakan di lokasi menyembunyikan mayat untuk menutupi bau busuk. Tapi pelaku.menggunakan belerang campuran, bukan belerang murni, sehingga justru mengawetkan barang bukti. Pelakunya dinilai masih amatir.
Identitas jenazah itu kemudian diketahui sebagai Rachel Dobskin. Dia dilaporkan hilang sejak 12 April 1941,
Profesor Keith Simpson kemudian menulis buku panduan siswa pertama tentang ilmu forensik pasca memecahkan kasus pembunuhan Rachel Dobskin. Ternyata cerita ini adalah sejarah awal dari ilmu forensik sendiri.
***
Cerita kedua ini berkaitan dengan Waktu Kematian, tepatnya kasus pemalsuan waktu kematian. Tahun 1983, Detektif Mike Youngman dipanggil untuk memeriksa kasus penemuan mayat di Nyak, New York. Awalnya pihak forensik mengira waktu kematian 2-3 minggu. Tapi ada pembekuan yang mencurigakan untuk mayat yang berusia 3 minggu. Kondisi-kondisi aneh itu adalah:
- Tekstur kulit aneh dan berminyak, warnanya juga kekuningan.
- Tangannya seperti mumi hingga sulit mendapatkan sidik jari.
- Otaknya sudah mencair.
- Di tulang tengkorak ada pecahan peluru.
- Ketika organ dalam diperiksa, kondisinya aneh. Tubuh luar seperti bubur dan tidak berbentuk tapi organ dalamnya masih baik. Padahal, biasanya organ dalam yang pertama rusak. Sepertinya proses pembusukan telah diputar balik.
Kepala pemeriksa medis, Frederick Zugbe, kemudian melihat truk pendingin daging ayam saat pulang ke rumah. Dia langsung paham dengan keanehan pada kasusnya.
Dengan mengambil contoh jaringan dari jantung mayat, Zugbe mendapatkan hasil bahwa mayat sebenarnya sudah berusia dua tahun. Awalnya ia tak dipercaya. Lalu ia menjelaskan soal artifak kristal es di sel jantung mayat. Ketika daging dibekukan, air di dalam sel menyebar, persis seperti air beku dalam botol. Penyebaran mengubah inti sel yang akan tetap begitu bahkan setelah pada suhu normal.
Mayat tanpa identitas itu sepertinya disimpan beku selama bertahun-tahun untuk menyamarkan waktu kematian yang sebenarnya. Mereka beruntung karena menemukan mayat sebelum organ dalam menjadi bubur. Setelah itu Zugbe merendam jari tangan mayat dalam cairan kimia berformula khusus agar jari korban bisa "diperbaiki" ke dalam kondisi yang memungkinkan sidik jari untuk diambil. Identitas mayat didapat, dan pembunuhnya pun dijebak lalu diringkus.
***
Cerita ketiga berjudul Misteri Peracunan di Pennsylvania. Kejadiannya pada Agustus 1991. Korban bernama Robert Curley, yang sedang membantu merenovasi laboratorium Universitas Wilkey, Pennsylvania ketika kemudian ia roboh dengan gejala keracunan. Istrinya, Joann Curley kemudian menuntut universitas atas kematian tidak jelas polisinya dan mendapatkan 1 Milyar Dolar. Tapi hal ini justru membuat polisi curiga. Kasus ini ditutup dan baru dibuka lagi tiga tahun kemudian.
Mayat yang sudah berusia tiga tahun masih bisa diuji kadar racun dalam tubuhnya. Yaitu dengan mengambil sampel rambut dan kuku jenazah. Pada contoh kasus, berdasarkan tes rumit pada rambut, ditemukan kenaikan tingkat thallium sejak 9 bulan sebelum korban mulai bekerja di univ. Dari grafik terlihat 12 bulan sebelum tubuh korban menghasilkan tingkat racun yang tinggi, disimpulkan Robert mati karena diracun perlahan.
***
Di bagian paling belakang buku disertakan pula tulisan-tulisan singkat tentang kasus kematian terkenal yang membutuhkan ilmu forensik untuk pemecahannya.
Yang pertama adalah kasus pada tahun 1855 di Lyon, Prancis. Di sebuah kamar tidur yang terkunci seorang lelaki tua meninggal dan penyebab kematiannya adalah tembakan di kepala. Tangannya yang kaku menggenggam revolver. Namun, Profesor Alexander Lacassagne, menganggap ada banyak keganjilan pada kasus yang dikira bunuh diri tersebut:
- Sprei ditarik ke atas lengan lelaki itu. Tidak mungkin lelaki itu menarik sprei setelah menembak kepalanya sendiri.
- Tidak ada jejak bubuk mesiu di sekitar luka.
Akhirnya sang profesor melakukan percobaan dengan meletakkan benda di tangan mayat yang baru meninggal. Setelah beberapa jam, terjadi rigor mortis, kekakuan pada sendi tubuh akibat kematian. Tangan si mayat merapat di sekeliling benda yang diletakkan dalam genggamannya. Terbongkarlah kasus itu.
***
Puzzle Pembunuhan Ruxton
Pada tahun 1935, paket berserakan yang berisi 70 potongan tubuh manusia ditemukan di sebuah sungai di Skotlandia. Profesor Jon Glaister dan tim forensiknya diserahi tugas untuk menyusun "puzzle" tubuh manusia itu. Mereka menyimpulkan bahwa pembunuhnya memiliki keterampilan mengoperasi yang tinggi karena tubuh dua wanita tersebut dipotong hati-hati menggunakan pisau. Kasus ini menjadi tonggak dalam identifikasi forensik.
***
Kasus Joan Bent
Tahun 1986, ditemukan mayat Joan Bent yang membeku di bagasi mobilnya. Penyebab kematiannya karena dicekik. Dia menyantap kentang saat makan malamnya. Dr. Michael Baden dari kantor Kepala Pemeriksa Medis Kota New York memberikan opini bahwa makanannya baru dicerna selama setengah jam. Padahal, suaminya memberi kesaksian bahwa istrinya makan dua jam sebelum berangkat kerja dan menghilang. Karena inilah fakta di balik kasus ini pun terbongkar.
***
Peracunan Janda Hitam
Pada tahun 1989, Pastor Dwight Moore di North Carolina pingsan setelah memakan kue dari istri barunya. Para dokter lalu melakukan pengujian toksikologi dan menemukan ada dua puluh kali dosis arsenik yang mematikan dalam tubuhnya.
Berdasarkan penyelidikan polisi, pacar Blanche, istri sang pastor, yang bernama Raymond Reid meninggal karena penyakit misterius. Tubuh Raymond dan tubuh suami Blanche, beserta ibu dan ayah mertuanya digali dari kubur dan diperiksa. Pada rambut dan kuku mereka ditemukan tingkat arsenik yang tinggi.
***
Istilah-istilah lain:
Serebral hipoksia: kekurangan oksigen yang serius pada otak.
Putrefaksi: proses pembusukan pada tubuh yang sudah mati -
3.5 stars. Really neat introduction to forensic science. A good read for any true crime fans.
-
A quick read that gives a great introduction to autopsies. I like how they give you a glossary of terms that may be unfamiliar, as well as a list of books for further reading.
-
1. I did find a book and a movie I want to watch about the Black Widow Murders from the end of the book because I want more from these short stories. The book is Preachers Girl by Jim Schutze and the movie is The Black Widow Murders: The Blanche Taylor Moore Story.
2. I didn't realize that toxicology could be run for several months of a person's life to see how high/low it was at certain points.
3. I did learn some new things from this book. -
This one is ... sort of gruesome. The illustrations are in comic book form, and occasionally graphic. (Pun not intended. Initially.) The panel featuring Cyril Wecht presiding over an exhumation is unintentionally (I assume) humorous. A better book for the intended audience is Toe Tagged by Jaime Joyce.
-
SM