Title | : | Survivor (The Floods #4) |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | - |
ISBN-10 | : | 9781741661239 |
Language | : | English |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 216 |
Publication | : | First published January 1, 2006 |
But Betty is not normal - she is a witch. When Bridie McTort, the school bully, starts throwing her weight around, Betty knows exactly what to do. And when Ffiona's dad gets bullied at work. Betty knows how to fix that too. Meanwhile, Winchflat Flood has been watching old Frankenstein movies and has decided he wants to build a human of his own...
Survivor (The Floods #4) Reviews
-
The Floods (whole series review) by Colin Thompson:
It's been copious amounts of time between when I read these and when I'm writing this. As a result, I have little to offer in my review. Regardless, I wanted to leave something here because 'The Floods' is still one of the best things I ever invested my time into. Even if I was 12 years old when I read them.
This series of books is so good! Such a fantastic bundle of stories and characters. Not difficult to read at all but still complex enough to enjoy at a more mature age. To this day, 'The Floods' remains one of my most prized possessions and I would 100% suggest these to a child/sibling/friend of mine to enjoy.
Of course, given the cover artwork, it's a little on the odd side of things. But even as a young child, I didn't find it scary or too weird. It's a wonderful balance of action/adventure and the characters are written wonderfully. -
I thought that this was a great, funny book, just like the previous books. I enjoyed reading this and I support the future creation of this series.
-
Kali ini Pak Collin, sang penulis sekaligus narator mengajak kita ke masa lalu Keluarga Flood. Dari latar belakang kehidupan Mordonna dan Nerlin, bagaimana mereka bertemu , jatuh cinta, menikah , memiliki anak-anak yang aneh sampai akhirnya pindah ke Acacia Avenue nomor 13.
Walau hidup sebagai ibu rumah tangga di lingkungan yang biasa – biasa saja, ternyata dulunya Mordonna adalah seorang putri dari kerajaan Transylvania Waters. Ayahnya adalah seorang Raja yang sangat berkuasa. Tidak seorang pun yang berani menentang perintah Raja Nombre – Sept-A-Quatorze kecuali kalau mereka mau kehilangan nyawa.
Hidup sebagai putri ternyata tidak menyenangkan bagi Mordonna. Tidak ada kebebasan baginya. Oleh Raja Quatorze, Mordonna ditawan di sebuah kastil yang seluruh gerbangnya dikunci dan dijaga dua Cyclops (raksasa bermata satu). Mordonna menjadi sangat kesepian.
Mengapa sampai ayahnyasendiri tega melakukan hal tersebut? Tidak lain karena Raja Quatorze tidak ingin Mordonna bertemu dengan pria-pria yang tidak memiliki apa – apa. Raja Quatorze memang serakah. Ia hanya menginginkan harta milik menantinya. Sehingga wajar saja kalau Raja menyewa banyak agen untuk menemukan Pangeran kaya raya. Mordonna dibuat kesal karenanya. Sayang ibunya, Ratu Scratchrot tidak dapat berbuat banyak untuk menghentikan ambisi suaminya.
Tidak banyak yang dilakukan oleh Mordonna untuk lepas dari semua belenggu itu, sampai suatu hari. Dengan bantuan Leach, burung bangkai raksasa yang peliharaannya sejak kecil, Mordonna dibawanya keluar istana menuju sebuah jalan setapak di belakang sederetan gubuk. Disuruhnya Mordonna menggali tanah. Awalnya mordonna menolak, namun karena tahu bahwa itu satu – satunya jalan untuk melarikan diri, tanpa mempedulikan kukunya, Mordonna pun memulai penggalian.
Entah berapa lama waktu yang dihabiskan Mordonna untuk menggali. Yang jelas tanah di bawah kakinya tiba – tib aruntuh dan ia jatuh ke lubang gelap dan dalam. Bukan kebetulan, di dasar lubang yang sama, ternyata Nerlin muda sedang membersihkan saluran air. Tak butuh waktu lama untuk membuat Nerlin jatuh cinta pada Mordonna yang saat itu adalah penyihir paling cantik di Transylvania Waters.
Bak gayung bersambut, Mordonna pun ternyata merasakan hal yang sama.
Sayangnya Nerlin bukanlah pangeran yang dicari-cari oleh Raja Quatorze. Sehingga Mordonna tahu bahwa kisah cinta mereka tidak akan pernah mendapat restu dari beliau. Sehingga satu – satunya cara adalah melarikan diri ke suatu tempat yang jauh.. Walau tahu penuh resiko, namun keduanya sepakat untuk menjalani kehidupan mereka berdua. Perjalanan jauh yang benar- benar melelahkan.
Mengetahui semua hal yang dilakukan Mordonna, Raja Quatorze menjadi sangat murka. Mata –mata paling kejam di dunia pun dipanggilnya untuk memulai pengejaran.
Rasanya menyenangkan membaca rahasia – rahasia masa lalu Keluarga Flood.Bahkan proses kelahiran Valla sampai Betty terungkap di sini. Sampai pemilihan tempat tinggal mereka di Acacia Avenue pun ternyata memiliki alasan tertentu.
Satu hal yang baru dibuku ini adalah saya mulai bisa tersenyum bahkan tertawa kecil ketika membaca bab – bab di buku ini. selera humor Pak Collin kali ini sedikit lebih baik. -
I thought it was clever of the author to write a book of this style. Rather than the regular, present day setting that the previous books were set in, this book offers a bit of backstory to the meeting and marriage of the Mother and Father of the Floods children, Nerlin and Mordonna. I really enjoyed reading this book and I hope in future that the author Colin Thompson makes another one of these 'backstory books'. Even with that set aside, this book was funny, clever and funny. And no, I meant to say funny again, because that's what this book deserves. I recommend any Floods fans to read this book.
-
Buku ketiga ini lebih kocak dan gak terlalu banyak yang berdarah-darah. Yang lucu adalah George si Keledai sama trio mata-mata yang bodoh itu. Cerita perjalanan panjang yang rasanya mustahil dibumbui detail-detail lucu. Lebih asyik dan seru. Dan lebih pas buat anak-anak karena gak terlalu sadis seperti buku-buku sebelumnya.
-
I can't really remember the plot to most of The Floods books but I remember that I enjoyed them all!
-
Bits of this were mildly amusing. Thompson needs to learn to punch up not down and dispense with the classism and other offensive non-humour. Most of the book reads like he's just having fun and being self-indulgent there does not seem to be much structure or editing going on, but the pictures add something.
My kids used to love these but were able to be critical about stuff like the lazy portrayal of bullies as more underprivileged and therefore "stupid". -
chaos!
Fun and interesting, not entirely sure how the title goes with the book it is more friendship and finding your own place than surviving. Though I suppose it is surviving the Floods as a theme. It was slow but at times highly fun to read. I like how it references back to other books but also doesn’t take itself massivigey over seriously. -
muito levinhooo
-
“Kalau kamu belum membaca ketiga buku Keluarga Flood yang pertama, kamu mungkin merasa seperti pencundang sejati, yang tentu saja memang benar. Namun, hari ini merupakan hari keberuntunganmu karena ada cara untuk berhenti menjadi pecundang dan mulai menjalani hidup secara utuh serta fantastis. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membaca ketiga buku Keluarga Flood yang pertama.”
(Colin Thompson –Tetangga Culun hlm 1)
Dari ke empat buku Keluarga Flood yang telah terbit, ini adalah seri favorit saya. Ceritanya tidak segelap buku - buku sebelumnya. Di sini juga tidak lagi menggambarkan sisi gelap Keluarga Flood. Malah sebaliknya. Lihat saja bagaimana sikap Morodonna dan Betty pada tetangga baru mereka.
Keluarga baru itu pindah ke Acacaia Avenue nomor 19. Keluarga yang terdiri dari seorang ayah, ibu, dua orang anak. Dari hasil pengamatan Mordonna dan Betty dari jauh maupun dekat mereka terlihat sangat culun dan membosankan. Namun begitu mengetahui bahwa salah satu anak perempuan itu seusia dengan Betty, keluarga itu tiba – tiba menjadi sangat menarik. Betty memang telah lama menunggu seseorang yang seusianya yang dapat diajak bermain
Setelah puas melakukan pengamatan diam – diam, Mordonna dan Betty pun memulai kunjungan pertama mereka ke rumah tetangga baru mereka. Keluarga baru itu bernama Keluarga Hulbert. Sedangkan anak perempuan yang seusia dengan Betty bernama Ffiona. Dari hasil penjelasan Mrs Hulbert, ternyata ada sejarah dibalik nama Ffiona. Untuk saja hal yang sama tidak terjadi pada Claude, adik bayi laki – lakinya.
Sementara Mordonna menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Mrs Hulbert, Ffiona mengajak Betty bermain di kamarnya. Tak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk menjadi akrab. Cerita demi cerita bahkan yang rahasia sekali pun mengalir dari keduanya.
Dari cerita Ffiona, Betty tahu alasan mengapa keluarga mereka pindah ke Acacia Avenue. Salah satunya adalah hal – hal buruk yang terjadi pada Ffiona di sekolahnya dulu. Bukan hanya sekali tapi berkali – kali. Sedangkan dari cerita Betty, ia tahu bahwa Keluarga Flood adalah keluarga penyihir.
Hari demi hari mereka berdua semakin akrab. Tidak hanya menunjukkan kekuatan sihir yang sayangnya lebih banyak gagal, Ffiona pun diajak berkenalan dengan seluruh anggota Keluarga Flood yang lain. Ffiona benar- benar disambut dengan baik. Bahkan menarik perhatian dua anak kembar Flood.
Sampai ketika waktu masuk sekolah tiba. Hari pertama yang selalu menyisakan trauma bagi Ffiona. Betty yang merasakan ketakutan sahabatnya, berjanji tidak akan membiarkan satu orang pun menyentuhnya.
Di lain pihak, hari pertama sekolah ternyata disambut baik biang kerok yang paling terkenal di Sekolah Sunnyview, Bridie McTart, mulai bertingkah. Bridie Mc Tart memang tak mengganggu Betty, tapi sayangnya tidak benar – benar membuka matanya, korban yang dipilihnya kali ini adalah Ffiona. Sehingga saat Bridie mulai bertindak, balasan setimpal pun dalam sekejap didapatkannya.
Tidak hanya Ffiona, masalah –masalah yang dihadapi Mr dan mrs Hulbert pun diatasi dengan mudah. Tentu saja dengan sedikit bantuan sihir Keluarga Flood. Sehingga kini tidak ada lagi kata culun ataupun membosankan. Bagaimana perubahan Keluara Hulbert? Tentunya hanya bisa terjawab ketika membaca buku ini dari awal sampai akhir.
Seperti warna sampul yang sangat cerah, buku ini juga berakhir dengan hal – hal yang menyenangkan. Senang rasanya membaca buku Keluarga Flood kali ini.
Satu yang menarik perhatian saya dari buku ini adalah kalimat – kalimat Pak Colin mengenai Belgia. Banyak di dalam bab – bab di buku ke empat ini yang menuliskan betapa ia tidak menyukai negara yang satu ini. sayangnya hingga saat ini tidak ada keterangan yang dapat menceritakan mengapa penulis nyentrik ini membenci neara yang beribu kota Brussel itu. Sebenarnya bukan kali ini saja, di buku – buku sebelumnya juga seperti itu. Sayang di website miliknya juga tidak ada keterangan apapun. Mungkin ada alasan tertentu yang tidak dapat diungkap ke publik. Entahlah. -
Baiklah, dari 3 buku keluarga Flood yang diterjemahkan, aku paling suka yang ini. Sadisnya agak berkurang, menjijikkannya juga, tapi tetap banyak hal aneh-aneh dalam kehidupan mereka. Buku ini menceritakan semuanya, mulai pertemuan suami istri Flood, mengapa Ratu Scratchrot terkubur di halaman belakang rumah, mengapa mereka tinggal di Acacia Avenue 13, asal-usul ditemukannya Patagonia (kelak menjadi tempat sekolah sihir tempat anak-anak Flood belajar), dan kelahiran anak-anak Flood, serta kenapa mereka berpenampilan agak, er, berbeda. Akhirnya, aku memfavoritkan 2 tokoh: Vessel, sang penasihat kerajaan, dan Valla, putera tertua keluaga Flood :p
Review lengkapnya bisa dilihat di:
http://bookquickies.wordpress.com/200... -
this book is awesome!!!
with tim burton-ish illustrations, wicked story, n d greatest thing is,it is RUDE!!!
walau gue suka banget sama harry potter,tetep aja seru baca buku yang kadang nyela dunia sempurna nya bocah berkacamata itu.
agak2 romeo n juliet ya sebenernya kisahnya nerlin dan mordonna itu...yang satu tukang sikat kakus, yang satunya putri raja.mana ada ratu yang punya affair sama ajudannya sendiri lagi...
pokoknya buku ini masuk kategori wajib baca!!! -
Origins!
A fun story of how the family came to be where they are and the birth of the children. It was full of adventure, fun and new characters. It does however leave you wondering how it has ended up staying the same for so many years. I will be interested to see where it goes from here given all of the dropped hints at further books and the chaos of their youngest being in a normal school. -
seperti biasa keluarga flood dengan segala sensasinya :D
ini adalah buku flood yang ke 6 yang sudah kubaca
tapi sayang ditempat peminjaman langgananku ga ada yang no 7 / selanjutnya :(
overall buku tentang keluarga flood sangat menarik -
I really would love to write more other than I was almost bent in half reading this. I really would love to. But at the moment I can't. Poor Belgians and geography teachers.
-
selalu suka humor bandelnya thomson...
dan puas ngeliat cara para bully dikerjain di buku ini.
anak baik jangan baca buku ini,ntar jadi bandel,wehehe... -
alternatif dalam membuat sebuah keluarga :D
-
friends are what we all just need
-
Aneh banget sich keluarga Flood ini....
-
This is a really different series! Recommended for all ages looking for a bit of funny horror, not bad horror, funny horror.
-
This is a really different series! Recommended for all ages looking for a bit of funny horror, not bad horror, funny horror.
-
i tink that tis book really funny and a great read
-
its halirios every child should read it.
-
I've no idea what to say about this book..
it's simply for kids but.. a bit disgusting.. it's funny tho, but still, disgusting.. *lol* -
FAVE EVER>
-
ffiona... bersabarlah dengan keluarga Flood