The Dead Returns by Rikako Akiyoshi


The Dead Returns
Title : The Dead Returns
Author :
Rating :
ISBN : -
ISBN-10 : 9786027742574
Language : Indonesian
Format Type : Paperback
Number of Pages : 252
Publication : First published August 1, 2015

Suatu malam, aku didorong jatuh dari tebing.
Untungnya aku selamat.

Namun, saat aku membuka mataku dan menatap cermin,
aku tidak lagi memandang diriku yang biasa-biasa saja.
Tubuhku berganti dengan sosok pemuda tampan yang tadinya hendak menolongku.

Dengan tubuh baruku, aku bertekad mencari pembunuhku.

Tersangkanya, teman sekelas.
Total 35 orang.
Salah satunya adalah pembunuhku.


The Dead Returns Reviews


  • Rafandha

    Sejak awal aku membaca novel Girls in The Dark tahun lalu, aku sudah bertekad di dalam hati. Jika Akiyoshi Rikako kembali menerbitkan novel, aku pasti akan beli. :") Nyatanya, hal itu terwujud tahun ini. Malah beruntungnya, aku dipilih Penerbit Haru sebagai satu reviewernya. Yey!^^

    The Dead Returns adalah novel terjemahan dari bahasa Jepang yang ditulis oleh Akiyoshi Rikako dan diterbitkan oleh Penerbit Haru. Secara garis besar, seperti yang terlihat di blurb, The Dead Returns bercerita tentang 'jiwa' Koyama Nobuo yang masuk ke dalam raga Takahashi Shinji. Hal itu bermula dari sebuah surat yang tertempel di meja kelas Nobuo. Berbekal rasa penasaran, Nobuo akhirnya pergi ke tebing Miura Kaishoku. Namun, saat berada di sana, ia didorong oleh seseorang. Saat sadar, ia terbangun di raga yang lain--lebih tampan dan sempurna. Dengan raga baru itu, ia kembali ke sekolah lama dan bertekad mencari pembunuh dirinya--raga Koyama Nubuo.

    Seru, kan?

    Pertama, aku memuji pembuat sampulnya--Kana Otsuki yang juga pembuat sampul Girls in The Dark tahun lalu (dan dicetak ulang sekarang). Sampulnya keren. Misterius, namun ringan dengan tone warna biru keabu-abuan. Aku sangat suka. :D

    Secara penokohan, perkembangan karakter Nobuo dalam raga Shinji tersampaikan dengan baik. Memang, dengan POV pertama, semua kegalauan seorang Nobuo dapat terasa langsung ke pembaca. Kita seperti 'dirangkul' oleh sang tokoh untuk menyelesaikan teka-teki ini bersama-sama. Dan itu menurutku sangat menyenangkan.

    Secara plot, aku bisa bilang plotnya menipu. Hahaha. Kesal sendiri. :p Bukan karena buruk, akan tetapi, aku merasa sangat WAW dengan twist khas Akiyoshi-sensei. Gila. Hahaha. Meski di bab-bab awal alur cerita berjalan lambat dan penuh tanda tanya yang membuat kita bertanya-tanya siapa pembunuhnya, namun menjelang akhir, kejutan bertubi-tubi diberi oleh penulis. Puncaknya, aku ternganga. Sial. Keren sekali. :p

    Satu hal lagi yang kusukai dari novel ini adalah karena pesan moralnya. Novel ini menyajikan isu-isu yang ada di Jepang, misalnya suasana kelas yang dingin, hubungan orang tua dan anak, idola, hubungan remaja, terlebih kepercayaan kepada diri sendiri untuk berbaur. Pesan-pesan itu membuat novel setebal 250 halaman ini tidak sekadar novel thriller biasa sehingga terasa ringan.

    Kekurangan novel ini (alasan personal sebenarnya) adalah fokus utamanya yang agak kabur. Sebenarnya aku mengharapkan sebuah cerita yang intens seperti drama detektif Jepang atau setidaknya seperti Girls in The Dark sehingga aku sedikit kecewa. Namun, kekurangan itu tidak membuat novel ini menjadi tidak layak untuk dibaca. The Dead Returns tetap menjadi bacaan yang menarik untuk orang yang suka membaca cerita thriller-misteri yang ringan dan personal. :D

    Intinya, aku rekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang suka membaca sebuah novel dengan ending yang tidak terduga. :D

  • Mizuki

    The Dead Returns opens with a highschooler waking up in a hospital to find himself in another boy's body (a more handsome, more popular boy from a richer family, mind you); much to his shock the highschooler learned he and the other boy were involved in an accident by the cliff, both boys fell, only one boy turns up alive.

    And the highschooler recalled clearly that he had been pushed, not accidentally fell down the cliff.

    With his original body winding up dead, now the highschooler vowed to avenge 'himself', by doing so he transferred back to his old school for investigation, trying to find the person who had pushed him down the cliff in that fatal night. He was certain the killer is among his classmates. However, he couldn't find any reason for any of his classmates to actually hate him enough to kill him.

    It's a rather light-hearted story, and it's an entertaining and effective story, I read it in barely three hours and the ending is rather satisfying. .

  • Andhyrama

    The Dead Returns [8.4/10.0]

    Melihat dunia dengan kacamata berbeda membuat pandangan kita tertahadap sesuatu menjadi lebih luas. Novel ini memberikan pelajaran penting, tidak hanya bagi orang-orang yang merasa rendah, tetapi orang-orang yang buta pada keadaan.

    #Gambaran Singkat
    Koyama Nobuo bertukar tubuh dengan Takahashi Shinji saat dia didorong ke tebing oleh seseorang. Koyama dengan tubuh barunya pun mencari pelaku yang membunuhnya dengan tubuh barunya. Kecurigaan silih berganti sampai akhirnya kita diberikan jawaban yang cukup memuaskan.

    #Kelebihan
    -Memberikan contoh proses penerimaan yang baik. Kacamata orang bisa berubah dengan pendekatan dan penerimaan. Koyama Nobuo dalam tubuh barunya akhirnya sadar sifat-sifat teman sekelasnya, belajar memahami sifat Ibu dan Ayah Takahashi Shinji, mencoba membantu Maruyama dll
    -Ceritanya mengalir, walau lambat dan terulur-ulur, tetapi prosesnya bagus. Saya bisa merasakan posisi tokoh utama jika ada di situasi seperti itu.
    -Pembangunan karakter cukup kuat, saya mendapati karakter-karakter di sini memang anak-anak SMA. Dan mereka punya ciri khas walau seperti dikatakan di kekurangan, narasinya memberikan pengulangan sehingga kita kayak disugestikan kalau si A sifatnya gini secara gamblang. Baiknya, Akiyoshi juga menunjukkannya, jadi tidak asal kasih tahu.
    -Pesannya tersampaikan, ditambah ending yang pantas. Walau endingnya tidak mengejutkan, tetapi bisa diterima dan saya cukup puas. Good!

    #Kesimpulan
    Saya mendeklarasikan diri sebagai fan Akiyoshi Rikako. Akan kuikuti buku-bukunya, semoga semakin banyak yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Aamiin!

  • Maggie Chen

    Selalu salut sama sensei yang satu ini. Review menyusul~

  • Stefanie Sugia

    "Aku tidak ingin mereka merasakan adanya hubungan antara 'aku yang dulu' dengan 'aku yang sekarang', Takahashi Shinji.
    Karena. . .
    Sekali lagi aku mencuri pandang ke arah bunga bakung.
    . . . Aku dibunuh oleh salah satu murid kelas ini.
    "
    Tahun lalu aku membaca karya Akiyoshi Rikako yang berjudul Girls in the Dark dan sangat menyukainya, oleh karena itu aku memiliki ekspektasi yang cukup tinggi terhadap buku ini. Kisah The Dead Returns berhasil membuatku tertarik sejak prolog-nya yang sudah terkesan misterius—terlebih lagi karena aku mulai membaca buku ini tanpa membaca sinopsisnya terlebih dahulu, karena aku merasa aku akan jauh lebih menikmati buku misteri/thriller dengan cara demikian. Ditulis dari sudut pandang pertama karakter utamanya, Koyama Nobuo dalam tubuh Takahashi Shinji, pembaca akan mengikuti misteri yang diungkap secara perlahan-lahan dalam ceritanya. Satu persatu karakter yang ada diperkenalkan dan semakin lama semua karakter jadi terasa mencurigakan; dan hal tersebut benar-benar berhasil membuatku penasaran serta mendorongku untuk terus membaca hingga akhir. Menjelang akhir saat sebagian dari misteri terungkap, aku merasa ada plot hole yang aneh dalam ceritanya. Namun kemudian aku dikejutkan dengan plot twist yang amat sangat tidak aku duga dan sempat membuatku menganga saat membacanya di tengah malam. I love a good plot twist that can really got me. Dan aku rasa mungkin plot twist itu adalah salah satu alasanku memberi rating 5 untuk buku ini. Penyelesaian masalahnya mungkin cukup sederhana, tetapi ketegangan yang diberikan oleh cerita ini telah berhasil membuatku terpukau :)
    "Rasanya aku juga harus meminta maaf, termasuk pada Sasaki-kun dan Arai-kun, karena aku menghakimi sifat mereka hanya dari penampilannya, bahkan sebelum aku berbincang dan mengenal mereka dengan baik."
    Untuk buku ini, aku tidak akan terlalu membahas karakternya secara spesifik tetapi lebih ke arah tema yang ada di dalam ceritanya. Karakter utamanya menekankan betapa berbedanya kehidupan yang ia jalani dulu sebagai Koyama Nobuo—yang dianggap suram, otaku, dan tidak mencolok—dibandingkan dengan kehidupannya sebagai Takahashi Shinji yang seketika disukai oleh semua orang padahal ia tetaplah orang yang sama. Hal ini membuatku berpikir tentang bagaimana semua orang selalu menghakimi atau menilai orang lain dari penampilan luarnya. Dan aku rasa ini berlaku untuk semua orang karena bahkan Koyama Nobuo pun pernah menghakimi golongan populer di kelasnya—hingga kemudian ia menyadari bahwa ternyata mereka adalah orang-orang yang baik setelah bergaul dengan golongan populer sebagai Takahashi Shinji. Bagian yang paling aku suka adalah bagian ending-nya yang menunjukkan perubahan karakter Koyama Nobuo setelah apa yang terjadi (tentu saja aku tidak akan memberikan spoiler tentang ending-nya). Aku rasa dalam hal ini, yang terpenting adalah menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri serta tetap percaya diri. Dan pesan yang aku tangkap dari kisah ini adalah jangan menghakimi orang lain tanpa mengenal mereka dengan baik terlebih dahulu.

    Overall, aku sangat menikmati buku ini dari awal hingga akhir. Misterinya benar-benar berhasil membuatku penasaran dan keseluruhan ceritanya terasa menegangkan. Aku selalu suka dengan buku misteri/thriller yang berhasil mengejutkan pembaca dengan plot twist yang tidak terduga (setidaknya bagiku; mungkin ada pembaca lain yang sudah bisa menebaknya). Dan seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, bagiku buku ini juga memiliki pesan yang berhasil membuatku berpikir. Tidak lupa juga aku ingin berterima kasih pada Penerbit Haru yang sudah mengirimkan buku ini untuk aku review. Pastinya aku akan membaca karya Akiyoshi Rikako yang selanjutnya apabila bukunya diterjemahkan :D

    Baca review selengkapnya di:

    http://www.thebookielooker.com/2015/1...

  • Aravena

    (*agak susah untuk mengomentari buku ini tanpa menebar berbagai jebakan Batman subtle spoiler, jadi kalau sudah yakin akan baca bukunya... mungkin review ini jangan dibaca dulu, hehe).

    Walau The Dead Returns berkonsep misteri dengan berbagai bumbu supernatural, ajakan tebak-tebak manggis, dan Plot Twist khas Akiyoshi Rikako, selama membaca saya malah merasa bukan di situ keunggulan utamanya. Kekuatannya ada pada penokohan, tema, dan pesan yang ingin disampaikan. Dalam plot yang bergulir secara misterius, si tokoh utama bukan hanya berjuang mencari 'siapa pelakunya dan apa yang sebenarnya terjadi', tapi juga belajar melihat hal-hal dari perspektif berbeda dan mengubah pikiran jadi lebih positif.

    Ah, bukan berarti aspek misterinya jelek. Aspek itu penting untuk membuat pembaca penasaran dan menjaga plot tetap fokus, tapi memang banyak hal-hal menarik lainnya yang muncul selama proses. Saya yakin banyak pembaca yang akan bersimpati kepada si tokoh utama merangkap narator, karena gaya narasinya yang sangat manusiawi dan kemauannya untuk mengevaluasi diri sendiri agar menjadi lebih baik.

    Gaya penuturannya lugas dan tidak kompleks, tapi bukan berarti tidak berbobot. Ada keseimbangan indah pada sudut pandang orang pertama yang digunakan; kadang suram dan getir tanpa terkesan seperti keluhan, kadang bisa lucu tanpa memaksa untuk melawak, dan kadang mengharu-biru hanya dengan sedikit kata. Semuanya tidak terasa berlebihan dan sesuai dengan umur serta kejiwaan si tokoh utamanya.

    Karena banyaknya perangkap dan tipuan yang dipasang penulisnya selama cerita, saya rasa sangat sedikit pembaca yang bisa memecahkan teka-tekinya secara 100% (*saya sendiri hanya sekitar 50%, haha). Bagi saya pribadi, ada salah satu 'kejutan' yang terasa.... bukannya mustahil, tapi saya merasa ada sangat banyak kebetulan sehingga bisa jadi seperti itu.

    Bagaimanapun, saya rasa elemen misteri dan supernatural di buku ini memang lebih berupa 'kendaraan' untuk menyampaikan pesan yang sangat bagus dan mampu menyisakan sejumput haru di benak pembaca setelah selesai membaca.

    Catatan & komentar pribadi tentang gaya alih bahasa:

  • Ari

    I like it better than
    Girls in the Dark.
    It has better ending, better mystery and most of all it has a character to root for.
    I like the real Takahashi Shinji, such an interesting and bold character.
    While Kouyama was just another bland character playing victim because of his judgy self.

  • Nina

    Endingnya twisted!! Saya sudah mencurigai Yoshio dan Sakamoto, bahkan sempat suudzon pada ibu Nobuo, dan ternyata saya salah.

    Gaya penceritaan dan terjemahannya bagus. Ngalir begitu saja jadi enak bacanya.

  • Lunar Angel

    AAA NOVEL INI UNDERRATED BGT
    BUAT KALIAN PENYUKA GENRE MISTERI THRILLER WAJIB BGT BACA NOVEL INI
    Novel ini gak kalah plotwist dari novel
    Rikako Akiyoshi lainnya seperti Holly Mother and Girls in the Dark aku jamin deh


    Dimulai dengan terkejutnya Koyama Nobou saat menyadari bahwa jiwa nya tidak berada di tubuh sebenarnya melainkan di tubuh Takahashi Sinji (orang yg menyelamatkannya). Ternyata dia dibunuh oleh seseorang teman kelasnya. Penasaran siapa pembunuhnya? Segera baca novel ini
    Asli aku tiap lembar selalu menerka-nerka siapa pembunuhnya karena tiap orang mencurigakan

    spoiler:

    Satu kutipan sosial yg sangat relate di kehidupan sekarang di buku ini:

    Karena kecantikannya semua bisa dimaafkan ~hlm 86

    Yeah bener-bener privilage orang cantik/ganteng itu nyata adanya guys. Berasa setengah masalah idup mu ilang kalau kamu terlahir dengan paras yg cantik/ganteng.

    Overall aku mau kasih bintang 4,8
    Suka bgt bikin penasaran siapa pembunuhnya...

  • Pauline Destinugrainy

    Koyama Nabuo mendapatkan selembar kertas yang menyuruhnya datang ke sebuah tebing. Sesampainya di sana, dia didorong oleh seseorang. Sesaat sebelum dia kehilangan kesadaran, dia mendengarkan suara pria yang akan memberikannya pertolongan. Namun ternyata orang itu juga terjatuh.

    Saat sadar, Koyama mendapati dirinya terperangkap di dalam tubuh Takahashi Shinji, orang yang tadinya akan menolongnya. Setelah melewati masa pemulihan, Takahashi dibawa pulang oleh keluarganya. Tentu saja Koyama yang ada di dalam tubuh Takahashi tidak tahu apa-apa mengenai Takahashi, dan "bersembunyi" di balik status kehilangan ingatan. Namun Koyama bertekad hendak mencari tahu siapa pembunuhnya. Yang dia tahu, pembunuhnya adalah salah seorang dari teman-teman kelasnya.

    The Dead Returns adalah buku kedua dari Rikako Akiyoshi yang diterjemahkan oleh penerbit Haru. Jika dibandingkan dengan buku pertama,
    Girls in the Dark buku ini misterinya lebih sederhana. Apalagi melibatkan hal yang bersifat supernatural, perpindahan roh/nyawa dalam tubuh orang lain. Saya sebenarnya sudah bisa menebak orang yang berperan dalam pembunuhan Koyama, sejak dia muncul pertama kali. Tapi plot twist yang hadir kemudian sungguh di luar dugaan.

  • Shanya Putri

    Rasanya cerita buku ini kebalikan dari Girls in The Dark dehh haha😂😂😂

    Twistnya tetap nggak ketebak. Otak ku belum se-encer itu. (Tebakanku selalu salah).

    Hebat banget deh penulisnya bisa mikir dan nulis cerita yang muter-muter gini😂 Salut!

    Sejauh ini, kalau diurutin, favoritku:
    1. Holy Mother
    2. Girls in the Dark
    3. The Dead Returns

    My next read: Scheduled Suicide Day

  • Dini Novita  Sari

    twist-nya oke dan nggak kalah seru dibanding Girls in the Dark.

  • Anastasia Cynthia

    “Kau bilang keberadaanmu muncul karena pengorbanan orang lain. Tapi, bukankah semua orang memang seperti itu? Namun, sedikit sekali orang yang menyadari fakta penting itu. Akan tetapi, Takahashi-kun, kau bisa menyadari hal yang mulia itu. Bukankah itu bagus sekali? Dengan itu saja, kau sudah cukup berarti untuk dilahirkan. Karena itu, percaya dirilah.” –The Dead Returns, hlm. 156




    Komaya Nobuo dibunuh pada 2 September, malam setelah upacara pembukaan semester baru. Senja ketika ia menemukan sebuah pesan berwarna hijau di laci mejanya; seseorang memanggilnya untuk bertemu di Tebing Miura Kaishoku pada pukul tujuh. Nobuo berpikir, orang itu agaknya Yoshio, teman baiknya yang sama-sama otaku kereta api.

    Tapi, siapa sangka, ketika ia sudah melompati pagar pembatas tebing. Seorang asing di belakangnya malah mendorong tubuhnya. Nobuo terempas jatuh. Sedikit banyak ia mengingat tentang seorang lain yang berusaha menolongnya dari atas tebing. Berteriak menanyai keadaannya. Alih-alih, tanah terjal itu rompal dan orang itu pun ikut terjungkal begitu saja.

    Kejadian itu bisa jadi pelik. Nobuo begitu terkejut ketika ia selamat. Bukannya terbangun sebagai Komaya Nobuo, tapi sebagai laki-laki yang hendak menolongnya. Namanya, Takahashi Shinji. Perawakannya begitu tampan dan blasteran. Berbeda dengan jati dirinya yang tertutup, seorang otaku, dan kerap tidak percaya diri.

    Dengan terperangkap di dalam tubuh Takahashi, Nobuo bertekad kembali ke SMA lamanya, bersikap sebagai orang baru, diam-diam mencurgai satu per satu; teman, guru, dan orang terdekatnya dulu sebagai salah satu tersangka yang mendorongnya dari tebing.




    Sulit meletakkan “The Dead Returns” setelah membaca halaman pertamanya. Sebagai salah satu pembaca baru novel karya Akiyoshi Rikako, saya bisa menyimpulkan kalau novel ini termasuk ringan sekaligus menantang. Dampaknya bisa jadi mirip kala menonton dorama Jepang. Dialog-dialog, tema, sekaligus pembawaannya benar-benar terasa seolah menonton film. Mengalir, menghanyutkan, hingga sukses membuat pembaca terhenyak di bagian pemecahan kasus. Kendati sedikit melibatkan genre fantasi, akan tetapi, fantasi di “The Dead Returns” bukan sesuatu yang akan diusut secara khusus oleh penulisnya. Sekadar sebagai latar belakang. Mirip kesan fantasi supernatural di film-film atau cerita remaja yang tidak dijelaskan secara terperinci sebab-akibatnya. Tapi, secara keseluruhan, saya lebih menangkap “The Dead Returns” sebagai novel drama-misteri remaja yang cukup menghibur.

    Isinya ringan. Dan unsur Jepangnya terasa sangat kuat mewarnai tiap halamannya. Seperti adanya kesan keluarga, keakraban teman sekelas, sekaligus rasa kepercayaan diri yang kerap diragukan seorang remaja. Mirip di komik-komik Jepang. Sehingga pembaca pun tidak perlu berpikir keras untuk membayangkan latar seperti apa yang hendak dibangun oleh penulisnya.


    Baca selengkapnya di:
    https://janebookienary.wordpress.com/...

  • Isfina Hanni

    The dead return. Entah urutan terbitannya seperti apa dan mana yang lebih dulu. Tetapi ini jadi buku urutan ketiga yang sudah saya baca, setelah holy mother dan absolut justice.
    Untuk review buku ini, sebenarnya agak berbeda dari buku-buku sebelumnya yang sudah dibaca. Alur cerita yang agak membingungkan. Beberapa tokoh yang kurang meyakinkan siapa pembunuhnya. Padahal di buku absolut justice dan holy mother, Akiyoshi sudah terang-terangan menjabarkan siapa pembunuhnya pada bab-bab awal. Namun, di buku ini masih samar-samar terungkap. Dan dari beberapa buku akiyoshi yang sudah saya baca, menurut saya buku ini memiliki akhir cerita yang begitu soft dan tidak menegangkan. Walaupun tetap ada plot twist di akhir cerita, tetapi justru malah menyentuh dan tidak menakutkan. Pokoknya untuk buku ini saya beri rating bintang 4. Cukup memuaskan, tetapi hanya kurang menegangkan dan tidak membuat kesal seperti buku akiyoshi lainnya.

  • Harumichi Mizuki

    Hassssyeeeeeum! Tingkat kebusukannya setara dengan Girls in The Dark. ARGH! Berkali-kali aku nebak pembunuhnya bakalan si A si B. Ternyata endingnya... bukannya serem, malah jadi sedih T__T

    Akiyoshi Rikako sensei benar-benar Master of Trickster. Yang dikira mati ternyata hidup, yang dikira hidup ternyata mati. Jangan mengombang-ambingkan pembaca dong, Sensei! XD

    Cuma ya... penyebab kenapa Takahashi dan Nobuo bisa tukar tubuh nggak dijelaskan. Cuma karena ketegangan untuk menebak-nebak siapa dalang pembunuhan Koyama di sepanjang cerita, hal itu terlupakan begitu saja. Dasar, Sensei!

    Moral: Social awkward ternyata bisa disembuhkan kalau penderitanya koma dan berpindah ke tubuh orang lain. Dengan catatan ia berpindah ke orang dengan fisik dan status sosial yang keren.

    Aaaa... langsung lanjut ke Holy Mother :3

  • Nanna

    Terjemahan oke, alurnya maju mundur, tapi enak diikuti. Progress tokohnya juga dapet. Lalu untuk pelakunya bisa dibilang cukup gampang ditebak. Saya sudah menebak pelakunya ditebakan kedua, tapi belum yakin 100% gara-gara penulisnya sering membeberkan petunjuk-petunjuk lain yang membuat saya jadi makin ragu dan menambah jumlah tersangka~
    Lalu sempat disinggung soal 'penguntit', disitu saya sudah hampir 99,99% bisa menebak 'apa yang sebenernya terjadi'. Tapi sedikit ga percaya kalo 'penguntit' yang dimaksud yang 'itu'.

    Btw,

  • Dzura

    Kali ini baca novel Akiyoshi Rikako yang baru, overall novel ini aku katakan novel yang beraura positif dibandingkan novel sebelumnya tapi lebih seru yang novel sebelumnya. menurutku ada beberapa plot yang terasa berlubang tetapi novel ini sangat menghibur bisa dibaca dalam 1 hari.

  • Ayu Lestari Gusman

    Setelah baca Holy Mother, jadi 'ketagihan' baca buku karya Akiyoshi Rikako yang lain. Buku yang ini juga ga kalah serunya. Dari awal baca saya sudah coba-coba nebak siapa pembunuhnya... dan seperti biasa, selalu salah *grin*

  • Krisha N A

    Buku Akiyoshi Rikako pertama yang kubaca. Cerita misterinya cukup ringan, berbau hal supernatural. Tentang anak sekolah bernama Koyama Nobuo yang jatuh dari tebing. Saat bangun, dia berada di tubuh lain, seorang anak bernama Takahashi Shinji. Koyama curiga dia dibunuh oleh salah satu teman sekelasnya. Koyama yang berada di tubuh Shinji datang ke sekolahnya sebagai murid baru untuk mencari pembunuhnya.

    Walaupun ceritanya ringan, tapi tetep bikin penasaran, siapa kira-kira yang membunuh Koyama. Ditambah, ada beberapa orang di sekitar Koyama yang tidak punya alibi di saat kejadian. Dalam novel ini, ceritanya tidak melulu tentang pencarian tersangka. Ada kisah menyedihkan dimana Koyama sejak dulu selalu dikucilkan karena ia punya wajah rata-rata, mudah gugup sehingga saat bicara kadang tidak jelas, ditambah ia sorang otaku kereta yang dianggap aneh oleh teman-temannya. Di sini kita bisa melihat perbedaan perlakuan teman-temannya pada Koyama yang dulu dan sekarang, saat ia berada di tubuh Shinji, laki-laki yang punya wajah tampan. Tidak hanya hal negatif, 'Shinji' juga menyadari bahwa ia juga dulu tidak beda jauh dengan teman-temannya, ia punya prasangka terhadap orang yang populer.

    Akiyoshi Rikako tampaknya ingin membuat pembaca bingung dengan segala kejadian janggal menyangkut kematian Koyama. Aku pun sempat terkecoh dengan para 'tersangka' karena masing-masing punya sesuatu yang mencurigakan. Berakhir dengan plot twist yang menurutku di luar dugaan.

  • Guguk

    Nama AkiRika-sensei buatku jadi jaminan mutu untuk novel Jepang yang menghibur sekaligus bikin penasaran, ringan tetapi menyisakan sesuatu yang bisa dikunyah-kunyah di kala senggang~
    description

    Karena, terlepas dari rasa penasaran soal 'siapa pelakunya', keadaan dan sifat tokoh utamanya bikin bernostalgia dan berpikir, "Dulu kenapa ya.., apa keadaan 'itu' terjadi karena aku yang ga pintar berteman? Atau aku yang mengucilkan diri sendiri..?" XD //sepertinyaduaduanyabenar

    Bagaimanapun, di dunia nyata berlaku prinsip "birds of a feather flock together", yang menjelaskan kenapa dan bagaimana saat awal tahun ajaran bisa berteman dengan siapa saja, tapi setelah beberapa bulan jadi nge-geng dengan sesama pengunjung perpus dan member rental komik XDD

    Oiya! Soal buku ini...selain fakta bahwa aku menikmati rasa penasaran yang ditimbulkannya, ada pula muncul rasa Juga mengingatkan rasa hangatnya memiliki keluarga, teman, dan orang yang disayangi ❤

  • Hizkia

    4⭐

    baca j-lit itu emang enak ya, terjemahannya ringan dan mengalir. udah lama ga habisin satu buku dalam sehari.

    thriller di buku ini ringan, ga kompleks, dan menurut aku sesuai buat karakternya yg masih sma. semua alur cerita disusun rapi, sehingga waktu plot twist direveal, semua yg tadinya mengganjal jadi masuk akal karena semuanya berhubungan. plot twistnya juga ga yg bikin bener bener syok gt, tpi cukup keren dan memuaskan karena sekaligus menyimpulkan seluruh cerita.

    banyak pesan moral juga di buku ini. solid 4⭐

  • Nadia (captnheweade)

    LOVE IT BUT IT'S SAD :"""""

    Overall: 4.6/5

    Full review soon

  • Renanda Yovita

    3.5 ⭐

  • Op

    Sama seperti Girls in the Dark, terjemahan dan font-nya bikin buku ini menarik dibaca. Yang ini bahkan bisa dibaca jauh lebih cepat karena ceritanya sangat santai dan bikin nambah bintang

    Sempet deg-degan banget di hampir akhir cerita, lalu tiba2 kaget karena ehm ya begitulah, jadi pengen ngikik sendiri, ngahahah.

  • Wardah

    AKHIRNYA SELESAI! Tiga bulan bo. Haha.

    The Dead Returns berbeda dengan Girls in The Dark. Novel ini ditulis dengan lebih… biasa. Kita, pembaca, tidak akan menemukan hal-hal membingungkan ala Girls in The Dark. Novel ini ditulis dari sudut pandang orang pertama, yaitu Koyama Nobuo. Ini poin pertama yang membuat perbedaan. Kita hanya akan dijejali dengan hal-hal yang dilihat Koyama Nobuo. Alhasil, tidak heran novel ini terasa lebih datar.

    Akiyoshi Rikako masih berhasil memberikan misteri dan hal-hal membingungkan, tapi porsinya tidak sebanyak Girls in The Dark. Oleh sebab itu, pesan saya kepada pembaca, jangan mengharapkan kejutan seperti pada Girls in The Dark dalam novel ini.

    Meski begitu, bagi saya, hal penting yang bisa didapatkan dari novel ini bukanlah misterinya. Misterinya lebih gampang ditebak ketimbang Girls in The Dark. The Dead Returns itu lebih bercerita banyak soal kehidupan remaja. Kehidupan dari sudut Koyama Nobuo, remaja suram maniak kereta api di kelasnya.

    Takahasi Shinji, pemuda yang tubuhnya sekarang ditinggali Koyama Nobuo adalah pemuda yang tampan. Mereka berdua ibarat langit dan bumi. Takahasi Shinji supel, Koyama Nobuo pendiam. Takahasi Shinji pemain band, Koyama Nobuo otaku. Takahasi Shinji tampan, Koyama Nobuo suram.

    Lalu, selama hidup dalam tubuh Takahasi Shinji, Koyama Nobuo dipaksa melihat kehidupan dari sisi yang berbeda. Berkat penampilan fisik mereka yang berbeda, ketika Koyama Nobuo pindah ke sekolah lamanya, dia langsung disambut denagn hangat. Arai-kun dan Sasaki-kun, cowok-cowok populer di kelas langsung menjadikannya teman. Cewek-cewek pun langsung mengerubunginya seperti semut.

    Aku baru bisa merasakan, bahwa hidup sebagai orang lain itu sangatlah melelahkan. (h. 53)


    Review lengkap bisa dibaca
    di sini.

  • Alvina

    selese dibaca sambil nunggu antrian dokter gigi di rumah sakit.
    kaget sih tahu ending ceritanya. sepertinya si penulis memang hobi memasukkan twist di akhir cerita.

    tapi kok kerasa janggal gitu deh.
    review lengkap menyusul.







    kalo mood udh balik.

  • Dee

    Wajib ngebadut sih setiap baca buku Akiyoshi sensei, mana alurnya lambat padahal cuma 230an halaman.

    Walaupun sempat kesal di 3/4 buku, I still can tell you guys that I enjoy this--another well-written mystery novel from Akiyoshi Rikako. 🥰

    4/🌪🌪🌪🌪🌪

  • Dyah

    Surprisingly heartwarming.
    Itu kesan pertamaku setelah selesai baca buku ini. Dengan ilustrasi cover dan premis yang terkesan dingin dan misterius, aku sudah menyiapkan diri untuk jalan cerita yang betul-betul keji. Tapi ternyata tidak ada hal dalam The Dead Returns yang membuatku meringis. Kisahnya lebih mengarah ke drama anak-anak SMA, dengan sentuhan supranatural. Ya, tentu saja ada momen-momen yang kalau dicermati akan bikin merinding, tapi selebihnya cukup ringan dan seru.
    .
    Tokoh utamanya adalah pemuda cupu bernama Koyama Nobuo yang suatu malam tiba-tiba saja didorong dari atas tebing. Begitu tersadar, dia sudah bertukar tubuh dengan orang yang saat insiden terjadi, berusaha menyelamatkannya tapi malah ikut terjatuh. Nobuo bertekad mencari tahu siapa yang mencelakainya dan kenapa dia dicelakai.
    .
    Dalam The Dead Returns, isu utama yang diangkat adalah pengabaian. Bukan bullying yang sampai drama banget, tapi lebih ke kecenderungan orang mengabaikan apa/siapa yang tidak menonjol. Dan sedihnya, kalau pihak yang diabaikan tidak angkat suara dan berusaha membuat dirinya diperhatikan, dia akan semakin terpuruk dan bisa sampai depresi hingga ingin bundir. Sungguh, recognition sangatlah penting. Keinginan orang diakui eksistensinya adalah wajar, karena manusia itu makhluk sosial.

  • Ferlina (bigpileofbooks)

    I pretty enjoyed this book, even though I prefer 2 previous books from Akiyoshi Rikako that I've read before ( Girls in The Dark and Holy Mother ) because in this one, I kinda predicted the first plot twist from the very beginning.

    But the second plot twist was just...wow...I didn't expect it at all! I had suspicion towards this particular character, but I didn't expect what this character really was. Very surprising!

    It's an enjoyable read overall and I didn't expect this book would be that mystical .

  • Rizky

    2 September, jam 19:00. Aku tunggu di tebing Miura Kaishoku

    Berawal dari sebuah memo kisah ini bermula. Koyama Nobuo tak menyangka memo yang didapatkannya itu membuat dirinya meninggal karena terdorong oleh seseorang. Raganya memang meninggal, tetapi ternyata jiwanya masih penasaran. Saat sadar jiwa Koyama malah berpindah ke tubuh Takahashi.

    Ingatan Koyama akan hari naas itu masih samar-samar, dia hanya sadar telah didorong dan ada yang menolongnya, hanya sebatas itu saja. Awalnya Koyama ingin jujur mengenai kondisinya, tetapi kemudian Koyama berubah pikiran. Koyama pun memutuskan untuk mencari tahu siapa pembunuhnya, dan tersangkanya adalah teman sekelasnya. Namun, ada 35 orang yang sekelas dengannya, siapa yang berniat membunuhnya dan apa motifnya?

    Seperti saat membaca Girls In The Dark, aku sudah dibuat penasaran sejak awal. Penulis benar-benar mampu membuat sebuah cerita yang mengikatku sebagai pembaca. Aku dibuat penasaran dengan siapa pelaku pembunuh Koyama sesungguhnya dan benar-benar sulit sekali menebaknya. Ketika aku sudah berpikir mengenai 1 orang, lagi-lagi penulis mampu membuatku ragu dan berpindah ke yang lainnya.

    Ada banyak hal yang terasa mengganjal dalam novel ini, seperti sosok Koyama yang cenderung introvert dan "tidak dianggap" saat di sekolahnya. Rasanya sulit untuk membayangkan dia punya musuh dan apa motif pembunuhannya. Hal yang tentunya berbeda jika terjadi pada Takahashi, tubuh yang sedang dipinjamnya itu.

    Koyama dan Takahashi benar-benar pribadi yang berbeda sekali. Aku bisa merasakan pergulatan batin yang dirasakan oleh Koyama, bagaimana pun terlalu banyak perbedaan diantara keduanya. Koyama yang dulunya tidak dianggap sekarang berperan menjadi cowok populer dan tampan tentu berbeda sekali. Apalagi saat bayangan masa lalu menghampiri, aku bisa merasakan apa yang dirasakan Koyama.

    Sampai menuju ending, aku benar-benar dibuat terkejut dengan twist yang disajikan. Benar-benar diluar bayanganku sama sekali, karena tidak ada yang terasa menjurus ke arah sana, walau memang ada yang mengganjal tetapi aku tidak membayangkan seperti itu. Namun, aku merasakan pemecahan kasus ini terlalu anti-klimaks, agak tidak rela menutup kisah ini seperti ini. Penulis benar-benar sekali lagi mampu membuat sebuah kisah yang mengejutkan sekali dengan twist yang tak terduga.

    Aku memang jauh lebih menikmati kisah Girls In The Dark, tetapi The Dead Returns pun punya kisah yang unik dengan gaya penceritaan yang nyaman, mengalir dan terjemahannya pun tidak kaku. Jika kamu penyuka kisah misteri, rasanya kamu wajib membaca karya Akiyoshi Rikako ini.